Dari sejumlah awak media Islam yang mendatangi kantor Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), di Jakarta, Selasa (31/3/2015), salah satunya adalah situs Gemaislam.com. Pemimpin Redaksi media tersebut, Rudi Marta sangat heran situsnya ikut terblokir, padahal selama ini pemberitaannya sejalan dan mendukung program Badan Nasional penanggulangan Terorisme (BNPT).
"Saya kaget sekali situs kami diblokir karena dituduh pendukung ISIS, padahal hubungan lembaga kami terutama pimpinan kami hubungannya sangat dekat dengan Profesor Irfan Idris (Kepala Humas dan Pusat Informasi BNPT)," ujar Rudi.
Ia pun menceritakan bagaimana medianya selama ini sudah lama berhubungan baik dengan BNPT. "Tahun 2014 lalu, kami mengundang ulamanya BNPT Syeikh Ali Hasan al Arabi di masjid Istiqlal. Sebelumnya, Agustus 2014 kami mengadakan seminar bahaya ISIS dan terorisme, saat itu kami juga mengundang Profesor Irfan," jelas Rudi.
"Kamudian yang terbaru, ketika Syeikh Ali Hasan Al Arabi mengisi seminar internasional di berbagai tempat, kami selalu mendampingi beliau dan menulis bahaya ISIS dan terorisme," tambahnya.
"Kami sudah bekerjasama dengan BNPT sejak jauh-jauh hari, makanya ketika mendengar situs kami d blokir karena dtuduh menyebarkan paham radikalisme, Ya Allah saya sangat kaget sekali, ini data dari mana?" tanya Rudi.
Mendengar penjelasan Rudi, Irfan Idris diam sejenak dan menepuk jidatnya. Ia pun mengakui bahwa yang pertama kali memprotesnya adalah pimpinan Gemaislam.com yaitu Ustaz Yusuf Baisa. Sayangnya ia tidak menjawab pertanyaan Rudi, kenapa situs yang selama ini mendukung BNPT ikut terblokir juga.
Sebelumnya, BNPT melaporkan untuk memblokir situs berdasarkan surat bernomor No 149/K.BNPT/3/2015 tentang Situs/Website Radikal ke dalam sistem filtering Kominfo. Berdasarkan laporan tersebut Kominfo langsung memblokir 19 situs yang salah satunya Gemaislam.com.[adhila/suaraislam]