Penulis buku “Hamas, Kenapa Dibenci Israel?” Tiar Anwar Bachtiar menilai pernyataan pendiri Maarif Institute, Prof Dr Ahmad Syafi’I Ma’arif yang mengatakan Gerakan Perlawanan Islam/Harakah Muqawamah Al-Islamiyyah (HAMAS) dibuat zionis-israel adalah pernyataan sesat dan menyesatkan.
“Ungkapan Syafii Maarif jelas sesat dan menyesatkan,” demikian ujar Tiar Anwar Bachtiar dalam rilisnya yang disampaikan hidayatullah.com, Kamis (26/03/2015).
Sebelum ini, dalam wawancara dengan Karni Ilyas di acara Indonesia Lawyer Club [ILC] TV One, Selasa, 24 Maret 2015 bertema “ISIS MENGANCAM KITA?”, Syafi’I Ma’arif sempat mengatakan, HAMAS dibuat oleh penjajah Israel.
“Dan harus ingat, siapa dulu yang menciptakan HAMAS untuk melumpuhkan Yasser Arafat dan Fatah, itu kan israel juga. Jadi walaupun kadang-kadang kita tidak mau dengar teori konspirasi, tapi ini ada buktinya itu, bahwa Hamas itu diinisiatifi oleh israel. Kemudian berubah menjadi lawannya. Ini karena orang Islam itu tidak mengerti peta. Mereka mau jihad mau mati, karena mereka ini melihat dunia ini sudah sangat zalim, “ demikian ujar Syafi’I Ma’arif kala itu.
Menurut Tiar Anwar Bahtiar, informasi Hamas dibuat oleh israel itu adalah sumber en.wikipedia.com. Disitu memang disinggung bahwa sebelum Hamas berdiri, israel memanfaatkan para Islamis untuk menghadapi PLO.
Terkait kontak antara israel dengan kelompok yang mereka sebut Islamis dalam politik adalah itu biasa, membenturkan pihak yang bersebarangan untuk melemahkan semua musuh. Masalahnya, kurang tepat bila kemudian HAMAS disebut bentukan israel, ujar Tiar.
“Ini kesimpulan terburu-buru, apaalagi datang dari intelektual yang mengerti bagaimana memverifikasi data sejarah. Sebab, fakta bahwa siapa yang mendirikan Hamas dan bagaimana sikapnya terhadap israel sangat mudah ditemukan dimana-mana, “ujarnya.
Menurut Tiar Anwar Bahtiar, para aktivis pendiri HAMAS seperti Syeikh Ahmad Yasin dll, adalah orang yang sejak awal dikenal sangat anti-israel. Ia berjuang sejak lama sebelum HAMAS berdiri hanya untuk melawan hegemoni israel di Palestina.
Intifadhah 1987 adalah bukti bagaimana sikap Syeikh Yassin terhadap israel. Setelah HAMAS berdiri pun sikap anti-israel tidak pernah berubah. Bahkan perlawanan terhadap HAMAS selalu menjadi bagian kampanye calon-calon penguasa di israel.
“Kalau memang dia bentukan israel, kenapa tidak pernah ditemukan bukti sejarah sepenggal-pun sikap HAMAS yang melunak terhadap Israel”, ujar peneliti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS) ini.
Karena itu, ia meminta masyarakat, khususnya umat Islam berhati-hati terhadap pernyataan-pernyataan kaum intelektual tapi pendapatnya menyesatkan umat. [Hidayatullah]