Skip to main content

Waduh, Mendag Rachmat Gobel: Indonesia Belum Siap Hadapi MEA

Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan, Indonesia belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Pasalnya, menurut dia, Indonesia masih kurang percaya diri menghadapi MEA lantaran persiapan yang selama ini dilakukan belum maksimal.

"Setelah habis diskusi, saya kurang melihat implementasinya dari pada kesiapan kita. Di sini saya juga bertanya, apakah daerah juga sudah siap? Bagaimana mereka akan peham MEA 2015 dan bagaimana para pengusahanya?" ujar Rachmat dalam Forum Diskusi Terbatas Awal Tahun 2015 di Jakarta, Senin (23/2/2015)

Dia menilai, masih banyak pihak yang belum memiliki pemikiran sama soal MEA 2015. Pasar Indonesia selama ini, menurut Rachmat, belum bisa dikelola dengan baik oleh masyarakatnya. Bahkan, pemberian modal dan insentif kepada para pengusaha yang berinvestasi di Indonesia masih minim.

"Kalau kita bilang kita siap, kita lihat realitanya sekarang yang ternyata kita belum siap. Ditambah dengan posisi pasar Indonesia yang hanya dijadikan pasar saja oleh rakyatnya sendiri," imbuhnya.

Hal lainnya yang membuat pasar Indonesia kurang siap menghadapi MEA lantaran masih membanjirnya produk asing ke dalam negeri secara ilegal. Hal itu ditambah dengan tingginya minat masyarakat terhadap produk ilegal dibanding produk lokal.

"Misalnya, pakaian bekas ilegal sudah mampu mematikan industri kecil negara kita. Itu masalah besarnya. Jadi saya katakan kalau Indonesia belum bisa hadapi MEA 2015," pungkasnya. [Sindo]

Popular posts from this blog

Alamak! Bentuk Tim Independen, Jokowi Bikin Konflik KPK vs Polri Makin Rumit

Aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat tim independen untuk memediasi konflik KPK dan Polri bukan memberikan solusi, tetapi menambah polemik dan masalah menjadi rumit. "Pembentukan tim independen bukanlah solusi tapi akan membuat polemik ini makin kusut dan berliku," tegas dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Masnur Marzuki, kepada wartawan, Selasa (27/1). Menurutnya, terdapat beberapa alasan tim independen tak dibutuhkan. Pertama, belum ada dasar hukum yang jelas pembentukan tim tersebut apakah keppres atau dasar hukum teknis lainnya. "Karena bila tidak dibekali dasar hukum yang jelas, tim tidak akan efektif bekerja menggali fakta dan memanggil para pihak," katanya. Kedua, Presiden seperti tidak belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa selama ini pengelolaan negara menjadi tidak efektif karena terlalu banyak tim yang nomenklaturnya tidak jelas dan justru tumpang tindih dengan lembaga atau institusi yang

Contact

Kritik, saran atau pemasangan iklan bisa dikirim ke email maidany@gmail.com. Tulis di subjek : Kritik, Saran atau Iklan. Terima Kasih Redaksi

Dibalik Pemberhentian Jenderal Sutarman oleh Jokowi, Isu Jilbab Polwankah?

Publik banyak bertanya, mengapa dan alasan apa jenderal sutarman diberhentikan oleh jokowi sebelum masa pensiun nya pada bulan oktober 2015 sebuah tradisi yang lazim di tubuh kepolisian adalah pergantian jabatan kapolri berdasarkan masa akhir pengabdian sang pejabat kapolri yang mendekati masa pensiun semua, kecuali tentu diluar kisah tentang kapolri bimantoro yang diberhentikan presiden gus dur, tetapi akhirnya dipulihkan posisi nya oleh presiden megawati | #sejarah hampir semua berhenti dengan embel embel sudah memasuki masa pensiun alias habis masanya teringat kebiasaan dulu | penggantian kapolri oleh presiden | didahului oleh permintaan presiden kepada wanjati atau dewan jabatan tinggi polri untuk mengajukan nama terbaiknya sesuai masa angkatan yang ada (kaderisasi) saya tertarik pada surat yang dikirimkan oleh jokowi kepada DPR dengan hanya menuliskan memberhentikan dengan hormat jenderal sutarman dari jabatannya sebagai kepala kepolisian RI dulu, standa