Skip to main content

Argumentasi Cerdas Pakar Komunikasi Ini Sukses Buat Presenter MetroTV "Mati Kutu" Ngotot Bela Ahok



Yualiandre Darwis (YD) , Pakar Komunikasi & Dosen Univ. Andalas diundang Metro TV untuk membahas gaya komunkasi politik Ahok di Nine Eleven Show edisi Senin (23/3/2015). Narsum YD menguraikan bahwa komunikasi seorang politikus harus santun dan diatur secara formal. Di era Orba komunikasi politik diatur resmi dan terlembaga via Departemen Penerangan sehingga suplai data dan informasi bisa dipertanggung jawabkan. Disamping itu wajah komunikasi pemerintah juga santun dan mendidik sesuai adat ketimuran sehingga bisa menjalankan fungsi pendidikan tata bahasa kepada rakyat.

Menurut YD komunikasi seorang tokoh politik harus memenuhi tiga poin penting yang seimbang. Pertama Ethos, berupa kredibelitas seorang tokoh yang sudah teruji sehingga tindakan dan ucapan bersesuaian. Kedua Pathos, meliputi manner atau gaya dalam menyampaikan gagasan, penampakan emosi yang santun serta adab dalam berbicara. Ketiga Logos, konsistensi logika, kaidah argumentasi deduktif dan induktif, serta basis data empirik yang disampaikan oleh pembicara atas sebuah isu.

Menurut YD, Ahok bermasalah dalam Pathos dan itu sangat merusak dan kontraproduktif terhadap kedua unsur lainnya berupa Logos yang dibangun serta Ethos yang tercitra pada Ahok. Seperti yang saya duga, para presenter Metro TV langsung mencecar narsum dengan banyak kilah serupa bantahan yang berusaha menjaga opini bahwa gaya Ahok sudah benar dan layak dibela.

Presenter Metro TV ( Dua Orang ) : "Tapi kan Masyarakat menyukai gaya Ahok Pak!? Bahkan di Sosmed populer meme dan quote yang menyebutkan bahwa, Bermulut kotor dan tidak maling lebih baik daripada bermulut santun tapi maling uang rakyat, jadi bagi masyarakat gaya Ahok itu bisa diterima."

Jawaban YD : Hari-hari kita kini sudah dipenuhi oleh berbagai macam tontonan yang buruk. Seorang politikus dalam hal ini Ahok layaknya tidak sekedar menjadi TONTONAN yang membuat orang suka tapi juga harus menjadi TUNTUNAN yang mendidik rakyat yang dipimpinnya. Gaya bahasa Ahok itu dalam kapasitasnya sebagai seorang pemimpin resmi menjelma tontonan buruk yang secara tidak langsung mendidik bangsa ini khususnya generasi muda tentang gaya bahasa yang kasar!

Tak kehabisan akal, Presenter Metro TV ( Dua Orang ) kembali berkilah : "Tapi kan Pak, di Negara kita ini ada banyak gaya bahasa yang beragam sesuai dengan kultur masing-masing daerah. Ada daerah yang gaya bahasanya terkesan kasar tapi sesungguhnya maksudnya halus.Jadi gaya bahasa Ahok yang terkesan kasar bukankah sesungguhnya mewakili sebagian kultur masyarakat kita?"

Jawaban YD : Iya benar gaya bahasa tiap kultur berbeda-beda dan khas. Dalam tinjauan komunikasi gaya ini tak masalah dan umumnya bisa diterima, bisa dengan intonasi yang meledak-ledak bisa pula dengan halus sesuai karakter masing-masing daerah. Tapi yang sangat bermasalah dan rusak dari gaya Ahok adalah DIKSI atau pilihan kata yang digunakan dengan mengeluarkan umpatan-umpatan kotor yang tidak beretika dan sangat bertentangan dengan kapasitasnya sebagai seorang pemimpin yang harus menjadi tuntunan bukan sekedar tontonan pembicara kotor!

Dua jawaban cerdas dari YD dengan telak membungkam kedua presenter Metro TV sekaligus menjadi argumentasi tak terbantahkan betapa gaya komunikasi Ahok sangat bermasalah dan tak bisa dibela sama sekali.

Qodja Granada / Islamedia

Popular posts from this blog

Heboh, Foto Oknum Polisi Diduga Sedang Bagi Uang Hasil "Petak Umpet"

Foto dua orang oknum anggota polisi sibuk menghitung uang membuat heboh situs media sosial Facebook. Foto yang diposting pemilik akun Facebook Adm Motivasi itu ditautkan ke akun fanpage JOKOWI PRESIDEN KU dengan judul "Ayo Lagi Ngapain?" ini ternyata mendapat respon dari netizen lainnya. Foto hasil jepretan sembunyi-sembunyi (hidden camera) memperlihatkan dua orang polisi seperti memegang berlembar-lembar kertas warna merah seperti bentuk uang Rp 100 ribu. Tentunya berbagai komentar positif dan komentar negatif. Hingga kini foto tersebut mendapat 606 komentar serta like 1.288 orang. Berikut komentar di akun facebook: Harry Setiawan Rph: Kalau yg begini mah bkn fitnah. Hampir rata2 pengguna jalan raya mengalami,kalau yg namanya ketemu yg begini (POLISI). M Ridone: Ada ada saja tapi lucu..kan gk tau itu dwit apa berpikir positip sajalah. etiawan Jayadireja: Yang pasti takut ketahuan istrinya, di umpetin dikit? Ronymeong Rony: itung itung balikin modal dulu bro...

Usai Keluarkan Perpres Soal Kenaikan DP Mobil Pejabat, Nah Lho..Jokowi Bingung!

"Plin Plan pakdhe nih," tulis akun @ebritino  di Twitter terkait sikap Jokowi yang sepertinya kebingungan usai keluarkan Perpres No 39/2015. Ada pun Perpres tersebut mengatur soal kenaikan uang muka (DP) kendaraan mobil pejabat dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Sikap 'plin plan' Jokowi ini apa karena ada banyak protes dari publik atau ada faktor lain memang belum ada klarifikasi dari pihak Istana. Yang ada hanyalah Jokowi sebut akan mengecek ulang Perpres No 39/2015 tersebut. Dikutip laman Detik (5/4) , bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mengecek Perpres yang berisi kenaikan nilai uang muka pembelian mobil pejabat negara. Selain itu dirinya juga mengakui bahwa kebijakan itu tidak tepat dilakukan saat ini. "Saat ini bukan saat yang baik. Pertama karena kondisi ekonomi, kedua sisi keadilan, ketiga sisi (penghematan) BBM," tutur Jokowi setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dari kampung halamannya di Solo, Minggu (5/4

Awasi! Putri Indonesia 2015 "Ber-Palu Arit", PKI Sebarkan Racun Komunis di Kalangan Muda

Foto konyol Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri yang berpose memakai kaos bergambar simbol komunis ‘Palu Arit’, mengindikasikan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang menyebarkan ideologinya kepada kalangan anak muda. Pendapat itu disampaikan Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung, kepada intelijen (23/02). “Saat ini komunis Indonesia sedang menyebarkan ideologi di kalangan anak muda. Putri Indonesia 2015 bisa menjadi simbol untuk menarik kalangan muda,” tegas Alfian Tanjung. Kata Alfian, PKI sudah menyusupkan beberapa kadernya di partai politik. “Lihat saja kader mereka yang ada di partai politik dan DPR. Di PDIP ada Ribka Tjiptaning yang bangga menjadi anak PKI. Padahal PKI itu organisasi yang dilarang di Indonesia,” papar Alfian. Alfian mengingatkan, dalam kondisi bangsa Indonesia yang tidak jelas seperti ini, komunis sangat mudah masuk di kalangan generasi muda maupun rakyat. “Komunis itu pandai mempengaruhi orang. Jargon-jargon menguasai tanah milik negara,