Skip to main content

Baru Saja di Surati Jaya Suprana, Astaga! Ahok Sudah Bikin Ulah

Betul adanya bahwa sikap Ahok jauh dari etika dan moral sebagai manusia normal, apatah lagi seorang Gubernur DKI Jakarta. Oleh karena itu, seorang budayawan, Jaya Suprana pun jadi resah dengan sikap Ahok yang kasar dan kotor serta berbahaya itu. Ekspresi dari keresahan itu, Jaya Suprana pun menulis surat terbuka untuk Ahok dan di muat salah satu media nasional.

Dalam suratnya itu, Jaya sangat meminta Ahok untuk menjaga ucapan dan sikapnya. Karena bisa saja, sikap kasar Ahok menyulut pertikaian antara pribumi dan etnis Cina seperti masa lalu. Itulah yang -mungkin- dikhawatirkan oleh Jaya Suprana, selain memang sebagai Gubernur tak selayaknya Ahok bersikap demikian.

Surat yang dibuat pada tanggal 23 Maert 2015 tersebut tidak tahu pasti, apakah sudah di baca Ahok atau belum. Namun, ditengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, rasanya tak mungkin Ahok belum membacanya.

Nah, terlepas dari Ahok sudah baca atau belum. Yang terjadi kini, Ahok malah bikin ulah lagi, apa itu?

Tempo merilis judul berita (28/3), "Teringat Seseorang, Ahok Beri Nama Sapi Ini 'USB'. Dari judul diatas, bisa di baca apa pesan yang Ahok sampaikan di depan publik. "USB" identik dengan pernyataan Haji Lulung (Politisi PPP). Artinya Ahok masih saja memancing emosi kepada publik.

"Sudah ketemu, namanya USB," kata Ahok di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, 27 Maret 2015.

Kejadian itu bermula saat Ahok diminta memberi nama seekor sapi. Pemilik peternakan, Karnadi Winaga, meminta Ahok mempersiapkan nama bagi sapi yang akan lahir pada tahun depan. Tak lam‎a berselang, Ahok langsung menemukan nama yang menurutnya tepat. Jawaban Ahok mengundang tawa hadirin.

Kata 'USB' belakangan ramai diperbincangkan. USB yang merupakan kependekan dari universal serial bus menjadi topik pembicaraan setelah diucapkan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Abraham 'Lulung' Lunggana. Lulung salah menyebut uniterruptible power supply (UPS) menjadi USB seusai rapat mediasi di Kementerian Dalam Negeri.

Setelahnya, ia kembali ditanya ihwal nama yang akan diberikan pada anak sapi yang akan lahir. Ahok kembali menyebut USB. "Saya beri nama USB, Untuk Sapi Betawi," ujar Ahok, demikian dilansir Tempo

Tentu saja, kejadian ini sangat disayangkan sekali, bukan hanya Haji Lulung yang sepertinya didiskredit-kan, namun masyarat Betawi juga merasa ulah Ahok sangat membahayakan. Wajar jika masyarakat Betawi melakukan demo supaya Ahok meminta maaf.

Dan yang lebih memilukan dari itu adalah, belum sampai 7 hari umur surat terbuka Jaya Suprana kepada Ahok, namun suami Veronika itu sudah kembali berbuat ulah. Astaga! Apa memang Ahok selain tidak bisa dikrtitik, juga tidak bisa di nasehati-kah? [sal]

Popular posts from this blog

Gagal Jadi Menteri Jokowi, Rieke Diah Pitaloka Kini Resmi Cerai dengan Suami

Dulu sempat tersiar kabar, Rieke Diah Pitaloka (Oneng) akan di jadikan menteri dalam kabinet kerja Jokowi. Isu yang berkembang - saat itu - adalah Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi Indonesia. Tapi dalam pengmuman kabinet kerja Jokowi, nama "Oneng" tak ada disebutkan. Yang terjadi, Politisi PDIP tersebut bukan saja gagal jadi menterinya Jokowi. Resmi bercerai dengan suami membuat Rieke juga gagal membangun mahligai rumah tangganya. Dilansir laman Detik (24/3), kabar mengejutkan datang dari artis sekaligus politikus Rieke Diah Pitaloka. Ia ternyata telah bercerai dengan sang suami, Donny Gahral Adian. Isu keretakan rumah tangga Rieke dan Donny memang sudah lama terdengar, bisa dibilang sejak pertengahan tahun lalu. Kabar tersebut ternyata bukan gosip belaka. Saat ini, keduanya sudah resmi bercerai. Hal itu dikonfirmasi oleh Humas Pengadilan Agama Depok, Jawa Barat, Suryadi. "Iya, benar (telah cerai)," ucap Suryadi kepada detikHOT lewat pesan singkat,

Alamak! Bentuk Tim Independen, Jokowi Bikin Konflik KPK vs Polri Makin Rumit

Aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat tim independen untuk memediasi konflik KPK dan Polri bukan memberikan solusi, tetapi menambah polemik dan masalah menjadi rumit. "Pembentukan tim independen bukanlah solusi tapi akan membuat polemik ini makin kusut dan berliku," tegas dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Masnur Marzuki, kepada wartawan, Selasa (27/1). Menurutnya, terdapat beberapa alasan tim independen tak dibutuhkan. Pertama, belum ada dasar hukum yang jelas pembentukan tim tersebut apakah keppres atau dasar hukum teknis lainnya. "Karena bila tidak dibekali dasar hukum yang jelas, tim tidak akan efektif bekerja menggali fakta dan memanggil para pihak," katanya. Kedua, Presiden seperti tidak belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa selama ini pengelolaan negara menjadi tidak efektif karena terlalu banyak tim yang nomenklaturnya tidak jelas dan justru tumpang tindih dengan lembaga atau institusi yang

Contact

Kritik, saran atau pemasangan iklan bisa dikirim ke email maidany@gmail.com. Tulis di subjek : Kritik, Saran atau Iklan. Terima Kasih Redaksi