Demo kenaikan BBM yang digelar oleh mahasiswa di Simpang Bank Indonesia siang ini (28/03) berakhir bentrok.
Aparat kepolisian membubarkan secara paksa aksi demo mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM itu. Polisi sempat menembakkan air dari mobil water canon yang memang sudah disiagakan di lokasi demo. Meski ditembak dengan water canon, namun mahasiswa tetap bertahan.
Imbasnya, aksi saling dorong dan bentrok pun tak terhindarkan, mahasiswa tetap bertahan. Satu mahasiswa yang belum diketahui identitasnya terluka di bagian kepala dan harus dijahit, demikian laporan dari jambiupdate.com.
Menanggapi aksi polisi yang terkesan represif, mahasiswa di Jambi mengecam tindakan pihak kepolisian. Melalui akun @Gindabahari menulis, "Saya dan LMN korkom unja mengecam pemukulan polri trhadap yulianto mahasiswa universitas jambi dalam aksi demo kenaikan harga bbm di jambi," tulisnya di laman media Twitter dengan geram.
Pemberitaan yang berbeda terjadi jika membaca sumber dari Tribun Jambi dan Antara. Kedua media tersebut memberitakan, bahwa Mahasiswa yang berdemo di Jambi karena menolak kedatangan Wakil Presiden Jusuf Kalla, padahal isu yang di angkat Mahasiswa di Jambi adalah tolak kenaikan Harga BBM yang menjadi bagian dari isu Rapor Merah Jokowi dan Gulingkan Jokowi. [sal]