Skip to main content

Psikolog Zoya Amirin : Kuno Kalau Laki-laki Masalahkan Keperawanan

Masih ingatkah pada kasus mantan Bupati Garut (Jawa Barat) Aceng Fikri yang tiba-tiba menceraikan istri mudanya, dengan alasan istri mudanya yang berusia belasan tahun diduga tak perawan lagi saat melakukan malam pertama?

Psikolog seksual Zoya Amirin mengatakan, “Sebenarnya itu pemikiran yang kuno dan ketinggalan zaman kalau ada laki-laki yang mempermasalahkan tentang keperawanan perempuan.”

Pasalnya, ciri keperawanan bukan hanya dilihat dari pernah atau tidaknya seseorang berhubungan seksual. Zoya lantas memaparkan, selaput dara pada perempuan sifatnya sangat fleksibel. Bentuknya seperti jala.

Ketika terjadi penetrasi, jika si perempuan sudah sangat siap dan nyaman melakukan hubungan seksual, maka selaput dara yang seperti jala itu akan menyesuaikan diri dengan melonggarkan lubang pada jala-jalanya pada saat dimasuki pe***. "Dengan demikian, tidak akan ada perlukaan pada selaput dara itu.”

Sebaliknya, lanjut Zoya, jika si perempuan merasa tidak nyaman, terpaksa atau dipaksa, tidak tenang, dan tidak siap pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual, “Selaput daranya tidak siap dimasuki penis pada saat penetrasi, sehingga terjadi perlukaan. Itu mengapa pada beberapa kasus di malam pertama si perempuan mengeluarkan darah.”

Sering kali, lanjut Zoya, itulah yang dianggap sebagai ciri-ciri perempuan perawan. “Padahal itu salah kaprah. Sebenarnya, saat perempuan mengeluarkan darah di malam pertama, tandanya ia tidak siap saat berhubungan seksual."

"Sebaliknya, jika perempuan tak mengeluarkan darah di malam pertama, justru si prianya yang hebat, dong. Karena bisa membuat perempuannya nyaman dan siap saat berhubungan seksual,”papar Zoya lagi.

Oleh karena itu, Zoya mengharapkan, pemahaman tentang selaput dara dan keperawanan ini menjadi penting untuk diketahui oleh pria maupun perempuan, sehingga salah kaprah tentang keperawanan tidak terus dipelihara dan menjadi mitos yang menyesatkan

“Memangnya kalau perempuan tidak mengeluarkan darah di malam pertama, lantas perempuan itu sudah tidak perawan lagi? Lalu, menjadi aib seperti yang terjadi pada kasus Aceng Fikri? Pemahaman ini harus diluruskan agar pria-pria, terutama masih banyak di Indonesia, tidak terjebak pada mitos yang salah kaprah dan menyesatkan ini,” tegas Zoya.

Terpenting, kata Zoya, “Dari pada pusing memikirkan apakah seseorang masih perawan atau tidak, lebih baik memikirkan bagaimana masing-masing pasangan bisa saling menikmati dan memberi kepuasan pada saat berhubungan seksual, sehingga kualitas hubungan seksualnya menjadi lebih baik dari sebelumnya.” (Intan Y. Septiani/Tabloidnova.com)

Popular posts from this blog

Alamak! Bentuk Tim Independen, Jokowi Bikin Konflik KPK vs Polri Makin Rumit

Aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat tim independen untuk memediasi konflik KPK dan Polri bukan memberikan solusi, tetapi menambah polemik dan masalah menjadi rumit. "Pembentukan tim independen bukanlah solusi tapi akan membuat polemik ini makin kusut dan berliku," tegas dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Masnur Marzuki, kepada wartawan, Selasa (27/1). Menurutnya, terdapat beberapa alasan tim independen tak dibutuhkan. Pertama, belum ada dasar hukum yang jelas pembentukan tim tersebut apakah keppres atau dasar hukum teknis lainnya. "Karena bila tidak dibekali dasar hukum yang jelas, tim tidak akan efektif bekerja menggali fakta dan memanggil para pihak," katanya. Kedua, Presiden seperti tidak belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa selama ini pengelolaan negara menjadi tidak efektif karena terlalu banyak tim yang nomenklaturnya tidak jelas dan justru tumpang tindih dengan lembaga atau institusi yang

Contact

Kritik, saran atau pemasangan iklan bisa dikirim ke email maidany@gmail.com. Tulis di subjek : Kritik, Saran atau Iklan. Terima Kasih Redaksi

Dibalik Pemberhentian Jenderal Sutarman oleh Jokowi, Isu Jilbab Polwankah?

Publik banyak bertanya, mengapa dan alasan apa jenderal sutarman diberhentikan oleh jokowi sebelum masa pensiun nya pada bulan oktober 2015 sebuah tradisi yang lazim di tubuh kepolisian adalah pergantian jabatan kapolri berdasarkan masa akhir pengabdian sang pejabat kapolri yang mendekati masa pensiun semua, kecuali tentu diluar kisah tentang kapolri bimantoro yang diberhentikan presiden gus dur, tetapi akhirnya dipulihkan posisi nya oleh presiden megawati | #sejarah hampir semua berhenti dengan embel embel sudah memasuki masa pensiun alias habis masanya teringat kebiasaan dulu | penggantian kapolri oleh presiden | didahului oleh permintaan presiden kepada wanjati atau dewan jabatan tinggi polri untuk mengajukan nama terbaiknya sesuai masa angkatan yang ada (kaderisasi) saya tertarik pada surat yang dikirimkan oleh jokowi kepada DPR dengan hanya menuliskan memberhentikan dengan hormat jenderal sutarman dari jabatannya sebagai kepala kepolisian RI dulu, standa