Skip to main content

Sungguh Tragis! DPRD DKI Jakarta Hadiahi 100 Hari Ahok Dengan Pemakzulan


Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaya Purnama akan memasuki 100 hari masa kerjanya pada Kamis (26/2) esok. Tepat di hari itu pula DPRD DKI menggelar sidang perdana paripurna hak angket untuk Ahok terkait skandal APBD 2015 ‘ilegal’.

“Ini bagian dari hadiah. Paripurna Hak Angket ini bersamaan dengan 100 hari Ahok, mungkin sudah jalan Tuhan” ujar Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M. Taufik.

Menanggapi kinerja Ahok selama menjabat sebagai DKI-1, politisi Partai Gerindra ini mengatakan bahwa sepanjang sejarah ibukota, tahun 2014 adalah yang paling rendah.

“Kalau saya bilang 2014 nggak ada kerjaan. Selain karena serapan (APBD) rendah. Sepanjang sejarah Ibu Kota, tahun 2014 terendah,” sambung Taufik di Gedung DPRD, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (25/2/15).

“Belum ada kerjaan, baru cerita dan marah. APBD sudah ketok palu, bagaimana paniknya eksekutif sehingga pakai anggaran 2014,” lanjutnya.

Menurutnya jika berkaca dari PP Nomor 58 Tahun 2005 Pasal 46 ayat 1, maka eksekutif tidak lagi dapat menggunakan sisa APBD 2014. Sebab APBD untuk 2015 sudah ketok palu antara Pemprov DKI Jakarta dan DPRD, Selasa (27/1) lalu.

“Manakala eksekutif dan legislatif tidak ada kesepakatan dalam pembahasan APBD, maka eksekutif dapat menggunakan anggaran belanja tertinggi tahun sebelumnya. Pertanyaannya, ini kan sudah diketok palu berarti pasal itu nggak berlaku,” kata politisi Gerindra tersebut.

“100 hari belum kerja, marah saja. Gubernur sebelumnya (Jokowi) kerja, kerja, kerja. Hehe,” tutupnya dalam laman detik.com.

Sebagaimana diketahui, Ahok diresmikan menjadi gubernur oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI melalui sidang paripurna istimewa pada 14 November 2014 lalu. Kemudian Ahok dilantik oleh Jokowi yang menjadi Presiden RI ke-7 di Istana Merdeka pada 19 November.

DPRD DKI Jakarta Solid Makzulkan Ahok

Derasnya gelombang pemakzulan Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama dari jabatan Gubernur DKI Jakarta makin menguat. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik menyatakan, bahwa dukungan untuk Hak Angket makin bulat, dan sudah 95 persen anggota dewan solid untuk makzulkan Ahok, jadi tak ada pilihan bagi Ahok selain menghadapi pemakzulan.

Sebab, pengajuan hak angket sudah tidak mungkin dibatalkan mengingat sudah 97 anggota dari 106 anggota DPRD DKI yang menandatangani persetujuan untuk penggunaan hak angket.

“Seluruh anggota sudah tanda tangan, termasuk fraksi PKB yang sebelumnya menyatakan netral,” ujar Taufik, Rabu (25/02/15).

Hak angket akan ditentukan dalam Rapat Paripurna yang akan digelar besok, Kamis (26/02/15) di Gedung DPRD DKI Jakarta.

DPRD DKI terpaksa menggunakan hak angket untuk menyelesaikan kisruh rancangan APBD DKI 2015 setelah ada ketidaksesuaian isi draf APBD yang diajukan Pemprov DKI ke Kemendagri dengan isi draf hasil kesepakatan bersama DPRD.


Jika nantinya hak angket digunakan, maka secara otomatis Ahok telah dimakzulkan untuk proses penyelidikan oleh DPRD DKI Jakarta. [SuaraJKT]

Popular posts from this blog

Heboh, Foto Oknum Polisi Diduga Sedang Bagi Uang Hasil "Petak Umpet"

Foto dua orang oknum anggota polisi sibuk menghitung uang membuat heboh situs media sosial Facebook. Foto yang diposting pemilik akun Facebook Adm Motivasi itu ditautkan ke akun fanpage JOKOWI PRESIDEN KU dengan judul "Ayo Lagi Ngapain?" ini ternyata mendapat respon dari netizen lainnya. Foto hasil jepretan sembunyi-sembunyi (hidden camera) memperlihatkan dua orang polisi seperti memegang berlembar-lembar kertas warna merah seperti bentuk uang Rp 100 ribu. Tentunya berbagai komentar positif dan komentar negatif. Hingga kini foto tersebut mendapat 606 komentar serta like 1.288 orang. Berikut komentar di akun facebook: Harry Setiawan Rph: Kalau yg begini mah bkn fitnah. Hampir rata2 pengguna jalan raya mengalami,kalau yg namanya ketemu yg begini (POLISI). M Ridone: Ada ada saja tapi lucu..kan gk tau itu dwit apa berpikir positip sajalah. etiawan Jayadireja: Yang pasti takut ketahuan istrinya, di umpetin dikit? Ronymeong Rony: itung itung balikin modal dulu bro...

Usai Keluarkan Perpres Soal Kenaikan DP Mobil Pejabat, Nah Lho..Jokowi Bingung!

"Plin Plan pakdhe nih," tulis akun @ebritino  di Twitter terkait sikap Jokowi yang sepertinya kebingungan usai keluarkan Perpres No 39/2015. Ada pun Perpres tersebut mengatur soal kenaikan uang muka (DP) kendaraan mobil pejabat dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Sikap 'plin plan' Jokowi ini apa karena ada banyak protes dari publik atau ada faktor lain memang belum ada klarifikasi dari pihak Istana. Yang ada hanyalah Jokowi sebut akan mengecek ulang Perpres No 39/2015 tersebut. Dikutip laman Detik (5/4) , bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mengecek Perpres yang berisi kenaikan nilai uang muka pembelian mobil pejabat negara. Selain itu dirinya juga mengakui bahwa kebijakan itu tidak tepat dilakukan saat ini. "Saat ini bukan saat yang baik. Pertama karena kondisi ekonomi, kedua sisi keadilan, ketiga sisi (penghematan) BBM," tutur Jokowi setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dari kampung halamannya di Solo, Minggu (5/4

Awasi! Putri Indonesia 2015 "Ber-Palu Arit", PKI Sebarkan Racun Komunis di Kalangan Muda

Foto konyol Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri yang berpose memakai kaos bergambar simbol komunis ‘Palu Arit’, mengindikasikan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang menyebarkan ideologinya kepada kalangan anak muda. Pendapat itu disampaikan Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung, kepada intelijen (23/02). “Saat ini komunis Indonesia sedang menyebarkan ideologi di kalangan anak muda. Putri Indonesia 2015 bisa menjadi simbol untuk menarik kalangan muda,” tegas Alfian Tanjung. Kata Alfian, PKI sudah menyusupkan beberapa kadernya di partai politik. “Lihat saja kader mereka yang ada di partai politik dan DPR. Di PDIP ada Ribka Tjiptaning yang bangga menjadi anak PKI. Padahal PKI itu organisasi yang dilarang di Indonesia,” papar Alfian. Alfian mengingatkan, dalam kondisi bangsa Indonesia yang tidak jelas seperti ini, komunis sangat mudah masuk di kalangan generasi muda maupun rakyat. “Komunis itu pandai mempengaruhi orang. Jargon-jargon menguasai tanah milik negara,