Skip to main content

Ops.., Kata "TAIK" Jadi Trending Topic Twitter

Bermula dari acara wawancara Ahok di stasiun TV Swasta beberapa hari yang lalu. Dimana dalam acara tersebut, Ahok emosi dan mengeluarkan kata - kata yang tidak etis. Ya, kata "taik" beberapa kali disebutkannya. Padahal moderator sudah memohon kepada Ahok untuk menghentikannya, tapi Ahok tak menggubrisnya. (Baca, Tahukah Anda berapa kali Ahok Sebut "Taik" dalam Video ini?)

Tepat di hari Jumat (20/3), kata yang diucapkan Ahok beberapa waktu lalu, jadi trending topic di media sosial twitter. Ada banyak netizen yang berdiskusi tentang satu suku kata tersebut.

Sepetri akun @Reiza_Patters berkicau: "Ahok pas blg taik pertama, ...Eh malah diulang. Kira2 dia pengen buktiin apaan sih??? #gagalpaham," tulisnya dengan nada bertanya.

Sementara ada juga netizen yang menyindir pendukung Ahok, akun @bangzul_pki berkicau: "Para pendukung Ahok mungkin sudah terhipnotis, sehingga TAIK itu semerbak Parfum," tulisnya.

Tentunya, ada banyak lagi para netizen yang berkicau dan diskusi kata tersebut, tapi tidak semua di tampilkan dalam informasi ini.

Dan pada hari yang sama, Ahok melalui akun twiternya @basuki_btp sudah mengucapkan permintaan maaf kepada publik. Media massa pun sudah banyak yang memberitakan.

"Saya minta maaf kepada publik atas kejadian saat wawancara beberapa hari lalu. Saya sedang sangat kesal dgn kemunafikan," tulis Ahok di laman Twitter, Jumat (20/3).

Anehnya, permintaan maaf Ahok mempunyai syarat seperti lanjutan kicaunya berikut ini.

"Tapi sikap saya jelas, untuk para koruptor dan kemunafikan, saya tdk akan pernah minta maaf utk ketidaksantunan saya terhadap mereka," tutupnya.

Okelah! Ahok sudah minta maaf, walau terkesan kurang ikhlas, lantaran pakai syarat. Tapi yang masih membuat heran adalah, mengapa Ahok sudah meminta maaf, namun kata "Taik" malah menjadi trending topic? Inilah yang jadi aneh. Dan tidak tahu apakah trending topic kata "taik" akan bertahan lama seperti #savehajilulung kemarin yang bisa mencapai 2 hari. Semua sangat tergantung dari volume kicau dan diskusi para netizen di laman media sosial twitter tentunya. [sal]

Popular posts from this blog

Gagal Jadi Menteri Jokowi, Rieke Diah Pitaloka Kini Resmi Cerai dengan Suami

Dulu sempat tersiar kabar, Rieke Diah Pitaloka (Oneng) akan di jadikan menteri dalam kabinet kerja Jokowi. Isu yang berkembang - saat itu - adalah Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi Indonesia. Tapi dalam pengmuman kabinet kerja Jokowi, nama "Oneng" tak ada disebutkan. Yang terjadi, Politisi PDIP tersebut bukan saja gagal jadi menterinya Jokowi. Resmi bercerai dengan suami membuat Rieke juga gagal membangun mahligai rumah tangganya. Dilansir laman Detik (24/3), kabar mengejutkan datang dari artis sekaligus politikus Rieke Diah Pitaloka. Ia ternyata telah bercerai dengan sang suami, Donny Gahral Adian. Isu keretakan rumah tangga Rieke dan Donny memang sudah lama terdengar, bisa dibilang sejak pertengahan tahun lalu. Kabar tersebut ternyata bukan gosip belaka. Saat ini, keduanya sudah resmi bercerai. Hal itu dikonfirmasi oleh Humas Pengadilan Agama Depok, Jawa Barat, Suryadi. "Iya, benar (telah cerai)," ucap Suryadi kepada detikHOT lewat pesan singkat,

Alamak! Bentuk Tim Independen, Jokowi Bikin Konflik KPK vs Polri Makin Rumit

Aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat tim independen untuk memediasi konflik KPK dan Polri bukan memberikan solusi, tetapi menambah polemik dan masalah menjadi rumit. "Pembentukan tim independen bukanlah solusi tapi akan membuat polemik ini makin kusut dan berliku," tegas dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Masnur Marzuki, kepada wartawan, Selasa (27/1). Menurutnya, terdapat beberapa alasan tim independen tak dibutuhkan. Pertama, belum ada dasar hukum yang jelas pembentukan tim tersebut apakah keppres atau dasar hukum teknis lainnya. "Karena bila tidak dibekali dasar hukum yang jelas, tim tidak akan efektif bekerja menggali fakta dan memanggil para pihak," katanya. Kedua, Presiden seperti tidak belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa selama ini pengelolaan negara menjadi tidak efektif karena terlalu banyak tim yang nomenklaturnya tidak jelas dan justru tumpang tindih dengan lembaga atau institusi yang

Contact

Kritik, saran atau pemasangan iklan bisa dikirim ke email maidany@gmail.com. Tulis di subjek : Kritik, Saran atau Iklan. Terima Kasih Redaksi