Tak berhenti labelisasi presiden terlemah terhadap Jokowi menjadi penguatan bahwa Indonesia sedang di landa masalah serius. Bagaimana bisa, Indonesia bisa maju jika panglima tertinggi negaranya cuma begitu adanya, jauh dari sosok ideal. Rakyat kembali jadi korban. Wajar jika musisi Iwan Fals punya rasa khawatir Jokowi bisa tunaikan janji - janjinya kepada rakyat. Ya, sebenarnya bang Iwan tak perlu khawatir, karena sudah terbukti, bukan?
Sebuah laman Rmol mengabarkan, bahwa bangsa Indonesia dianggap sedang berada pada fase tersulit dalam sejarah kepemimpinan. Sebagai pemimpin baru hasil Pilpres 2014, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih belum bisa menyaingi kualitas kepemimpinan presiden-presiden sebelumnya.
Demikian disampaikan pengamat politik Said Salahuddin dalam diskusi bertema 'Api Dalam Sekam Istana' yang digelar di kawasan Menteng, Jakarta (Jumat, 27/2).
"Kalau sekarang muncul anggapan bahwa kita punya presiden terlemah itu memang benar. Karena dalam sejarah Indonesia kita punya presiden terlemah," ujarnya.
Indikasinya, kata Said, Jokowi lamban dalam setiap pengambilan keputusan. Akibat terlalu banyak diintervensi oleh partai politik pendukung dalam barisan Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
Belum terwujudnya visi misi Nawacita sebagaimana yang digembar-gemborkan di kampanye Pilpres 2014 menjadi indikator lain kelemahan Jokowi sebagai seorang pemimpin.
Lebih dari itu, aksi bagi-bagi kursi menteri dan penempatan sosok yang kurang berkompeten dalam kabinet memperlihatkan adanya kekuatan besar pengendali Jokowi.
"Awalnya kita harapkan Jokowi punya visi misi Nawacita, tapi sama sekali belum terlihat. Apa yang dituduhkan orang terhadap Jokowi bahwa dia presiden boneka kini perlahan mulai terlihat," jelas Said yang juga direktur eksekutif Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma). [sal]
Sebuah laman Rmol mengabarkan, bahwa bangsa Indonesia dianggap sedang berada pada fase tersulit dalam sejarah kepemimpinan. Sebagai pemimpin baru hasil Pilpres 2014, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih belum bisa menyaingi kualitas kepemimpinan presiden-presiden sebelumnya.
Demikian disampaikan pengamat politik Said Salahuddin dalam diskusi bertema 'Api Dalam Sekam Istana' yang digelar di kawasan Menteng, Jakarta (Jumat, 27/2).
"Kalau sekarang muncul anggapan bahwa kita punya presiden terlemah itu memang benar. Karena dalam sejarah Indonesia kita punya presiden terlemah," ujarnya.
Indikasinya, kata Said, Jokowi lamban dalam setiap pengambilan keputusan. Akibat terlalu banyak diintervensi oleh partai politik pendukung dalam barisan Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
Belum terwujudnya visi misi Nawacita sebagaimana yang digembar-gemborkan di kampanye Pilpres 2014 menjadi indikator lain kelemahan Jokowi sebagai seorang pemimpin.
Lebih dari itu, aksi bagi-bagi kursi menteri dan penempatan sosok yang kurang berkompeten dalam kabinet memperlihatkan adanya kekuatan besar pengendali Jokowi.
"Awalnya kita harapkan Jokowi punya visi misi Nawacita, tapi sama sekali belum terlihat. Apa yang dituduhkan orang terhadap Jokowi bahwa dia presiden boneka kini perlahan mulai terlihat," jelas Said yang juga direktur eksekutif Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma). [sal]