Skip to main content

"Bungkamnya Menkumham Soal UU Pemda Terkait Moral & Etika Ahok yang Kotor-Kasar" by @FerryKoto



koq bisa orang yg moral, etikanya, tata krama nya saja tidak terjaga dipercaya tidak Korupsi ? sementara yg beretika, dicurigai/tuduh korup?

Yg dinilai pertama kali tentu yg terlihat. Jika Emosional,tak bermoral, tak beretika,tentu harus diragukan kejujuran apalagi kepemimpinannya

Mana mungkin org yg emosional, tdl bermoral, berkata kotor, tdk jaga martabat, kesantunan, dijadikan pemimpin? Ada yg mau pilih yg demikian?

Apa mungkin kita mau dipimpin oleh orang yang memimpin dirinya sendiri saja tidak mampu? mengendalikan dirinya saja tidak mampu ? Mau ?

Jadi tidak masuk akal kalau ada yg yakin orang yg tdk santun, emosional, tdk beretika, berkata kotor, adalah pemimpin tidak korup

Orang yg tdk mampu kendalikan dirinya, tidak mampu kuasai emosinya, BISA DIPASTIKAN dia tidak akan mampu memimpin, tdk akan mampu tahan goda

Karena itulah waktu menyusun UU pemerintahan Daerah UU 23/2014 masalah moral dan etika Kepala daerah jadi perhatian. Ndak percaya? tanya ..

.. tanya Pak Memkumham sekarang (klau dia mau jujur ya) .. oleh karenanya di UU 23/2014 ada pasal etika sebagai kewajiban gubernur

Menkumham yg sekarang ini paling getol waktu itu ingin diperjelas dan masukan Etika, Moral sebagai syarat calon kepala daerah, Sekarang....

..Sekarang ini mungkin dia lupa. Biasalah org itu diuji kualitasnya saat berkuasa. Sekarang sdh tahu kan kualitas para pemimpin yg menjabat?

Pasal 67 UU 23 tahun 2014, butir d mewajibkan kepala daerah menjaga etika dan norma dalam jalankan pemerintahan ... Jelas ?

Apa itu etika ? apa itu Norma ? sayang di penjelasan UU dianggap sudah jelas. Artinya masyarakat sudah faham. Masak Pemimpin tidak faham ?

Hemat saya, jika @basuki_btp ini masih jadi Gubernur DKI, dgn etika & norma yg dia sdh langgar, bisa jadi DKI ini sudah gagal pilih pemimpin

Etika perilaku demikian, tidak kebayang kalau dilakukan oleh Pemimpin di Surabaya. Tidak jaga moral di ruang publik. Dulu ada Ketua DPRD ..

Dulu ada ketua DPRD Surabaya, sempat bicara di publik "Kalau mau jadi kaya, ya jadi anggota DPRD seperti saya". hanya bicara begitu,....

.. hanya bicara begitu, lengser itu ketua DPRD,.... ndak kebayang kalau ada Gubernur atau Bupati/Walikota di Jatim maki2x seperti Ahok

Dan tdk kebayang kalau ada warga Jatim yang tetap bela pemimpin seperti, walau sudah sangat jelas tdk bisa kendalikan diri, berkata kotor

Untunglah Jatim ini walau bermacam2x kepala daerahnya, Sy yakin tdk ada yg berani tetap menjabat jk melakukan seperti @basuki_btp

Pasti meraka segera memilih mundur, daripada menghadapi rakyat Jatim yang melihat pemimpinnya tdk menjaga martabat, tdk beretika

Itu pandangan saya, dan saya yakin bahwa org yg mampu kendalikan dirinya, mampu jaga lisan & tindak tanduknya, maka dia akan mampu memimpin

..mampu memimpin dengan penuh kebaikan, amanah dan kejujuran. Itulah yg diajarkan orang2x tua saya, ajaran agama saya. Bagaimana anda ?

..Jika diri saja tidak mampu kendalikan, lisan saja tdk mampu kendalikan,. bagaimana mungkin kita percaya mampu dia kendalikan Nafsi nafsi?

Jadi sorry to say, Sy tidak percaya kejujuran pemimpin yg tdk mampu jaga hal2x termudah akan mampu jaga hal lebih berat,.. godaan KAYA cepat

Itu hemat sy, Smoga kewarasan sy tetap terjaga. U/ tetap hormati org yg jaga etika, kesopanan, kesantunan & moral. Smoga jg kawan semua.

***
Kultwit: by @FerryKoto

Popular posts from this blog

Heboh, Foto Oknum Polisi Diduga Sedang Bagi Uang Hasil "Petak Umpet"

Foto dua orang oknum anggota polisi sibuk menghitung uang membuat heboh situs media sosial Facebook. Foto yang diposting pemilik akun Facebook Adm Motivasi itu ditautkan ke akun fanpage JOKOWI PRESIDEN KU dengan judul "Ayo Lagi Ngapain?" ini ternyata mendapat respon dari netizen lainnya. Foto hasil jepretan sembunyi-sembunyi (hidden camera) memperlihatkan dua orang polisi seperti memegang berlembar-lembar kertas warna merah seperti bentuk uang Rp 100 ribu. Tentunya berbagai komentar positif dan komentar negatif. Hingga kini foto tersebut mendapat 606 komentar serta like 1.288 orang. Berikut komentar di akun facebook: Harry Setiawan Rph: Kalau yg begini mah bkn fitnah. Hampir rata2 pengguna jalan raya mengalami,kalau yg namanya ketemu yg begini (POLISI). M Ridone: Ada ada saja tapi lucu..kan gk tau itu dwit apa berpikir positip sajalah. etiawan Jayadireja: Yang pasti takut ketahuan istrinya, di umpetin dikit? Ronymeong Rony: itung itung balikin modal dulu bro...

Usai Keluarkan Perpres Soal Kenaikan DP Mobil Pejabat, Nah Lho..Jokowi Bingung!

"Plin Plan pakdhe nih," tulis akun @ebritino  di Twitter terkait sikap Jokowi yang sepertinya kebingungan usai keluarkan Perpres No 39/2015. Ada pun Perpres tersebut mengatur soal kenaikan uang muka (DP) kendaraan mobil pejabat dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Sikap 'plin plan' Jokowi ini apa karena ada banyak protes dari publik atau ada faktor lain memang belum ada klarifikasi dari pihak Istana. Yang ada hanyalah Jokowi sebut akan mengecek ulang Perpres No 39/2015 tersebut. Dikutip laman Detik (5/4) , bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mengecek Perpres yang berisi kenaikan nilai uang muka pembelian mobil pejabat negara. Selain itu dirinya juga mengakui bahwa kebijakan itu tidak tepat dilakukan saat ini. "Saat ini bukan saat yang baik. Pertama karena kondisi ekonomi, kedua sisi keadilan, ketiga sisi (penghematan) BBM," tutur Jokowi setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dari kampung halamannya di Solo, Minggu (5/4

Awasi! Putri Indonesia 2015 "Ber-Palu Arit", PKI Sebarkan Racun Komunis di Kalangan Muda

Foto konyol Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri yang berpose memakai kaos bergambar simbol komunis ‘Palu Arit’, mengindikasikan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang menyebarkan ideologinya kepada kalangan anak muda. Pendapat itu disampaikan Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung, kepada intelijen (23/02). “Saat ini komunis Indonesia sedang menyebarkan ideologi di kalangan anak muda. Putri Indonesia 2015 bisa menjadi simbol untuk menarik kalangan muda,” tegas Alfian Tanjung. Kata Alfian, PKI sudah menyusupkan beberapa kadernya di partai politik. “Lihat saja kader mereka yang ada di partai politik dan DPR. Di PDIP ada Ribka Tjiptaning yang bangga menjadi anak PKI. Padahal PKI itu organisasi yang dilarang di Indonesia,” papar Alfian. Alfian mengingatkan, dalam kondisi bangsa Indonesia yang tidak jelas seperti ini, komunis sangat mudah masuk di kalangan generasi muda maupun rakyat. “Komunis itu pandai mempengaruhi orang. Jargon-jargon menguasai tanah milik negara,