Skip to main content

Jika Tak Serius, Hak Angket tuk Ahok Bisa Jadi Bumerang Bagi DPRD

Pengamat politik Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Yusuf Wibisono menyatakan, hak angket yang tengah digulirkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta kepada Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2015 bisa menjadi bumerang.

"Kalau hak angket itu nantinya pupus di tengah jalan, maka apresiasi publik, khususnya warga Jakarta kepada dewan akan merosot," ujarnya di Jakarta, Senin (23/2/2015).

Pemerhati politik yang akarab disapa Ucup ini beralasan, konisi tersebut bisa saja terjadi lantaran dewan kerap melontarkan wacana mengusung interpelasi hingga angket terhadap kebijakan Ahok. Namun, semua pernyataan yang didengung-dengungkan itu tak terealisasi.

"Misalnya seperti mewacanakan mengajukan interpelasi kepada Ahok menyangkut rendahnya penyerapan APBD 2014. Tapi sampai sekarang, enggak ada realisasinya kan?" ketus dia.

Menurut Ucup, tindakan politikus Kebon Sirih itu menunjukkan dewan tak memprioritaskan kepentingan pribadi dan golongan, dibandingkan aspirasi masyarakat.

"Sehingga yang terkesan, mereka memudahkan segala-galanya. Interpelasi hingga pemakzulan ini bukan lagi bermakna kinerja, pengawasan. Tapi, menjadi mainan dewan saja," ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, DPRD DKI Jakarta rencanan akan menggelar Rapat Paripurna pada Selasa (24/2) besok, dalam rangka mengesahkan panitia Hak Angket untuk menggulingkan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik mengatakan, hingga saat ini tandatangan anggota dewan sebagai persetujuan penggunaan Hak Angket sudah mencapai 75 persen dengan perwakilan delapan fraksi. Artinya, syarat pengajuan Hak angket yang isinya harus disetujui minimal 15 persen anggota dewan dengan dua fraksi sudah terpenuhi.

"Jumat (20/2) kami sudah lakukan Rapat Pimpinan. Ketua panitia Hak angket sudah disetujui, yakni Pak Jhony Simanjuntak. Kemungkinan besar, rapat Paripurna pengesahan panitia dan ketua Hak angket akan dilakukan Selasa (24/2) besok," kata Muhammad Taufik. [hanter]

Popular posts from this blog

Heboh, Foto Oknum Polisi Diduga Sedang Bagi Uang Hasil "Petak Umpet"

Foto dua orang oknum anggota polisi sibuk menghitung uang membuat heboh situs media sosial Facebook. Foto yang diposting pemilik akun Facebook Adm Motivasi itu ditautkan ke akun fanpage JOKOWI PRESIDEN KU dengan judul "Ayo Lagi Ngapain?" ini ternyata mendapat respon dari netizen lainnya. Foto hasil jepretan sembunyi-sembunyi (hidden camera) memperlihatkan dua orang polisi seperti memegang berlembar-lembar kertas warna merah seperti bentuk uang Rp 100 ribu. Tentunya berbagai komentar positif dan komentar negatif. Hingga kini foto tersebut mendapat 606 komentar serta like 1.288 orang. Berikut komentar di akun facebook: Harry Setiawan Rph: Kalau yg begini mah bkn fitnah. Hampir rata2 pengguna jalan raya mengalami,kalau yg namanya ketemu yg begini (POLISI). M Ridone: Ada ada saja tapi lucu..kan gk tau itu dwit apa berpikir positip sajalah. etiawan Jayadireja: Yang pasti takut ketahuan istrinya, di umpetin dikit? Ronymeong Rony: itung itung balikin modal dulu bro...

Usai Keluarkan Perpres Soal Kenaikan DP Mobil Pejabat, Nah Lho..Jokowi Bingung!

"Plin Plan pakdhe nih," tulis akun @ebritino  di Twitter terkait sikap Jokowi yang sepertinya kebingungan usai keluarkan Perpres No 39/2015. Ada pun Perpres tersebut mengatur soal kenaikan uang muka (DP) kendaraan mobil pejabat dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Sikap 'plin plan' Jokowi ini apa karena ada banyak protes dari publik atau ada faktor lain memang belum ada klarifikasi dari pihak Istana. Yang ada hanyalah Jokowi sebut akan mengecek ulang Perpres No 39/2015 tersebut. Dikutip laman Detik (5/4) , bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mengecek Perpres yang berisi kenaikan nilai uang muka pembelian mobil pejabat negara. Selain itu dirinya juga mengakui bahwa kebijakan itu tidak tepat dilakukan saat ini. "Saat ini bukan saat yang baik. Pertama karena kondisi ekonomi, kedua sisi keadilan, ketiga sisi (penghematan) BBM," tutur Jokowi setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dari kampung halamannya di Solo, Minggu (5/4

Awasi! Putri Indonesia 2015 "Ber-Palu Arit", PKI Sebarkan Racun Komunis di Kalangan Muda

Foto konyol Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri yang berpose memakai kaos bergambar simbol komunis ‘Palu Arit’, mengindikasikan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang menyebarkan ideologinya kepada kalangan anak muda. Pendapat itu disampaikan Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung, kepada intelijen (23/02). “Saat ini komunis Indonesia sedang menyebarkan ideologi di kalangan anak muda. Putri Indonesia 2015 bisa menjadi simbol untuk menarik kalangan muda,” tegas Alfian Tanjung. Kata Alfian, PKI sudah menyusupkan beberapa kadernya di partai politik. “Lihat saja kader mereka yang ada di partai politik dan DPR. Di PDIP ada Ribka Tjiptaning yang bangga menjadi anak PKI. Padahal PKI itu organisasi yang dilarang di Indonesia,” papar Alfian. Alfian mengingatkan, dalam kondisi bangsa Indonesia yang tidak jelas seperti ini, komunis sangat mudah masuk di kalangan generasi muda maupun rakyat. “Komunis itu pandai mempengaruhi orang. Jargon-jargon menguasai tanah milik negara,