Skip to main content

Pengacara DPRD Razman Arif Ditahan, Ahok pun Semringah

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ikut mengomentari ditahannya Razman Arif Nasution, yang merupakan pengacara pihak DPRD DKI Jakarta.

Ahok yang dilaporkan Razman Arif Nasution terkait kisruh RAPBD DKI Jakarta 2015, memuji langkah penegak hukum yang bekerja dengan sangat baik.

"Itu memang konsekuensi hukum kalau sudah putusan inkracht ya harus ditangkap dong, dan taati kurungan tiga bulan tersebut," ujarnya di Balai Kota, Jakarta, Kamis (19/3).

Sambil bergurau, Ahok pun mengaku gembira dengan penahanan tersebut. Sebab ia tidak perlu lagi memikirkan laporan polisi yang dibuat oleh Razman. "Lumayan lah tiga bulan, nggak boleh pakai handphone, nggak (bisa) untuk mengontrol gugatan (ke) gua lagi," katanya sambil tersenyum.

Ketika disinggung apakah eksekusi ini bagian dari campur tangan Presiden Joko Widodo, mantan Bupati Belitung Timur ini mengaku tak tahu menahu tentang itu. "Saya nggak tahu, kamu tanya Pak Jokowi. Nggak usah su'udzon ya," tegasnya, demikian dilaporkan Rol (19/3).

Razman Ditangkap Karena Takut Skandal Jokowi-Ahok Terbongkar

Sementara itu, penangkapan Razman dinilai tak beradab dan pengacara Razman, Eggi Sudjana mengecam penangkapan kliennya tersebut.

Dikabarkan Razman Arif Nasution tengah berupaya membongkar kasus dana siluman APBD DKI dan skandal Trans Jakarta yang diduga melibatkan Jokowi dan Ahok, mendadak ditangkap oleh Kejaksaan.

Seperti dilansir laman visibaru (19/3), penangkapan itu menuai kecaman dari berbagai kalangan, karena dilakukan secara tidak beradab, keji dan disinyalir bermotif politik.

"Bajunya ditarik-tarik begitu. Apalagi penangkapan itu tidak berdasar. Ini sangat tidak manusiawi," ujar pengacara Razman, Eggi Sudjana, Kamis (19/03).

Eggi Sudjana mengkritik pedas proses eksekusi jaksa terhadap Razman Arif Nasution ke Lapas Cipinang. Menurutnya, eksekusi terhadap kliennya itu melanggar asas kepatutan dan sangat tidak berdasar.

Menurut Eggi, dalam putusan di tingkat kasasi pada 2010, yang menyatakan si advokat bersalah atas kasus penganiayaan terhadap Nurkholis Siregar di Kompleks DPRD Cemara Madina Blok C, Mandailing Natal, pada bulan November 2004, tidak ada perintah dari hakim untuk memasukkan Razman ke penjara. Hal tersebut, kata Eggi, tidak memenuhi unsur sebagai landasan bagi jaksa untuk melakukan eksekusi.

Seperti diketahui, Razman Arief adalah mantan pengacara Komjen Pol Budi Gunawan dan juga akan menjadi pengacara  politisi Partai Demokrat, Sutan Bathoegana yang tersandung kasus SKK Migas. [sal]

Popular posts from this blog

Heboh, Foto Oknum Polisi Diduga Sedang Bagi Uang Hasil "Petak Umpet"

Foto dua orang oknum anggota polisi sibuk menghitung uang membuat heboh situs media sosial Facebook. Foto yang diposting pemilik akun Facebook Adm Motivasi itu ditautkan ke akun fanpage JOKOWI PRESIDEN KU dengan judul "Ayo Lagi Ngapain?" ini ternyata mendapat respon dari netizen lainnya. Foto hasil jepretan sembunyi-sembunyi (hidden camera) memperlihatkan dua orang polisi seperti memegang berlembar-lembar kertas warna merah seperti bentuk uang Rp 100 ribu. Tentunya berbagai komentar positif dan komentar negatif. Hingga kini foto tersebut mendapat 606 komentar serta like 1.288 orang. Berikut komentar di akun facebook: Harry Setiawan Rph: Kalau yg begini mah bkn fitnah. Hampir rata2 pengguna jalan raya mengalami,kalau yg namanya ketemu yg begini (POLISI). M Ridone: Ada ada saja tapi lucu..kan gk tau itu dwit apa berpikir positip sajalah. etiawan Jayadireja: Yang pasti takut ketahuan istrinya, di umpetin dikit? Ronymeong Rony: itung itung balikin modal dulu bro...

Usai Keluarkan Perpres Soal Kenaikan DP Mobil Pejabat, Nah Lho..Jokowi Bingung!

"Plin Plan pakdhe nih," tulis akun @ebritino  di Twitter terkait sikap Jokowi yang sepertinya kebingungan usai keluarkan Perpres No 39/2015. Ada pun Perpres tersebut mengatur soal kenaikan uang muka (DP) kendaraan mobil pejabat dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Sikap 'plin plan' Jokowi ini apa karena ada banyak protes dari publik atau ada faktor lain memang belum ada klarifikasi dari pihak Istana. Yang ada hanyalah Jokowi sebut akan mengecek ulang Perpres No 39/2015 tersebut. Dikutip laman Detik (5/4) , bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mengecek Perpres yang berisi kenaikan nilai uang muka pembelian mobil pejabat negara. Selain itu dirinya juga mengakui bahwa kebijakan itu tidak tepat dilakukan saat ini. "Saat ini bukan saat yang baik. Pertama karena kondisi ekonomi, kedua sisi keadilan, ketiga sisi (penghematan) BBM," tutur Jokowi setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dari kampung halamannya di Solo, Minggu (5/4

Awasi! Putri Indonesia 2015 "Ber-Palu Arit", PKI Sebarkan Racun Komunis di Kalangan Muda

Foto konyol Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri yang berpose memakai kaos bergambar simbol komunis ‘Palu Arit’, mengindikasikan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang menyebarkan ideologinya kepada kalangan anak muda. Pendapat itu disampaikan Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung, kepada intelijen (23/02). “Saat ini komunis Indonesia sedang menyebarkan ideologi di kalangan anak muda. Putri Indonesia 2015 bisa menjadi simbol untuk menarik kalangan muda,” tegas Alfian Tanjung. Kata Alfian, PKI sudah menyusupkan beberapa kadernya di partai politik. “Lihat saja kader mereka yang ada di partai politik dan DPR. Di PDIP ada Ribka Tjiptaning yang bangga menjadi anak PKI. Padahal PKI itu organisasi yang dilarang di Indonesia,” papar Alfian. Alfian mengingatkan, dalam kondisi bangsa Indonesia yang tidak jelas seperti ini, komunis sangat mudah masuk di kalangan generasi muda maupun rakyat. “Komunis itu pandai mempengaruhi orang. Jargon-jargon menguasai tanah milik negara,