Skip to main content

Panik! Usai Salahkan DPRD, Ahok Justru Menyalahkan PNS DKI

Sepertinya Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama semakin panik setelah 106 anggota DPRD DKI Jakarta secara bulat menyetujui Hak Angket atas pelanggaran konstitusi yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta itu. Alih-alih fokus pada skandal APBD 2015 ‘bodong’ yang sedang dipermasalahkan dewan, Ahok malah membuka cerita lama soal anggaran ‘siluman’ di Dinas Pendidikan tahun anggaran 2014.

Padahal Hak Angket yang digulirkan oleh DPRD DKI adalah terkait dengan kejanggalan prosedural di APBD 2015, mengapa Ahok malah mengancam akan membeberkan korupsi dalam APBD 2014? Karena Ketua DPRD DKI dan Kepala Dinas Pendidikan yang bertanggungjawab untuk pembahasan dan penyusunan dua anggaran tersebut berbeda.

Untuk APBD 2014, Ketua DPRD DKI yang menjabat saat itu adalah Ferrial Sofyan dari Partai Demokrat. Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan yang menjabat saat itu ada 2, yakni Taufik Yudi Mulyanto dan Lasro Marbun. Lasro menggantikan Taufik yang dicopot dari jabatannya Februari 2014 lalu.

Kepala Dinas Pendidikan tahun 2014, Taufik Yudi Mulyanto: “Ahok Kasih Anggaran Palsu ke Kemendagri!”

Terkait dengan hal tersebut, mantan Kepala Dinas Pendidikan tahun 2014 Taufik Yudi Mulyanto menanggapi dengan tenang.

“Santai saja. Siapapun bisa lapor kok. Tetangga gue aja bisa laporin gue juga,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (27/2) sore.

Taufik yang saat ini menjadi salah satu anggota Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) juga mengaku tidak gentar dengan keputusan Ahok. Ia mengingatkan Ahok agar tidak lupa dengan kasus kisruh APBD DKI 2015 saat ini.

“Nggak ada ketakutan sama sekali. Lah Ahok ngasihin anggaran palsu ke Kemendagri,” katanya.

Taufik sendiri mengaku tengah menunggu hasil paripurna hak angket yang digulirkan DPRD. Hasil hak angket yang akan menentukan sikapnya seperti apa terhadap Ahok nantinya. “Nggak niat laporin balik. Lihat saja hasil angket nanti,” tukasnya dalam RMOL.

Ditempat terpisah Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M. Taufik mengatakan bahwa apa yang dilaporkan Ahok pada KPK tentang ‘uang siluman’ itu adalah hal yang berbeda dengan apa yang dipermasalahkan oleh dewan.

“Silahkan aja Ahok melaporkan ke KPK tentang penggunaan anggaran di Dinas Pendidikan pada tahun 2014, karena hal itu gak ada kaitannya dengan materi Hak Angket yang sudah disetujui secara bulat oleh dewan, gak usah panik lah!” Sindir Taufik disela-sela dialog di Studio JakTV malam ini, Kamis (27/02). [suarajakarta]

Popular posts from this blog

Heboh, Foto Oknum Polisi Diduga Sedang Bagi Uang Hasil "Petak Umpet"

Foto dua orang oknum anggota polisi sibuk menghitung uang membuat heboh situs media sosial Facebook. Foto yang diposting pemilik akun Facebook Adm Motivasi itu ditautkan ke akun fanpage JOKOWI PRESIDEN KU dengan judul "Ayo Lagi Ngapain?" ini ternyata mendapat respon dari netizen lainnya. Foto hasil jepretan sembunyi-sembunyi (hidden camera) memperlihatkan dua orang polisi seperti memegang berlembar-lembar kertas warna merah seperti bentuk uang Rp 100 ribu. Tentunya berbagai komentar positif dan komentar negatif. Hingga kini foto tersebut mendapat 606 komentar serta like 1.288 orang. Berikut komentar di akun facebook: Harry Setiawan Rph: Kalau yg begini mah bkn fitnah. Hampir rata2 pengguna jalan raya mengalami,kalau yg namanya ketemu yg begini (POLISI). M Ridone: Ada ada saja tapi lucu..kan gk tau itu dwit apa berpikir positip sajalah. etiawan Jayadireja: Yang pasti takut ketahuan istrinya, di umpetin dikit? Ronymeong Rony: itung itung balikin modal dulu bro...

Usai Keluarkan Perpres Soal Kenaikan DP Mobil Pejabat, Nah Lho..Jokowi Bingung!

"Plin Plan pakdhe nih," tulis akun @ebritino  di Twitter terkait sikap Jokowi yang sepertinya kebingungan usai keluarkan Perpres No 39/2015. Ada pun Perpres tersebut mengatur soal kenaikan uang muka (DP) kendaraan mobil pejabat dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Sikap 'plin plan' Jokowi ini apa karena ada banyak protes dari publik atau ada faktor lain memang belum ada klarifikasi dari pihak Istana. Yang ada hanyalah Jokowi sebut akan mengecek ulang Perpres No 39/2015 tersebut. Dikutip laman Detik (5/4) , bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mengecek Perpres yang berisi kenaikan nilai uang muka pembelian mobil pejabat negara. Selain itu dirinya juga mengakui bahwa kebijakan itu tidak tepat dilakukan saat ini. "Saat ini bukan saat yang baik. Pertama karena kondisi ekonomi, kedua sisi keadilan, ketiga sisi (penghematan) BBM," tutur Jokowi setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dari kampung halamannya di Solo, Minggu (5/4

Awasi! Putri Indonesia 2015 "Ber-Palu Arit", PKI Sebarkan Racun Komunis di Kalangan Muda

Foto konyol Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri yang berpose memakai kaos bergambar simbol komunis ‘Palu Arit’, mengindikasikan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang menyebarkan ideologinya kepada kalangan anak muda. Pendapat itu disampaikan Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung, kepada intelijen (23/02). “Saat ini komunis Indonesia sedang menyebarkan ideologi di kalangan anak muda. Putri Indonesia 2015 bisa menjadi simbol untuk menarik kalangan muda,” tegas Alfian Tanjung. Kata Alfian, PKI sudah menyusupkan beberapa kadernya di partai politik. “Lihat saja kader mereka yang ada di partai politik dan DPR. Di PDIP ada Ribka Tjiptaning yang bangga menjadi anak PKI. Padahal PKI itu organisasi yang dilarang di Indonesia,” papar Alfian. Alfian mengingatkan, dalam kondisi bangsa Indonesia yang tidak jelas seperti ini, komunis sangat mudah masuk di kalangan generasi muda maupun rakyat. “Komunis itu pandai mempengaruhi orang. Jargon-jargon menguasai tanah milik negara,