Skip to main content

PDI Perjuangan pun Dukung Wacana Yassona Laoly Soal Remisi Koruptor

PDI Perjuangan menolak untuk terkait soal beda pandangan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menkumham Yassona Laoly perihal pemberian remisi para terpidana korupsi. Ketua DPP PDI Perjuangan, Trimedya Panjaitan mengatakan, perbedaan sikap antara sesama kader partai Banteng Moncong Putih itu adalah dinamika yang wajar sebagai partai penyelenggara negara.

Menurut dia, sikap presiden adalah sebagai pribadi. Sedangkan Yassona, kata dia, adalah pandangan institusi dari Kementerian Hukum dan HAM. "Sebenarnya inikan (remisi koruptor) baru sebatas wacana. Belum ada keputusan apa pun. Presiden Jokowi berpendapat. Tapi Pak Yassona nanti yang punya keputusan," kata dia saat dihubungi, Kamis (19/3).

Seperti diketahui, Menkumham Yassona dan Presiden Jokowi beda pendapat soal remisi korupsi. Yassona mewacanakan untuk mengembalikan pemberian remisi kepada para terpidana korupsi. Rencana keputusan tersebut juga disertai dengan dihapusnya kewenangan KPK dalam pemberian keringanan para terpidana korupsi itu.

Mencuatnya rencana Yassona itu membuat geram masyarakat pegiat anti korupsi. Sementara, Presiden Jokowi menanggapi kegeraman tersebut dengan menyatakan bahwa tak pantas remisi diberikan kepada para terpidana korupsi.

Namun, Trimedya mengatakan, jika diminta bersikap, partainya akan mendukung kebijakan Yassona. Sebab, kata dia, pemberian remisi para terpidana korupsi adalah hak. Menurut dia, konsep pemasyarakatan di Indonesia adalah menyamakan hak semua narapidana. Karena itu, menjadi tak adil jika pemerintah menilai terpidana korupsi tak pantas mendapatkan keringan hukuman.

Ia mengaku, dalam beberapa kunjungannya ke lembaga pemasyarakatan, anggota Komisi III ini kerap menerima keluhan dari kepala lapas yang disampaikan oleh terpidana soal pemberian remisi. Sebab, terpidana, sekalipun pernah melakukan korupsi, tentu berhak untuk mendapat keringanan hukuman, sama seperti terpidana perkara lainnya.

Dukungan terhadap Yasonna, kata dia, tidak mengindikasikan partainya hendak berbeda pandangan dengan Presiden Jokowi. Hanya saja, PDIP melihat lebih kepada penerapan hukuman yang sesuai dengan peraturan pemasyarakatan itu sendiri.

Disinggung soal apakah sikap partai mendukung Yassona itu adalah perpanjangan tangan sebagai kader PDI Perjuangan, mengingat beberapa kader partainya yang dijebloskan ke penjara lantaran terlibat korupsi, Trimedya menegaskan, hal tersebut tak ada kaitannya. Apa pun keputusan Yassona, tentunya atas nama institusi kementerian, bukan lantaran sebagai kader partainya.

"Ya enggaklah. Itukan keputusan tentunya dari pertimbangan Pak Yassona sebagai menteri," katanya. Dia pun menegaskan, PDI Perjuangan di Parlemen pun tak punya kewenangan mencampuri soal rencana pemberian remisi tersebut. "Fraksi-fraksi yang lainnya juga pasti punya sikap yang sama," sambung dia. [Rol]

Popular posts from this blog

Heboh, Foto Oknum Polisi Diduga Sedang Bagi Uang Hasil "Petak Umpet"

Foto dua orang oknum anggota polisi sibuk menghitung uang membuat heboh situs media sosial Facebook. Foto yang diposting pemilik akun Facebook Adm Motivasi itu ditautkan ke akun fanpage JOKOWI PRESIDEN KU dengan judul "Ayo Lagi Ngapain?" ini ternyata mendapat respon dari netizen lainnya. Foto hasil jepretan sembunyi-sembunyi (hidden camera) memperlihatkan dua orang polisi seperti memegang berlembar-lembar kertas warna merah seperti bentuk uang Rp 100 ribu. Tentunya berbagai komentar positif dan komentar negatif. Hingga kini foto tersebut mendapat 606 komentar serta like 1.288 orang. Berikut komentar di akun facebook: Harry Setiawan Rph: Kalau yg begini mah bkn fitnah. Hampir rata2 pengguna jalan raya mengalami,kalau yg namanya ketemu yg begini (POLISI). M Ridone: Ada ada saja tapi lucu..kan gk tau itu dwit apa berpikir positip sajalah. etiawan Jayadireja: Yang pasti takut ketahuan istrinya, di umpetin dikit? Ronymeong Rony: itung itung balikin modal dulu bro...

Usai Keluarkan Perpres Soal Kenaikan DP Mobil Pejabat, Nah Lho..Jokowi Bingung!

"Plin Plan pakdhe nih," tulis akun @ebritino  di Twitter terkait sikap Jokowi yang sepertinya kebingungan usai keluarkan Perpres No 39/2015. Ada pun Perpres tersebut mengatur soal kenaikan uang muka (DP) kendaraan mobil pejabat dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Sikap 'plin plan' Jokowi ini apa karena ada banyak protes dari publik atau ada faktor lain memang belum ada klarifikasi dari pihak Istana. Yang ada hanyalah Jokowi sebut akan mengecek ulang Perpres No 39/2015 tersebut. Dikutip laman Detik (5/4) , bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mengecek Perpres yang berisi kenaikan nilai uang muka pembelian mobil pejabat negara. Selain itu dirinya juga mengakui bahwa kebijakan itu tidak tepat dilakukan saat ini. "Saat ini bukan saat yang baik. Pertama karena kondisi ekonomi, kedua sisi keadilan, ketiga sisi (penghematan) BBM," tutur Jokowi setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dari kampung halamannya di Solo, Minggu (5/4

Awasi! Putri Indonesia 2015 "Ber-Palu Arit", PKI Sebarkan Racun Komunis di Kalangan Muda

Foto konyol Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri yang berpose memakai kaos bergambar simbol komunis ‘Palu Arit’, mengindikasikan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang menyebarkan ideologinya kepada kalangan anak muda. Pendapat itu disampaikan Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung, kepada intelijen (23/02). “Saat ini komunis Indonesia sedang menyebarkan ideologi di kalangan anak muda. Putri Indonesia 2015 bisa menjadi simbol untuk menarik kalangan muda,” tegas Alfian Tanjung. Kata Alfian, PKI sudah menyusupkan beberapa kadernya di partai politik. “Lihat saja kader mereka yang ada di partai politik dan DPR. Di PDIP ada Ribka Tjiptaning yang bangga menjadi anak PKI. Padahal PKI itu organisasi yang dilarang di Indonesia,” papar Alfian. Alfian mengingatkan, dalam kondisi bangsa Indonesia yang tidak jelas seperti ini, komunis sangat mudah masuk di kalangan generasi muda maupun rakyat. “Komunis itu pandai mempengaruhi orang. Jargon-jargon menguasai tanah milik negara,