Langkah Presiden Jokowi tak melantik Komjen Budi Gunawan dan mengusulkan Komjen Badrodin Haiti jadi Kapolri diapresiasi banyak pihak. Namun PDIP yang kecewa justru mengumbar ancaman interpelasi kepada jagoannya sendiri, kenapa?
Rabu (18/2) malam setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan langkah berani itu, elite PDIP dikumpulkan di kediaman Ketum Megawati Soekarnoputri. Keputusan rapat yang disampaikan ke media antara lain PDIP mendukung langkah Jokowi meskipun diiringi kekecewaan.
Namun ada hal lain yang diungkap yakni isu interpelasi. PDIP memang tak gamblang menyuarakan interpelasi, namun memberi warning, seolah tak akan lagi membentengi Jokowi.
"Keputusan Presiden tersebut tentu saja akan menyulitkan posisi Fraksi PDIP sebagai fraksi partai pemerintah di DPR untuk membela kebijakan presiden Jokowi soal Kapolri tersebut, ketika ada fraksi-fraksi lain di DPR yang mengusulkan interpelasi," kata Wakil Sekjen Ahmad Basarah lewat pesan tertulisnya yang diterima detikcom, Rabu (18/2/2015).
Basarah merupakan satu dari sejumlah elite PDIP yang ikut dalam pertemuan di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Basarah menjelaskan, PDIP menilai Jokowi telah melanggar UU Polri, maka rawan kena interpelasi.
"Karena memang secara nyata Presiden telah melanggar UU Polri," kata Basarah yang juga anggota Komisi III DPR ini.
Apa yang disampaikan Basarah tentunya mengejutkan banyak pihak. Belakangan baru ketahuan ternyata memang benar ada beberapa elite PDIP yang mendorong interpelasi.
"Saya tidak tahu ada beberapa orang yang keras sekali sampai menggelindingkan interpelasi. Saya sendiri jujur tidak setuju," kata politikus senior PDIP yang duduk di Komisi I DPR, TB Hasanuddin, kepada detikcom, Senin (23/2/2015).
TB menegaskan tak ada arahan khusus dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menggelindingkan interpelasi. TB sendiri memilih patuh kepada Ketum, ketimbang mengikuti segelintir orang yang mencoba memancing di air keruh.
"Saya tetap berpegang teguh kepada amanat Ibu Mega pada 11 Januari ketika seluruh fraksi dikumpulkan supaya tetap mendukung dan menjaga pemerintahan Jokowi," katanya.
Yang jadi pertanyaan besar saat ini, apakah Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tega menginterpelasi Jokowi yang notabene adalah kader sendiri? [detik]
Rabu (18/2) malam setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan langkah berani itu, elite PDIP dikumpulkan di kediaman Ketum Megawati Soekarnoputri. Keputusan rapat yang disampaikan ke media antara lain PDIP mendukung langkah Jokowi meskipun diiringi kekecewaan.
Namun ada hal lain yang diungkap yakni isu interpelasi. PDIP memang tak gamblang menyuarakan interpelasi, namun memberi warning, seolah tak akan lagi membentengi Jokowi.
"Keputusan Presiden tersebut tentu saja akan menyulitkan posisi Fraksi PDIP sebagai fraksi partai pemerintah di DPR untuk membela kebijakan presiden Jokowi soal Kapolri tersebut, ketika ada fraksi-fraksi lain di DPR yang mengusulkan interpelasi," kata Wakil Sekjen Ahmad Basarah lewat pesan tertulisnya yang diterima detikcom, Rabu (18/2/2015).
Basarah merupakan satu dari sejumlah elite PDIP yang ikut dalam pertemuan di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Basarah menjelaskan, PDIP menilai Jokowi telah melanggar UU Polri, maka rawan kena interpelasi.
"Karena memang secara nyata Presiden telah melanggar UU Polri," kata Basarah yang juga anggota Komisi III DPR ini.
Apa yang disampaikan Basarah tentunya mengejutkan banyak pihak. Belakangan baru ketahuan ternyata memang benar ada beberapa elite PDIP yang mendorong interpelasi.
"Saya tidak tahu ada beberapa orang yang keras sekali sampai menggelindingkan interpelasi. Saya sendiri jujur tidak setuju," kata politikus senior PDIP yang duduk di Komisi I DPR, TB Hasanuddin, kepada detikcom, Senin (23/2/2015).
TB menegaskan tak ada arahan khusus dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menggelindingkan interpelasi. TB sendiri memilih patuh kepada Ketum, ketimbang mengikuti segelintir orang yang mencoba memancing di air keruh.
"Saya tetap berpegang teguh kepada amanat Ibu Mega pada 11 Januari ketika seluruh fraksi dikumpulkan supaya tetap mendukung dan menjaga pemerintahan Jokowi," katanya.
Yang jadi pertanyaan besar saat ini, apakah Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tega menginterpelasi Jokowi yang notabene adalah kader sendiri? [detik]