Dalam kurun waktu lebih dari dua tahun, mesin pencari Google memperlihatkan jejak pemberitaan paling spektakuler seputar pencitraan Jokowi dan Ahok. Kompas online sebagai corong utama pembela kedua figur karbitan tersebut, terdeteksi telah memproduksi ribuan berita.
Di mana sebagian besar judul dan isinya memuat propaganda politik secara tidak sehat. Agenda politik jaringan media Kompas online berlangsung masif dan efektif mengkelabui khalayak pembaca. Hasilnya, sebagian rakyat tertipu penampilan palsu Jokowi - Ahok. Klaim Kompas bahwa Jokowi - Ahok adalah figur bersih, cerdas, tegas, pro rakyat dan anti korupsi merupakan penyesatan. Jargon “Revolusi Mental” yang gencar disosialisasikan oleh Kompas ternyata hanyalah pepesan kosong.
Justru yang terjadi adalah bobroknya mentalitas Jokowi - Ahok. Kebijakan Jokowi menaikan harga BBM, melonjaknya harga Sembako serta politik adu-domba yang membenturkan Polri dan KPK adalah fakta busuknya misi politik Jokowi.
Terkait konflik Polri - KPK, terlihat mencolok Kompas memanfaatkan posisi dilematis Jokowi untuk melemahkan kedua lembaga tersebut, dan secara ekstrim menggiring kebencian publik terhadap Polri.
Di waktu yang bersamaan, Ahok menghadapi perlawanan dari DPRD DKI dan berbagai elemen masyarakat lantaran sikapnya yang arogan, penuh kebohongan dan tidak etis. Namun Kompas berdiri sebagai pembela yang setia.
Getolnya keberpihakan Kompas kepada Jokowi dan Ahok telah membuka mata rakyat bahwa Kompas bukan sekedar media massa, tapi agen politik terselubung dalam kemasan industri pers !!!....
(Faisal Assegaf)