Skip to main content

Makin Anti Kritik, Ahok Larang Warga Sampaikan Pendapat di Ruang Publik



Betul ucapan Prof. Tjipta Lesmana bahwa Ahok orangnya anti kritik, "Saya kritik, dia malah sewot. 'apa urusannya Tjipta Lesmana komentar soal monorel', ucap Pakar Komunikasi Politik Universitas Indonesia (UI) beberapa waktu yang lalu yang kesal kepada Ahok.

Kini, melalui kebijakannya, dikabarkan Ahok akan melarang warga atau masyarakat sampaikan pendapat di ruang publik. Klaim cacat hukum yang dialamatkan oleh Aliansi Masyarakat Jakarta (Amarta) kepada Ahok, tampaknya benar adanya.

Dikutip dari SuaraJakarta (28/3), hal tersebut terbukti dari adanya rencana untuk melarang Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD) untuk digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pendapat di muka umum.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Wilayah (Sekwil) Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) DKI Jakarta, Rio Ayudhia Putra, melalui press release yang dikutip dari laman Merdeka Online (27/3).

Menurutnya, dengan pelarangan ini, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), kecacatan hukum yang dilakukan adalah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) sebagaimana yang telah dijamin dalam Undang-Undang No 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di muka umum.

“Tidak hanya itu saja, rencana Ahok tersebut tidak sejalan dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 dan pasal 19 Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia,” kata dia.

Menurut dia, dalam UUD itu jelas menyatakan, setiap orang berhak atas kebebasan yang mempunyai dan mengeluarkan pendapat, dalam hal ini termasuk kebebasan menganut pendapat tanpa mendapat gangguan, dan untuk mencari, menerima, dan menyampaikan keterangan-keterangan dan pendapat dengan cara apa pun dan dengan tidak memandang batas-batas.

Jika rencana tersebut dilakukan oleh Ahok, kata Rio, jelas ini merupakan sebuah fase kemunduran yang dialami Indonesia.

Dirinya menambahkan hanya satu orang di negeri ini yang berani melakukan tindakan represif anti demokrasi seperti itu, yaitu Soeharto. Jadi, menurutnya Ahok harus segera mencabut pernyataannya dan meminta maaf kepada publik atas sikapnya yang anti terhadap demokrasi tersebut.

“Dimana seorang Gubernur sudah berani dan terang-terangan melarang aktifitas politik warga kotanya. Bahkan seorang Presiden pun tak akan berani melakukan hal semacam itu kecuali Soeharto, mengingat hal tersebut sudah diatur dan dijamin dalam Undang-Undang,” kata dia.

Lebih lanjut, Rio meminta Ahok untuk menarik pernyataan atau gagasan melarang aktifitas politik warga Ibukota Jakarta dalam pelaksanaan acara CFD.

“Jangan sampai publik menilai bahwa Ahok yang kerjanya marah-marah terus ternyata juga seorang yang anti terhadap demokrasi,” kata dia. [sal]

Popular posts from this blog

Heboh, Foto Oknum Polisi Diduga Sedang Bagi Uang Hasil "Petak Umpet"

Foto dua orang oknum anggota polisi sibuk menghitung uang membuat heboh situs media sosial Facebook. Foto yang diposting pemilik akun Facebook Adm Motivasi itu ditautkan ke akun fanpage JOKOWI PRESIDEN KU dengan judul "Ayo Lagi Ngapain?" ini ternyata mendapat respon dari netizen lainnya. Foto hasil jepretan sembunyi-sembunyi (hidden camera) memperlihatkan dua orang polisi seperti memegang berlembar-lembar kertas warna merah seperti bentuk uang Rp 100 ribu. Tentunya berbagai komentar positif dan komentar negatif. Hingga kini foto tersebut mendapat 606 komentar serta like 1.288 orang. Berikut komentar di akun facebook: Harry Setiawan Rph: Kalau yg begini mah bkn fitnah. Hampir rata2 pengguna jalan raya mengalami,kalau yg namanya ketemu yg begini (POLISI). M Ridone: Ada ada saja tapi lucu..kan gk tau itu dwit apa berpikir positip sajalah. etiawan Jayadireja: Yang pasti takut ketahuan istrinya, di umpetin dikit? Ronymeong Rony: itung itung balikin modal dulu bro...

Usai Keluarkan Perpres Soal Kenaikan DP Mobil Pejabat, Nah Lho..Jokowi Bingung!

"Plin Plan pakdhe nih," tulis akun @ebritino  di Twitter terkait sikap Jokowi yang sepertinya kebingungan usai keluarkan Perpres No 39/2015. Ada pun Perpres tersebut mengatur soal kenaikan uang muka (DP) kendaraan mobil pejabat dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Sikap 'plin plan' Jokowi ini apa karena ada banyak protes dari publik atau ada faktor lain memang belum ada klarifikasi dari pihak Istana. Yang ada hanyalah Jokowi sebut akan mengecek ulang Perpres No 39/2015 tersebut. Dikutip laman Detik (5/4) , bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mengecek Perpres yang berisi kenaikan nilai uang muka pembelian mobil pejabat negara. Selain itu dirinya juga mengakui bahwa kebijakan itu tidak tepat dilakukan saat ini. "Saat ini bukan saat yang baik. Pertama karena kondisi ekonomi, kedua sisi keadilan, ketiga sisi (penghematan) BBM," tutur Jokowi setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dari kampung halamannya di Solo, Minggu (5/4

Awasi! Putri Indonesia 2015 "Ber-Palu Arit", PKI Sebarkan Racun Komunis di Kalangan Muda

Foto konyol Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri yang berpose memakai kaos bergambar simbol komunis ‘Palu Arit’, mengindikasikan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang menyebarkan ideologinya kepada kalangan anak muda. Pendapat itu disampaikan Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung, kepada intelijen (23/02). “Saat ini komunis Indonesia sedang menyebarkan ideologi di kalangan anak muda. Putri Indonesia 2015 bisa menjadi simbol untuk menarik kalangan muda,” tegas Alfian Tanjung. Kata Alfian, PKI sudah menyusupkan beberapa kadernya di partai politik. “Lihat saja kader mereka yang ada di partai politik dan DPR. Di PDIP ada Ribka Tjiptaning yang bangga menjadi anak PKI. Padahal PKI itu organisasi yang dilarang di Indonesia,” papar Alfian. Alfian mengingatkan, dalam kondisi bangsa Indonesia yang tidak jelas seperti ini, komunis sangat mudah masuk di kalangan generasi muda maupun rakyat. “Komunis itu pandai mempengaruhi orang. Jargon-jargon menguasai tanah milik negara,