Skip to main content

5 Bulan Jokowi Jadi Presiden: Jakarta Masih Banjir, Jakarta Masih Macet


Alasan Jokowi - dulu - masuk dalam bursa Capres salah duanya adalah agar lebih mudah atasi masalah di Jakarta, yaitu: Banjir dan Macet. Sebagian rakyat pun ada yang percaya dengan alasan Jokowi kala itu. Tak lama, suami Iriana itu jadi Presiden Republik ke 7 dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Waktu sudah berjalan selaman 5 bulan, Ibu Kota Jakarta masih juga banjir dan macet. Sedang Jokowi sebagai orang pernah berjanji akan tuntaskan masalah macet dan banjir sudah "kabur" pindah ke Istana Bogor. (Baca, Jokowi Pindah Istana ke Bogor, Tukang Becak Sengsara)

Apa mungkin itu cara Jokowi mengatasi masalah banjir? Ya, dengan meninggalkan ibu kota Jakarta. Padahal warga Jakarta pastinya masih banyak berharap kepada Jokowi tinggal di Jakarta dan merasakan macet dan bajir bersama. Lantaran sebagain besar warga Jakarta-lah yang sejak awal mendukung Jokowi jadi Gubernur yang otomatis memudahkannya jadi Presiden.

Terkait dengan banjir dan macet Jakarta, menurut laporan Rol (21/3), sejumlah ruas jalan di Jakarta hingga Jumat malam (20/3) mengalami kemacet parah pasca hujan deras yang menimbulkan genangan.

Berdasarkan pantauan sejumlah titik di ruas jalan tol dalam kota di dua arah berlawanan mengalami kemacetan panjang dan kendaraan hanya dapat dipacu kurang dari 30 kilometer (km) per jam.

Hingga pukul 23.00 WIB, antrian panjang tampak di ruas jalan di sekitar Tegal Parang, Jakarta Selatan, ke arah perempatan Kuningan atau Jalan Kapten Tendean. Sebelumnya antrian panjang kendaraan juga tampak dari arah Jalan MT Haryono menuju Patung Pancoran.

Kemacetan panjang juga tampak di daerah sekitar putaran Semanggi. Jika ruas Jalan Jendral Sudirman mengarah ke Blok M terdapat antrian panjnag, arah menuju Jalan MH Thamrin justru lengang.

Antrian panjang tampak terjadi di Jalan MT Haryono terutama di sekitar terowongan MT Haryono. Genangan cukup tinggi menghambat kendaraan untuk melalui jalan tersebut, sehingga kemacetan tidak terhindarkan.

Berdasarkan informasi dari Traffic Management Center (TMC), kemacetan parah mulai terjadi stelah hujan lebat yang terjadi di sejumlah wilayah Jakarta sejak pukul 19.00 WIB.

Genangan dan banjir juga mulai terjadi di sejumlah titik di Jakarta seperti di Kawasan Perumahan Kampung Pulo Jatinegara, Simpang Garuda TMII dengan ketinggan sekitar 30 cm, Underpass Halim 40 cm, Jalan DI Panjaitan depan Gedung Wika 40 cm, Jalan Pramuka samping Polsek Matraman 30 cm, Jalan Soepomo di depan Hotel SofyanInn Tebet 50 cm, dan Jalan Lapangan Pos depan Stasiun Tebet 25 cm.

Sejumlah petugas polisi lalu lintas tampak mengatur di beberapa lokasi terjadi kemacetan seperti di ruas Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di kolong Jembatan Semanggi, demikian Rol mengabarkan.

Oh, mungkin Jokowi baru bekerja selama 5 bulan jadi presiden. Kan masih ada waktu lagi, Berikan Jokowi waktu untuk bekerja. Mungkin di 6, 7, 8, 9 bulan atau sampai 5 tahun Jokowi bekerja masalah banjir Jakarta dan macet bisa teratasi. [sal]

Popular posts from this blog

Heboh, Foto Oknum Polisi Diduga Sedang Bagi Uang Hasil "Petak Umpet"

Foto dua orang oknum anggota polisi sibuk menghitung uang membuat heboh situs media sosial Facebook. Foto yang diposting pemilik akun Facebook Adm Motivasi itu ditautkan ke akun fanpage JOKOWI PRESIDEN KU dengan judul "Ayo Lagi Ngapain?" ini ternyata mendapat respon dari netizen lainnya. Foto hasil jepretan sembunyi-sembunyi (hidden camera) memperlihatkan dua orang polisi seperti memegang berlembar-lembar kertas warna merah seperti bentuk uang Rp 100 ribu. Tentunya berbagai komentar positif dan komentar negatif. Hingga kini foto tersebut mendapat 606 komentar serta like 1.288 orang. Berikut komentar di akun facebook: Harry Setiawan Rph: Kalau yg begini mah bkn fitnah. Hampir rata2 pengguna jalan raya mengalami,kalau yg namanya ketemu yg begini (POLISI). M Ridone: Ada ada saja tapi lucu..kan gk tau itu dwit apa berpikir positip sajalah. etiawan Jayadireja: Yang pasti takut ketahuan istrinya, di umpetin dikit? Ronymeong Rony: itung itung balikin modal dulu bro...

Usai Keluarkan Perpres Soal Kenaikan DP Mobil Pejabat, Nah Lho..Jokowi Bingung!

"Plin Plan pakdhe nih," tulis akun @ebritino  di Twitter terkait sikap Jokowi yang sepertinya kebingungan usai keluarkan Perpres No 39/2015. Ada pun Perpres tersebut mengatur soal kenaikan uang muka (DP) kendaraan mobil pejabat dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Sikap 'plin plan' Jokowi ini apa karena ada banyak protes dari publik atau ada faktor lain memang belum ada klarifikasi dari pihak Istana. Yang ada hanyalah Jokowi sebut akan mengecek ulang Perpres No 39/2015 tersebut. Dikutip laman Detik (5/4) , bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mengecek Perpres yang berisi kenaikan nilai uang muka pembelian mobil pejabat negara. Selain itu dirinya juga mengakui bahwa kebijakan itu tidak tepat dilakukan saat ini. "Saat ini bukan saat yang baik. Pertama karena kondisi ekonomi, kedua sisi keadilan, ketiga sisi (penghematan) BBM," tutur Jokowi setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dari kampung halamannya di Solo, Minggu (5/4

Awasi! Putri Indonesia 2015 "Ber-Palu Arit", PKI Sebarkan Racun Komunis di Kalangan Muda

Foto konyol Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri yang berpose memakai kaos bergambar simbol komunis ‘Palu Arit’, mengindikasikan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang menyebarkan ideologinya kepada kalangan anak muda. Pendapat itu disampaikan Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung, kepada intelijen (23/02). “Saat ini komunis Indonesia sedang menyebarkan ideologi di kalangan anak muda. Putri Indonesia 2015 bisa menjadi simbol untuk menarik kalangan muda,” tegas Alfian Tanjung. Kata Alfian, PKI sudah menyusupkan beberapa kadernya di partai politik. “Lihat saja kader mereka yang ada di partai politik dan DPR. Di PDIP ada Ribka Tjiptaning yang bangga menjadi anak PKI. Padahal PKI itu organisasi yang dilarang di Indonesia,” papar Alfian. Alfian mengingatkan, dalam kondisi bangsa Indonesia yang tidak jelas seperti ini, komunis sangat mudah masuk di kalangan generasi muda maupun rakyat. “Komunis itu pandai mempengaruhi orang. Jargon-jargon menguasai tanah milik negara,