Skip to main content

Wah tak Sabar! Meluas, Gerakan Masyarakat Jakarta Cabut Mandat Ahok 'Masuk' DPRD


Gerakan "Masyarakat Jakarta Cabut Mandat Gubernur DKI Jakarta" semakin meluas.

Setelah sebelumnya penandatanganan massal di kain putih digelar di arena Car Free Day (CFD) Jakarta, (Minggu, 22/2), hari ini para penggagas gerakan tersebut menyambangi gedung DPRD DKI Jakarta

Pada pukul 12.00 WIB nanti (Rabu, 25/2), Tim yang digawangi Gea Hermansyah, Arief, dan Laode Kamaludin akan meminta seluruh anggota Dewan menandatangani petisi tersebut.

"Kami sekaligus akan bentuk posko di DPRD mengawal hak angket agar Dewan yang terhormat tidak masuk angin," ujar Gea dalam keterangannya.

Mereka juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk hadir di gedung DPRD DKI Jakarta pada Sidang Paripurna DPRD besok. Karena anggota Dewan akan mengajukan secara resmi hak angket terhadap Gubernur yang akrab disapa Ahok tersebut terkait persoalan APBD 2015.

"Dukungan dari semua pihak adalah sebuah bentuk perjuangan kita bersama dalam melawan kepemimpinan Ahok yang kami anggap diktaktor serta melupakan etika dan arogansinya dalam memimpin Ibukota Negara," imbuhnya.

Aksi Masyarakat Jakarta Cabut Mandat Gubernur DKI Jakarta ini didasari sikap Ahok yang sudah banyak mengeluarkan kebijakan merugikan masyarakat. Di antaranya pelarangan sepeda motor di Jalan Thamrin, penggusuran tanpa uang kerohiman, mega proyek reklamasi pantai Pluit City.

Selain itu, Ahok juga menabrak PP 58/2005 tentang prosedur penyelenggaraan APBD. Di dalam program pembangunan, Ahok kerap kali membuat keresahan dengan sikap arogansi dan egoisnya, demikian di lansir dari laman Rmol.

DPRD Jangan 'Selingkuh' dengan Ahok

Sebelumnya, di kabarkan media online, gerakan "Masyarakat Jakarta Cabut Mandat Gubernur DKI Jakarta" meminta antara DPRD dan Eksekutif DKI Jakarta tidak terjadi perselingkungan politik. Harga mati Ahok harus di makzulkan segera.

Seperti dilansir Pribuminews, bahwa Direktur JMN Masnur Marzuki menilai, sikap Ahok sudah keterlaluan dengan tidak beriktikad baik mewujudkan prinsip negara hukum dan tata kelola pemerintahan yang baik. Untuk itu, dia mendesak DPRD bersikap tegas dengan menggulirkan hak angket atau interpelasi terhadap Ahok.  “Publik sudah gerah dengan tindakan Ahok ini. Sekali angket diputuskan, tak boleh mundur selangkah pun, apalagi jadi perselingkuhan politik antara eksekutif dan legislatif,” kata dosen hukum tata negara di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu.

Dan biasanya, kalau di landa masalah, Ahok selalu mengadu kepada Jokowi. Namun untuk ancaman pemakzulan ini sepertinya Gubernur yang suka marah - marah itu belum mengadu kepada Jokowi.

Perlu di ketahui berdasarkan update terbaru, bahwa kekuatan parlemen DRPD Jakarta semakin mengkristal dimana PKS dan PDIP bersatu untuk "lengserkan" Ahok.

Di sampaikan Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, mengatakan sudah ada 95 anggotanya yang menandatangi persetujuan melakukan hak angket kepada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama terkait kisruh APBD 2015. Ini berarti sudah 90% dari 106 jumlah anggota DPRD periode 2014-2019.

Prasetyo juga mengaku telah mengantongi nama susunan panitia. Pras sapaan Prasetyo memberi sedikit bocoran nama ketua panitia dan wakil.

"Sudah ada, Pak Sani (Triwisaksana, F-PKS) dan Pak Jhonny (Jhonny Simanjuntak, Ketua Fraksi PDI-P) yang jadi ketua tim, nanti siapa anggotanya akan ditunjuk fraksi-fraksi nantinya," ujar Pras di Balai Kota, Selasa, 24 Februari 2015, dilansir VIVAnews.

Pras juga menyatakan, akan mengadakan rapat pimpinan terlebih dahulu dengan dewan setelah itu baru menyusun kepanitiaan.

Wah, bagi yang benci dengan Ahok, sekaranglah waktunya untuk melampiaskan aspirasinya. Apa masih ada orang yang mau bela Ahok? [sal]

Popular posts from this blog

Heboh, Foto Oknum Polisi Diduga Sedang Bagi Uang Hasil "Petak Umpet"

Foto dua orang oknum anggota polisi sibuk menghitung uang membuat heboh situs media sosial Facebook. Foto yang diposting pemilik akun Facebook Adm Motivasi itu ditautkan ke akun fanpage JOKOWI PRESIDEN KU dengan judul "Ayo Lagi Ngapain?" ini ternyata mendapat respon dari netizen lainnya. Foto hasil jepretan sembunyi-sembunyi (hidden camera) memperlihatkan dua orang polisi seperti memegang berlembar-lembar kertas warna merah seperti bentuk uang Rp 100 ribu. Tentunya berbagai komentar positif dan komentar negatif. Hingga kini foto tersebut mendapat 606 komentar serta like 1.288 orang. Berikut komentar di akun facebook: Harry Setiawan Rph: Kalau yg begini mah bkn fitnah. Hampir rata2 pengguna jalan raya mengalami,kalau yg namanya ketemu yg begini (POLISI). M Ridone: Ada ada saja tapi lucu..kan gk tau itu dwit apa berpikir positip sajalah. etiawan Jayadireja: Yang pasti takut ketahuan istrinya, di umpetin dikit? Ronymeong Rony: itung itung balikin modal dulu bro...

Usai Keluarkan Perpres Soal Kenaikan DP Mobil Pejabat, Nah Lho..Jokowi Bingung!

"Plin Plan pakdhe nih," tulis akun @ebritino  di Twitter terkait sikap Jokowi yang sepertinya kebingungan usai keluarkan Perpres No 39/2015. Ada pun Perpres tersebut mengatur soal kenaikan uang muka (DP) kendaraan mobil pejabat dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Sikap 'plin plan' Jokowi ini apa karena ada banyak protes dari publik atau ada faktor lain memang belum ada klarifikasi dari pihak Istana. Yang ada hanyalah Jokowi sebut akan mengecek ulang Perpres No 39/2015 tersebut. Dikutip laman Detik (5/4) , bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mengecek Perpres yang berisi kenaikan nilai uang muka pembelian mobil pejabat negara. Selain itu dirinya juga mengakui bahwa kebijakan itu tidak tepat dilakukan saat ini. "Saat ini bukan saat yang baik. Pertama karena kondisi ekonomi, kedua sisi keadilan, ketiga sisi (penghematan) BBM," tutur Jokowi setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dari kampung halamannya di Solo, Minggu (5/4

Awasi! Putri Indonesia 2015 "Ber-Palu Arit", PKI Sebarkan Racun Komunis di Kalangan Muda

Foto konyol Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri yang berpose memakai kaos bergambar simbol komunis ‘Palu Arit’, mengindikasikan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang menyebarkan ideologinya kepada kalangan anak muda. Pendapat itu disampaikan Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung, kepada intelijen (23/02). “Saat ini komunis Indonesia sedang menyebarkan ideologi di kalangan anak muda. Putri Indonesia 2015 bisa menjadi simbol untuk menarik kalangan muda,” tegas Alfian Tanjung. Kata Alfian, PKI sudah menyusupkan beberapa kadernya di partai politik. “Lihat saja kader mereka yang ada di partai politik dan DPR. Di PDIP ada Ribka Tjiptaning yang bangga menjadi anak PKI. Padahal PKI itu organisasi yang dilarang di Indonesia,” papar Alfian. Alfian mengingatkan, dalam kondisi bangsa Indonesia yang tidak jelas seperti ini, komunis sangat mudah masuk di kalangan generasi muda maupun rakyat. “Komunis itu pandai mempengaruhi orang. Jargon-jargon menguasai tanah milik negara,