Skip to main content

Dana Siluman Tahun 2014, Kenapa Ahok Baru Ribut Sekarang? Nunggu Titah Jokowi Rupanya

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membeberkan anggaran siluman dalam APBD DKI 2014. Hal ini dinilai sebagai balasan terhadap hak angket yang digulirkan oleh DPRD DKI pada Kamis (27/2) lalu.

Yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa kisruh APBD 2014 baru dikeluarkan hari ini. Padahal, Ahok sudah menjabat sebagai petinggi di DKI sejak akhir 2012 lalu. Saat dikonfirmasi, Ahok mengaku mendapat arahan dari Joko Widodo agar menunggu akhir 2014 berlalu baru menyelidiki persoalan dalam APBD tahun sebelumnya.

"Saya dengan sabar nunggu begitu saya lapor Pak Jokowi saya dibilang tunggu saja dia nggak ada satuan sampai selesai 2014," ujarnya Jumat (27/2).

Setelah tahun anggaran 2014 berlalu, Ahok mengaku langsung menerapkan sistem e-budgeting. Hasilnya banyak anggaran siluman yang muncul tahun 2015 ini. Salah satu temuan Ahok adalah pengadaan  Uninterruptible Power Supply (UPS) disejumlah sekolah di Jakarta.

Kata Ahok, saat Jokowi masih menjabat sebagai gubernur di Jakarta tahun 2014 lalu, ia pernah menganjurkan agar sistem anggaran DKI menggunakan e-budgeting. Namun saat itu Jokowi tidak yakin bisa menerapkan sistem itu karena ada lebih dari 20 ribu item mata anggaran yang harus diselidiki satu per satu.

"Pak Jokowi bilang nggak mungkin karena ada 20 ribu hingga 70 ribu item produk," jelasnya.

Ahok menjelaskan saat itu Jokowi khawatir PNS DKI merasa terbebani mengisi e-budgeting. Apalagi dia tahu bila banyak pegawai DKI hingga tingkat suku dinas (sudin) yang ikut bermain curang dalam penyusunan APBD.

"Apalagi ada sudin yang juga ikut main atau juga PNS. Kita takut ketika dipaksa untuk mengisi. Selama ini kan kita disodori oknum DPRD siapapun terpaksa harus ngisi. Setelah ada e-budgeting mereka (DPRD) tidak bisa mengisi," katanya. [rmol]

Popular posts from this blog

Alamak! Bentuk Tim Independen, Jokowi Bikin Konflik KPK vs Polri Makin Rumit

Aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat tim independen untuk memediasi konflik KPK dan Polri bukan memberikan solusi, tetapi menambah polemik dan masalah menjadi rumit. "Pembentukan tim independen bukanlah solusi tapi akan membuat polemik ini makin kusut dan berliku," tegas dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Masnur Marzuki, kepada wartawan, Selasa (27/1). Menurutnya, terdapat beberapa alasan tim independen tak dibutuhkan. Pertama, belum ada dasar hukum yang jelas pembentukan tim tersebut apakah keppres atau dasar hukum teknis lainnya. "Karena bila tidak dibekali dasar hukum yang jelas, tim tidak akan efektif bekerja menggali fakta dan memanggil para pihak," katanya. Kedua, Presiden seperti tidak belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa selama ini pengelolaan negara menjadi tidak efektif karena terlalu banyak tim yang nomenklaturnya tidak jelas dan justru tumpang tindih dengan lembaga atau institusi yang

Contact

Kritik, saran atau pemasangan iklan bisa dikirim ke email maidany@gmail.com. Tulis di subjek : Kritik, Saran atau Iklan. Terima Kasih Redaksi

Dibalik Pemberhentian Jenderal Sutarman oleh Jokowi, Isu Jilbab Polwankah?

Publik banyak bertanya, mengapa dan alasan apa jenderal sutarman diberhentikan oleh jokowi sebelum masa pensiun nya pada bulan oktober 2015 sebuah tradisi yang lazim di tubuh kepolisian adalah pergantian jabatan kapolri berdasarkan masa akhir pengabdian sang pejabat kapolri yang mendekati masa pensiun semua, kecuali tentu diluar kisah tentang kapolri bimantoro yang diberhentikan presiden gus dur, tetapi akhirnya dipulihkan posisi nya oleh presiden megawati | #sejarah hampir semua berhenti dengan embel embel sudah memasuki masa pensiun alias habis masanya teringat kebiasaan dulu | penggantian kapolri oleh presiden | didahului oleh permintaan presiden kepada wanjati atau dewan jabatan tinggi polri untuk mengajukan nama terbaiknya sesuai masa angkatan yang ada (kaderisasi) saya tertarik pada surat yang dikirimkan oleh jokowi kepada DPR dengan hanya menuliskan memberhentikan dengan hormat jenderal sutarman dari jabatannya sebagai kepala kepolisian RI dulu, standa