Skip to main content

Lecehkan Pura Bali, Program "Mr. Tukul Jalan-jalan" di Trans7 di Protes Keras


Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III  meminta pihak Trans 7, khususnya produser program Mr. Tukul Jalan-Jalan meminta maaf kepada umat Hindu di Bali atas tayangan tersebut.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah tersebut melayangkan sikap penolakan dan keberatan kepada stasiun televisi Trans 7 terkait dengan program siaran Mr. Tukul Jalan-Jalan.

"Penolakan tersebut sehubungan menggunakan tempat suci (pura) khususnya di Bali yang dinilai melecehan adat dan budaya Bali serta telah menimbulkan keresahan masyarakat di Pulau Dewata," kata I Gusti Ngurah Arya Wedakarna di Denpasar, Kamis (26/2/2015).

Dia mengatakan, Pura merupakan tempat suci yang digunakan untuk memuja Tuhan Yang Maha Esa. "Kami menilai materi dari tayangan tersebut mengandung unsur SARA yang bisa memunculkan multitafsir di hadapan rakyat Indonesia sebagai pemirsa," ujarnya.

Salah satu keberatan masyarakat Bali kata dia, pada tayangan program Mr. Tukul Jalan-Jalan, edisi di Bali yaitu tentang dilanggarnya tata krama berpakaian yang sepatutnya untuk masuk ke dalam pura.

Keberatan atas adanya indikasi, penggunaan kata-kata yang tidak senonoh yang diucapkan di dalam tempat suci seperti personifikasi bahwa tempat suci (pelinggih) dan objek lainnya di pura yang secara spontan.

"Misalnya penggunaan kata-kata sarang iblis, sarang leak dan juga penyebutan nama Tuhan yang mengarah pada satu agama mayoritas yang seakan-akan mempertentangkan kebenaran ajaran agama Hindu," ujarnya, dilansir Inilah

Tukul Belum Tahu Di Protes

Dilansir Tribunnews, ketika di hubungi melalui sambungan telepon, Rabu (25/2/2015), Manajer Tukul, Ganang, mengaku tidak tahu bahwa Tukul mendapat protes masyarakat Bali. Ganang pun enggan berkomentar apalagi menyampaikan permohonan maaf. Ia melemparkan masalah ini kepada pihak Trans7.

"Kami belum tahu kabar itu, kalau masalah konfirmasi langsung saja sama pihak Trans7, kan Mas Tukul cuma talent," ungkap Ganang.

Ia melanjutkan, ihwal kritik dan protes tayangan itu, pihak kreatif produksi yang lebih paham untuk menjelaskannya, bukan Tukul. Saat didesak, ia mengatakan sedang tidak bersama Tukul dan saat itu Tukul sedang beristirahat.

"Ia tidak bisa diganggu," tandasnya.

Menyikapi kejadian tersebut, dua orang netizen berikan komentar. Yang pertama adalah Hendri Ongkojoyo yang menulis, "Gak usah ditonton acara gak berguna dan tolak aja kalau dia masuk Bali kalau gak minta maaf," komentarnya di salah satu media online.

Kemudian pemilik akun Bendot Danisworo berkomentar, "Sudah waktunya kena batunya ini orang yg bikin acara tidak mendidik."

Bagi pembaca yang budiman, apa komentar Anda? [sal]

Popular posts from this blog

Alamak! Bentuk Tim Independen, Jokowi Bikin Konflik KPK vs Polri Makin Rumit

Aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat tim independen untuk memediasi konflik KPK dan Polri bukan memberikan solusi, tetapi menambah polemik dan masalah menjadi rumit. "Pembentukan tim independen bukanlah solusi tapi akan membuat polemik ini makin kusut dan berliku," tegas dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Masnur Marzuki, kepada wartawan, Selasa (27/1). Menurutnya, terdapat beberapa alasan tim independen tak dibutuhkan. Pertama, belum ada dasar hukum yang jelas pembentukan tim tersebut apakah keppres atau dasar hukum teknis lainnya. "Karena bila tidak dibekali dasar hukum yang jelas, tim tidak akan efektif bekerja menggali fakta dan memanggil para pihak," katanya. Kedua, Presiden seperti tidak belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa selama ini pengelolaan negara menjadi tidak efektif karena terlalu banyak tim yang nomenklaturnya tidak jelas dan justru tumpang tindih dengan lembaga atau institusi yang

Contact

Kritik, saran atau pemasangan iklan bisa dikirim ke email maidany@gmail.com. Tulis di subjek : Kritik, Saran atau Iklan. Terima Kasih Redaksi

Dibalik Pemberhentian Jenderal Sutarman oleh Jokowi, Isu Jilbab Polwankah?

Publik banyak bertanya, mengapa dan alasan apa jenderal sutarman diberhentikan oleh jokowi sebelum masa pensiun nya pada bulan oktober 2015 sebuah tradisi yang lazim di tubuh kepolisian adalah pergantian jabatan kapolri berdasarkan masa akhir pengabdian sang pejabat kapolri yang mendekati masa pensiun semua, kecuali tentu diluar kisah tentang kapolri bimantoro yang diberhentikan presiden gus dur, tetapi akhirnya dipulihkan posisi nya oleh presiden megawati | #sejarah hampir semua berhenti dengan embel embel sudah memasuki masa pensiun alias habis masanya teringat kebiasaan dulu | penggantian kapolri oleh presiden | didahului oleh permintaan presiden kepada wanjati atau dewan jabatan tinggi polri untuk mengajukan nama terbaiknya sesuai masa angkatan yang ada (kaderisasi) saya tertarik pada surat yang dikirimkan oleh jokowi kepada DPR dengan hanya menuliskan memberhentikan dengan hormat jenderal sutarman dari jabatannya sebagai kepala kepolisian RI dulu, standa