Skip to main content

Takut Terpecah Juga, Kader "Moncong Putih" Rapatkan Barisan Hadapi Rencana Adu Domba

Saat ini muncul berbagai manuver yang secara tidak langsung ingin memecah belah dan mengadu domba antar kader menjelang Kongres ke IV PDI Perjuangan di Bali.

Demikian disampaikan Ketua Perwakilan Luar Negeri PDI Perjuangan Arab Saudi, Sharief Rachmat, dalam keterangan beberapa saat lalu (Kamis, 25/3).

"Namun semakin kuat manuver tersebut, semakin kuat dan solid pula kader PDI Perjuangan merapatkan barisan menetapkan Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum DPP PDI Perjuangan untuk lima tahun mendatang," ungkap Sharief.

Karena itulah, jelas Syarif, enam perwakilan luar negeri (Perwalu) PDI Perjuangan mendukung sepenuhnya kepemimpinan Megawati Soekarnoputri untuk ditetapkan kembali sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan masa bakti 2015-2020 sesuai keputusan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke IV PDI Perjuangan.

Keenam Perwalu PDI Perjuangan itu adalah Perwalu Jerman, Belanda, Amerika Serikat, Saudi Arabia, Malaysia dan Brunei Darussalam, demikian laporan dari Rmol (25/3).

Hasil Survei Populerkan Jokowi Jadi Ketum PDIP Ketimbang Megawati

Mungkin ini awal potensi perpecahan di tubuh PDIP. Dimana secara internal PDIP sepakat Megawati Soekarno Putri yang di amanatkan jadi ketua umum kembali. Tapi hasil survei yang dilakukan oleh lembaga Poltracking Indonesia merekomendasikan Mega tak jadi ketua umum lagi. (Baca, Saatnya Tiba, Mega Tak Layak Jadi Ketum PDIP lagi)

Kalau kita lihat fenomena terkini, beberapa partai politik sedang alami musibah: Golkar dan PPP dikatakan pecah, meski kekuasaan tidak di raih. Pihak yang satu ingin bersama pemerintahan Jokowi, sedang yang satu ingin mencoba oposisi.

Dan coba dilihat sejarah, pertai Demokrat juga alami perpecahaan yang membuat jumlah pemilihnya di Pemilu 2014 menurun drastis. Padahal dikala itu, partai besutan SBY itu adalah partai penguasa.

Nah, apakah PDIP juga akan mengalami perpecahan? Seperti ada sinyal merngarah kesana. Lantaran belakangan ini, Jokowi sebagai presiden kinerjanya tidak efektif jika selalu mendapat intervensi dari Megawati. Maka, opini pun menggiring Jokowi tuk maju jadi Ketum PDIP , meskipun suami Iriana tersebut belum tentu bersedia.

Ya, kalau Jokowi tidak bersedia, kan masih banyak kader PDIP selain Mega, bukan? Ada  Pramono Anung, Ganjar Pranowo, Hasto Kartosuriyo, dan yang lain. Dengan begitu, sistem kaderisasi PDIP bekerja dengan baik.

Yang jadi masalah adalah: Apakah janda yang bernama Mega itu bersedia tidak lagi jadi ketum PDIP? Ini masalahnya yang masih misteri. [sal]

Popular posts from this blog

Heboh, Foto Oknum Polisi Diduga Sedang Bagi Uang Hasil "Petak Umpet"

Foto dua orang oknum anggota polisi sibuk menghitung uang membuat heboh situs media sosial Facebook. Foto yang diposting pemilik akun Facebook Adm Motivasi itu ditautkan ke akun fanpage JOKOWI PRESIDEN KU dengan judul "Ayo Lagi Ngapain?" ini ternyata mendapat respon dari netizen lainnya. Foto hasil jepretan sembunyi-sembunyi (hidden camera) memperlihatkan dua orang polisi seperti memegang berlembar-lembar kertas warna merah seperti bentuk uang Rp 100 ribu. Tentunya berbagai komentar positif dan komentar negatif. Hingga kini foto tersebut mendapat 606 komentar serta like 1.288 orang. Berikut komentar di akun facebook: Harry Setiawan Rph: Kalau yg begini mah bkn fitnah. Hampir rata2 pengguna jalan raya mengalami,kalau yg namanya ketemu yg begini (POLISI). M Ridone: Ada ada saja tapi lucu..kan gk tau itu dwit apa berpikir positip sajalah. etiawan Jayadireja: Yang pasti takut ketahuan istrinya, di umpetin dikit? Ronymeong Rony: itung itung balikin modal dulu bro...

Usai Keluarkan Perpres Soal Kenaikan DP Mobil Pejabat, Nah Lho..Jokowi Bingung!

"Plin Plan pakdhe nih," tulis akun @ebritino  di Twitter terkait sikap Jokowi yang sepertinya kebingungan usai keluarkan Perpres No 39/2015. Ada pun Perpres tersebut mengatur soal kenaikan uang muka (DP) kendaraan mobil pejabat dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Sikap 'plin plan' Jokowi ini apa karena ada banyak protes dari publik atau ada faktor lain memang belum ada klarifikasi dari pihak Istana. Yang ada hanyalah Jokowi sebut akan mengecek ulang Perpres No 39/2015 tersebut. Dikutip laman Detik (5/4) , bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mengecek Perpres yang berisi kenaikan nilai uang muka pembelian mobil pejabat negara. Selain itu dirinya juga mengakui bahwa kebijakan itu tidak tepat dilakukan saat ini. "Saat ini bukan saat yang baik. Pertama karena kondisi ekonomi, kedua sisi keadilan, ketiga sisi (penghematan) BBM," tutur Jokowi setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dari kampung halamannya di Solo, Minggu (5/4

Awasi! Putri Indonesia 2015 "Ber-Palu Arit", PKI Sebarkan Racun Komunis di Kalangan Muda

Foto konyol Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri yang berpose memakai kaos bergambar simbol komunis ‘Palu Arit’, mengindikasikan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang menyebarkan ideologinya kepada kalangan anak muda. Pendapat itu disampaikan Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung, kepada intelijen (23/02). “Saat ini komunis Indonesia sedang menyebarkan ideologi di kalangan anak muda. Putri Indonesia 2015 bisa menjadi simbol untuk menarik kalangan muda,” tegas Alfian Tanjung. Kata Alfian, PKI sudah menyusupkan beberapa kadernya di partai politik. “Lihat saja kader mereka yang ada di partai politik dan DPR. Di PDIP ada Ribka Tjiptaning yang bangga menjadi anak PKI. Padahal PKI itu organisasi yang dilarang di Indonesia,” papar Alfian. Alfian mengingatkan, dalam kondisi bangsa Indonesia yang tidak jelas seperti ini, komunis sangat mudah masuk di kalangan generasi muda maupun rakyat. “Komunis itu pandai mempengaruhi orang. Jargon-jargon menguasai tanah milik negara,