Skip to main content

BG Gagal Jadi Kapolri Bukan Salah Jokowi Tapi Megawati-lah yang Salah


Gaya PDIP yang ngotot agar Budi Gunawan tetap dilantik menjadi Kapolri justru merugikan Budi Gunawan sendiri. Publik akan menilai Budi Gunawan sebagai partisan dan Polri akan dianggap sebagai polisi PDIP.

Demikian disampaikan Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Selestinus. Petrus pun menilai gagalnya Budi Gunawan menjadi Kapolri karena sikap Megawati Soekarnoputri dan PDIP yang tidak cerdas dan taktis bermain politik di wilayah terbuka.

"Seharusnya Megawati sadari bahwa Budi Gunawan bukanlah kader dan anggota PDIP yang harus terus diperjuangkan secara buta tuli, pokoke harus dilantik. Tetapi memang budaya kaderisasi di PDIP memang selalu menggunakan logika terbalik sepanjang PDIP dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri," ujarnya beberapa saat lalu (Selasa, 24/2).

Fakta-fakta di lapangan, lanjut Petrus, membuktikan bahwa banyak kader potensial PDIP yang ingin meraih kekuasaan malah tidak didukung penuh. Bahkan di antara mereka banyak yang dipecat dari keanggotaan partai.

"Karena itu yang harus diteliti mengapa Megawati lebih mendorong Budi Gunawan menjadi Kapolri dengan menabrak segala etika dan ukuran moral, bahkan membalikan akal sehat publik," demikian Petrus seperti dilansir Rmol.

Sepertinya taktik Jokowi berhasil membuat posisi Megawati semakin tersudut. Artinya, mengambangnya penyelesaikan konflik KPK vs Polri menjadi "berkah" tersendiri bagi Jokowi. Sekarang tak bisa di pungkiri bahwa banyak relawan Jokowi yang terus "serang" Megawati. Bahkan sampai ada gerakan menarik Jokowi dari PDIP dan Jokowi di suruh buat partai baru. Oh, mungkihkah? [sal]

Popular posts from this blog

Heboh, Foto Oknum Polisi Diduga Sedang Bagi Uang Hasil "Petak Umpet"

Foto dua orang oknum anggota polisi sibuk menghitung uang membuat heboh situs media sosial Facebook. Foto yang diposting pemilik akun Facebook Adm Motivasi itu ditautkan ke akun fanpage JOKOWI PRESIDEN KU dengan judul "Ayo Lagi Ngapain?" ini ternyata mendapat respon dari netizen lainnya. Foto hasil jepretan sembunyi-sembunyi (hidden camera) memperlihatkan dua orang polisi seperti memegang berlembar-lembar kertas warna merah seperti bentuk uang Rp 100 ribu. Tentunya berbagai komentar positif dan komentar negatif. Hingga kini foto tersebut mendapat 606 komentar serta like 1.288 orang. Berikut komentar di akun facebook: Harry Setiawan Rph: Kalau yg begini mah bkn fitnah. Hampir rata2 pengguna jalan raya mengalami,kalau yg namanya ketemu yg begini (POLISI). M Ridone: Ada ada saja tapi lucu..kan gk tau itu dwit apa berpikir positip sajalah. etiawan Jayadireja: Yang pasti takut ketahuan istrinya, di umpetin dikit? Ronymeong Rony: itung itung balikin modal dulu bro...

Usai Keluarkan Perpres Soal Kenaikan DP Mobil Pejabat, Nah Lho..Jokowi Bingung!

"Plin Plan pakdhe nih," tulis akun @ebritino  di Twitter terkait sikap Jokowi yang sepertinya kebingungan usai keluarkan Perpres No 39/2015. Ada pun Perpres tersebut mengatur soal kenaikan uang muka (DP) kendaraan mobil pejabat dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Sikap 'plin plan' Jokowi ini apa karena ada banyak protes dari publik atau ada faktor lain memang belum ada klarifikasi dari pihak Istana. Yang ada hanyalah Jokowi sebut akan mengecek ulang Perpres No 39/2015 tersebut. Dikutip laman Detik (5/4) , bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mengecek Perpres yang berisi kenaikan nilai uang muka pembelian mobil pejabat negara. Selain itu dirinya juga mengakui bahwa kebijakan itu tidak tepat dilakukan saat ini. "Saat ini bukan saat yang baik. Pertama karena kondisi ekonomi, kedua sisi keadilan, ketiga sisi (penghematan) BBM," tutur Jokowi setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dari kampung halamannya di Solo, Minggu (5/4

Awasi! Putri Indonesia 2015 "Ber-Palu Arit", PKI Sebarkan Racun Komunis di Kalangan Muda

Foto konyol Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri yang berpose memakai kaos bergambar simbol komunis ‘Palu Arit’, mengindikasikan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang menyebarkan ideologinya kepada kalangan anak muda. Pendapat itu disampaikan Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung, kepada intelijen (23/02). “Saat ini komunis Indonesia sedang menyebarkan ideologi di kalangan anak muda. Putri Indonesia 2015 bisa menjadi simbol untuk menarik kalangan muda,” tegas Alfian Tanjung. Kata Alfian, PKI sudah menyusupkan beberapa kadernya di partai politik. “Lihat saja kader mereka yang ada di partai politik dan DPR. Di PDIP ada Ribka Tjiptaning yang bangga menjadi anak PKI. Padahal PKI itu organisasi yang dilarang di Indonesia,” papar Alfian. Alfian mengingatkan, dalam kondisi bangsa Indonesia yang tidak jelas seperti ini, komunis sangat mudah masuk di kalangan generasi muda maupun rakyat. “Komunis itu pandai mempengaruhi orang. Jargon-jargon menguasai tanah milik negara,