Skip to main content

Suka Keluarkan Kata Kasar dan Kotor, Mahfudz Siddik Kirim Surat Terbuka tuk Sadarkan Ahok



Surat Terbuka kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama

Pak Gubernur Yth.

Perkenalkan, saya adalah seorang warga Jakarta. Saya lahir dan besar di Jakarta, begitupun orang tua dan kakek-nenek saya. Selama hampir 50 tahun saya ikuti kiprah para gubernurnya dan ikut peduli membangun daerah ini.

Sebagai warga saya punya harapan besar setiap gubernur DKI Jakarta menjadi pemimpin yang sukses, dan menjadi kebanggaan serta panutan semua warganya.

Namun saya sangat terusik ketika seringkali menyaksikan bapak di televisi tampil bicara dengan menggunakan bahasa yang sangat tidak santun dan bahkan beberapa kali mengeluarkan kata-kata kasar dan kotor.

Bapak sebagai gubernur menggunakan kosa kata yang sering saya dengar saat anak-anak sedang bertengkar dan saling mengumpat.

Pada awalnya saya coba memahami mungkin bapak sedang marah dan kesal. Namun perilaku ini sering berulang dan semakin hari kata-kata yang bapak gunakan semakin kasar dan kotor.

Pak Gubernur, puncak kegundahan dan kekecewaan saya muncul saat menyaksikan wawancara bapak pada salah satu stasiun Tv. Meski di awal pembawa acara sudah mengingatkan bapak bahwa acara tersebut disiarkan langsung, ternyata lagi-lagi kosa kata kasar dan kotor keluar dari mulut bapak, sang gubernur DKI Jakarta.

Ibu saya yang sudah sepuh ikut menonton siaran itu tak henti beristighfar. Saya tidak tahu apa reaksi jutaan warga masyarakat yang ikut menonton, bukan hanya di Jakarta tapi di seluruh Indonesia.

Pak Gubernur Yth.

Apakah bapak tidak menyadari bahwa sekian juta masyarakat Indonesia menyaksikan acara tersebut? Apakah bapak tidak mengingat bahwa sosok gubernur adalah seorang yang dijadikan panutan oleh masyarakat Jakarta? Termasuk sekian banyak anak-anak dan remaja yang butuh pembelajaran dan keteladanan yang baik?

Pak Gubernur Yth.

Bangsa kita saat ini, terutama generasi mudanya sedang mengalami krisis moral. Perilaku yang tidak lagi saling menghormati dan menyayangi sesama, perilaku saling memperolok dan menyakiti serta kebiasaan menggunakan kata-kata kasar dan kotor. Saya meyakini untuk memperbaiki kondisi ini kita harus memberikan contoh dan teladan baik, khususnya dari para pemimpinnya.

Apa jadinya jika anak-anak, remaja dan generasi muda kita melihat bahwa pemimpinnya sendiri berbicara dengan tutur kata yang tidak sopan dan bahkan tidak segan mengeluarkan makian kasar di depan umum.

Saya sangat menghormati anda Pak Gubernur sebagai pimpinan masyarakat Jakarta. Saya akan dukung penuh program nyata bapak yang baik. Saya juga dukung penuh jika bapak ingin membersihkan praktek curang dan korup. Namun sekali lagi lakukan itu dengan cara yang baik.

Terakhir Pak Gubernur. Kebetulan pekerjaan saya mengharuskan saya berinteraksi dengan banyak tokoh dan pemimpin di berbagai negara. Ternyata mereka pun memberi perhatian terhadap berita-berita media menyangkut kiprah bapak.

Dengan kerendahan hati saya berharap suara warga ini sampai dan bapak mau dengarkan.

"Sebaik-baik manusia adalah yang mau mendengarkan perkataan, dan mengikuti apa-apa yang baik"

[***]

Salam hormat.

Mahfudz Siddik, Jalan Mampang Prapatan No 43, Jakarta Selatan

[rmol/islamedia]

Popular posts from this blog

Heboh, Foto Oknum Polisi Diduga Sedang Bagi Uang Hasil "Petak Umpet"

Foto dua orang oknum anggota polisi sibuk menghitung uang membuat heboh situs media sosial Facebook. Foto yang diposting pemilik akun Facebook Adm Motivasi itu ditautkan ke akun fanpage JOKOWI PRESIDEN KU dengan judul "Ayo Lagi Ngapain?" ini ternyata mendapat respon dari netizen lainnya. Foto hasil jepretan sembunyi-sembunyi (hidden camera) memperlihatkan dua orang polisi seperti memegang berlembar-lembar kertas warna merah seperti bentuk uang Rp 100 ribu. Tentunya berbagai komentar positif dan komentar negatif. Hingga kini foto tersebut mendapat 606 komentar serta like 1.288 orang. Berikut komentar di akun facebook: Harry Setiawan Rph: Kalau yg begini mah bkn fitnah. Hampir rata2 pengguna jalan raya mengalami,kalau yg namanya ketemu yg begini (POLISI). M Ridone: Ada ada saja tapi lucu..kan gk tau itu dwit apa berpikir positip sajalah. etiawan Jayadireja: Yang pasti takut ketahuan istrinya, di umpetin dikit? Ronymeong Rony: itung itung balikin modal dulu bro...

Usai Keluarkan Perpres Soal Kenaikan DP Mobil Pejabat, Nah Lho..Jokowi Bingung!

"Plin Plan pakdhe nih," tulis akun @ebritino  di Twitter terkait sikap Jokowi yang sepertinya kebingungan usai keluarkan Perpres No 39/2015. Ada pun Perpres tersebut mengatur soal kenaikan uang muka (DP) kendaraan mobil pejabat dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Sikap 'plin plan' Jokowi ini apa karena ada banyak protes dari publik atau ada faktor lain memang belum ada klarifikasi dari pihak Istana. Yang ada hanyalah Jokowi sebut akan mengecek ulang Perpres No 39/2015 tersebut. Dikutip laman Detik (5/4) , bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mengecek Perpres yang berisi kenaikan nilai uang muka pembelian mobil pejabat negara. Selain itu dirinya juga mengakui bahwa kebijakan itu tidak tepat dilakukan saat ini. "Saat ini bukan saat yang baik. Pertama karena kondisi ekonomi, kedua sisi keadilan, ketiga sisi (penghematan) BBM," tutur Jokowi setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dari kampung halamannya di Solo, Minggu (5/4

Awasi! Putri Indonesia 2015 "Ber-Palu Arit", PKI Sebarkan Racun Komunis di Kalangan Muda

Foto konyol Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri yang berpose memakai kaos bergambar simbol komunis ‘Palu Arit’, mengindikasikan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang menyebarkan ideologinya kepada kalangan anak muda. Pendapat itu disampaikan Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung, kepada intelijen (23/02). “Saat ini komunis Indonesia sedang menyebarkan ideologi di kalangan anak muda. Putri Indonesia 2015 bisa menjadi simbol untuk menarik kalangan muda,” tegas Alfian Tanjung. Kata Alfian, PKI sudah menyusupkan beberapa kadernya di partai politik. “Lihat saja kader mereka yang ada di partai politik dan DPR. Di PDIP ada Ribka Tjiptaning yang bangga menjadi anak PKI. Padahal PKI itu organisasi yang dilarang di Indonesia,” papar Alfian. Alfian mengingatkan, dalam kondisi bangsa Indonesia yang tidak jelas seperti ini, komunis sangat mudah masuk di kalangan generasi muda maupun rakyat. “Komunis itu pandai mempengaruhi orang. Jargon-jargon menguasai tanah milik negara,