Skip to main content

Tolak Naik Harga BBM, Effendi Simbolon Siap Jadi Ketua Tim Angket BBM 'Hajar' Jokowi



Tidak semua orang PDIP setuju dan manut-manut saja dengan kenaikan harga BBM. Effendi Simbolon adalah salah satu kader Banteng yang getol menolak kenaikan BBM. Bahkan, kali ini dia bersedia menjadi ketua tim angket DPR untuk mempermasalahkan kenaikan BBM kali ini.

Menurutnya, kenaikan harga BBM selama pemerintahan Jokowi itu bertolak belakang dengan sikap PDIP selama masa pemerintahan SBY lalu. Saat itu PDIP selalu gigih menolak setiap ada rencana kenaikan BBM, kenaikan listrik, dan kenaikan gas elpiji. Makanya, di Pemilu 2014 PDIP menjadi pemenang pemilu.

Nah, kenaikan BBM juga listrik dan elpiji di masa pemerintahan Jokowi ini jelas merugikan PDIP. Banyak publik marah dan menyalahkan PDIP atas kenaikan ini.

"Mana untungnya buat PDIP. Malah PDIP yang dirugikan," ucapnya, kepada Kantor Berita Politik RMOL, (Minggu malam, 30/3).

Dia juga menilai, kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintahan Jokowi melanggar UUD dan UU Migas. Dalam UUD dan UU Migas disebutkan dengan jelas bahwa harga BBM tidak boleh diserahkan ke pasar. Harga BBM untuk masyarakat harus mempertimbangkan daya beli masyarakat.

Effendi menjelaskan, pelanggaran ini bisa dipermasalahkan DPR. "Ini cocok dibuatkan hak angket sebab ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Jangan ditujukan ke menteri tapi tujukan langsung ke Presiden. Saya siap untuk menjadi ketua tim angketnya,” tegas Effendi.

Namun, Effendi tidak menyalahkan Jokowi sendiri. Dia menilai, pemberlakuan harga pasar untuk BBM lantaran orang-orang di sekeliling Jokowi di Istana juga memiliki paham neolib. Orang-orang yang dia masuk antara lain Menteri BUMN, Menteri ESDM, dan juga Seskab.

"Sejak awal saya prihatin, kok harga BBM dilepas ke pasar. Tapi, mau gimana lagi, orang-orang di sekeliling Jokowi neolib semua yang memang maunya semua harga diliberalkan," tandasnya. [Rmol]

Popular posts from this blog

Gagal Jadi Menteri Jokowi, Rieke Diah Pitaloka Kini Resmi Cerai dengan Suami

Dulu sempat tersiar kabar, Rieke Diah Pitaloka (Oneng) akan di jadikan menteri dalam kabinet kerja Jokowi. Isu yang berkembang - saat itu - adalah Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi Indonesia. Tapi dalam pengmuman kabinet kerja Jokowi, nama "Oneng" tak ada disebutkan. Yang terjadi, Politisi PDIP tersebut bukan saja gagal jadi menterinya Jokowi. Resmi bercerai dengan suami membuat Rieke juga gagal membangun mahligai rumah tangganya. Dilansir laman Detik (24/3), kabar mengejutkan datang dari artis sekaligus politikus Rieke Diah Pitaloka. Ia ternyata telah bercerai dengan sang suami, Donny Gahral Adian. Isu keretakan rumah tangga Rieke dan Donny memang sudah lama terdengar, bisa dibilang sejak pertengahan tahun lalu. Kabar tersebut ternyata bukan gosip belaka. Saat ini, keduanya sudah resmi bercerai. Hal itu dikonfirmasi oleh Humas Pengadilan Agama Depok, Jawa Barat, Suryadi. "Iya, benar (telah cerai)," ucap Suryadi kepada detikHOT lewat pesan singkat,

Alamak! Bentuk Tim Independen, Jokowi Bikin Konflik KPK vs Polri Makin Rumit

Aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat tim independen untuk memediasi konflik KPK dan Polri bukan memberikan solusi, tetapi menambah polemik dan masalah menjadi rumit. "Pembentukan tim independen bukanlah solusi tapi akan membuat polemik ini makin kusut dan berliku," tegas dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Masnur Marzuki, kepada wartawan, Selasa (27/1). Menurutnya, terdapat beberapa alasan tim independen tak dibutuhkan. Pertama, belum ada dasar hukum yang jelas pembentukan tim tersebut apakah keppres atau dasar hukum teknis lainnya. "Karena bila tidak dibekali dasar hukum yang jelas, tim tidak akan efektif bekerja menggali fakta dan memanggil para pihak," katanya. Kedua, Presiden seperti tidak belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa selama ini pengelolaan negara menjadi tidak efektif karena terlalu banyak tim yang nomenklaturnya tidak jelas dan justru tumpang tindih dengan lembaga atau institusi yang

Contact

Kritik, saran atau pemasangan iklan bisa dikirim ke email maidany@gmail.com. Tulis di subjek : Kritik, Saran atau Iklan. Terima Kasih Redaksi