Skip to main content

Tak Cuma Angkat Menteri 'Gila' Kayak Susi, Jokowi Juga Angkat Pejabat BUMN 'Gila' Seperti Refly Harun


Menteri Susi Pudjiastuti pernah sebutkan bahwa dirinya di tarik menjadi menteri karena Jokowi membutuhkan orang "gila" di kabinetnya. Dan sepertinya, Susi memenuhi syarat tersebut, maka terpilih menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP).

"Susi Pudjiastuti: Kata Pak Jokowi, Negeri Ini Butuh Orang Gila Seperti Saya," judul berita dilansir laman detik (03/11/2014).

Dalam isi berita tersebut termuat pernyataan Menteri Susi sebagai berikut:

“Pak Jokowi waktu itu bilang, ‘Negeri ini perlu perubahan, Bu Susi.’ Saya bilang, ‘Bapak tahu saya ini kadang dianggap orang sedikit gila.’ ‘Kita perlu orang gila,’ kata Pak Jokowi,” ujarnya diiringi tertawa terbahak ketika diwawancarai Detik.

Untuk orang gila tuk posisi di kabinet Jokowi sudah didapatkan. Apa cuma menteri Susi saja? Sebenarnya tidak. Ada lagi menteri Jokowi yang di nilai gila, tapi publik pasti tahu siapa - siapa saja orangnya. Ada yang sampai saat ini masih belum tau apa tugas dan fungsinya.

Itulah sosok Jokowi yang membutuhkan orang gila dalam membantu kinerjanya. Walau sampai detik ini, standart gila versi Jokowi masih tak jelas dan membingungkan, semoga tak menyesatkan.

Kini, untuk memenuhi jabatan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jokowi pun tempatkan orang "gila" juga. Siapa dia? Refly Harun yang di kenal sebagai praktisi dan pengamat hukum menjadi Komisaris Utama (Komut) di BUMN PT. Jasamarga. Penujukkan Refly jadi Komut tanpa sepengetahuan Wakil presiden Jusuf Kalla. Dikabarkan JK terkejut dengar kabar tersebut.

Selain keterkejutan JK, publik pun merespon sinis atas penunjukkan Refly jadi Komut di Jasamarga. Seorang pengamat Ferry Koto melalui akun twitter sangat menyesalkan mengapa Refly Harun di jadikan Komut. Berikut kutipan kicauannya di Twitter dengan akun @ferrykoto

***

Mestinya pak Refly sebagai yg pakar tatanegara juga faham jabatan itu sgt tdk wajar untuk dirinya, apalagi sampai menjadi Komisaris Utama.

Pakai bahasa Ahok, memangnya BUMN itu miliki "nenek loe" dibagi2x jabatannya untuk Timses Presiden @jokowi_do2 , BACA UU BUMN

Dipasal 28 UU 19/2003 BUMN sangat jelas dan tegas, Pak Refly pasti juga bisa baca, Komisaris BUMN harus org yg faham, memiliki pengetahuan..

Makanya sy tanya, Pak Refly ndak malukah menerima jabatan Komisaris PT. Jasamarga (perusahan Tbk lho), apalagi KOMUT. Tdk periksa diri ?

***

Dulu Jokowi sebut koalisi tanpa syarat dan tak ada bagi - bagi kursi. Kini Jokowi bukan hanya bagi - bagi kursi, tapi menyerahkan kursi kepada orang yang "gila" jabatan rupanya. Sebagai manusia punya akal sehat, tentu akan menolak jika amanah yang diberikan bukan kompetensinya. Tapi bagi mereka yang gila jabatan, yang penting adalah dapat jatah kursi dan kekuasaan diraih.

Selain "gila" seperti Menteri Susi, ternyata Jokowi juga butuh orang BUMN yang "gila" seperti Refly Harun. Kedepan orang "gila" seperti apalagi yang di butuhkan Jokowi tuk percepat Revolusi Mentalnya? Kita tunggu bersama. [sal]

Popular posts from this blog

Heboh, Foto Oknum Polisi Diduga Sedang Bagi Uang Hasil "Petak Umpet"

Foto dua orang oknum anggota polisi sibuk menghitung uang membuat heboh situs media sosial Facebook. Foto yang diposting pemilik akun Facebook Adm Motivasi itu ditautkan ke akun fanpage JOKOWI PRESIDEN KU dengan judul "Ayo Lagi Ngapain?" ini ternyata mendapat respon dari netizen lainnya. Foto hasil jepretan sembunyi-sembunyi (hidden camera) memperlihatkan dua orang polisi seperti memegang berlembar-lembar kertas warna merah seperti bentuk uang Rp 100 ribu. Tentunya berbagai komentar positif dan komentar negatif. Hingga kini foto tersebut mendapat 606 komentar serta like 1.288 orang. Berikut komentar di akun facebook: Harry Setiawan Rph: Kalau yg begini mah bkn fitnah. Hampir rata2 pengguna jalan raya mengalami,kalau yg namanya ketemu yg begini (POLISI). M Ridone: Ada ada saja tapi lucu..kan gk tau itu dwit apa berpikir positip sajalah. etiawan Jayadireja: Yang pasti takut ketahuan istrinya, di umpetin dikit? Ronymeong Rony: itung itung balikin modal dulu bro...

Usai Keluarkan Perpres Soal Kenaikan DP Mobil Pejabat, Nah Lho..Jokowi Bingung!

"Plin Plan pakdhe nih," tulis akun @ebritino  di Twitter terkait sikap Jokowi yang sepertinya kebingungan usai keluarkan Perpres No 39/2015. Ada pun Perpres tersebut mengatur soal kenaikan uang muka (DP) kendaraan mobil pejabat dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Sikap 'plin plan' Jokowi ini apa karena ada banyak protes dari publik atau ada faktor lain memang belum ada klarifikasi dari pihak Istana. Yang ada hanyalah Jokowi sebut akan mengecek ulang Perpres No 39/2015 tersebut. Dikutip laman Detik (5/4) , bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mengecek Perpres yang berisi kenaikan nilai uang muka pembelian mobil pejabat negara. Selain itu dirinya juga mengakui bahwa kebijakan itu tidak tepat dilakukan saat ini. "Saat ini bukan saat yang baik. Pertama karena kondisi ekonomi, kedua sisi keadilan, ketiga sisi (penghematan) BBM," tutur Jokowi setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dari kampung halamannya di Solo, Minggu (5/4

Awasi! Putri Indonesia 2015 "Ber-Palu Arit", PKI Sebarkan Racun Komunis di Kalangan Muda

Foto konyol Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri yang berpose memakai kaos bergambar simbol komunis ‘Palu Arit’, mengindikasikan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang menyebarkan ideologinya kepada kalangan anak muda. Pendapat itu disampaikan Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung, kepada intelijen (23/02). “Saat ini komunis Indonesia sedang menyebarkan ideologi di kalangan anak muda. Putri Indonesia 2015 bisa menjadi simbol untuk menarik kalangan muda,” tegas Alfian Tanjung. Kata Alfian, PKI sudah menyusupkan beberapa kadernya di partai politik. “Lihat saja kader mereka yang ada di partai politik dan DPR. Di PDIP ada Ribka Tjiptaning yang bangga menjadi anak PKI. Padahal PKI itu organisasi yang dilarang di Indonesia,” papar Alfian. Alfian mengingatkan, dalam kondisi bangsa Indonesia yang tidak jelas seperti ini, komunis sangat mudah masuk di kalangan generasi muda maupun rakyat. “Komunis itu pandai mempengaruhi orang. Jargon-jargon menguasai tanah milik negara,