Skip to main content

SBY Masih Ada Yang Dukung, Jika Jadi Capres Lagi di Tahun 2019



Wah, jika ini terjadi, maka apa manfaatnya bagi keberlangsungan negara yang bernama Indonesia. Walau dalam dunia politik suatu yang tak mungkin bisa saja terjadi, tapi hendaknya janganlah presiden yang sudah dua periode menjabat mau jadi Capres lagi dan mendapat dukungan pula.

Kejadian itulah yang sedang terjadi di partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), partai Demokrat.

Adalah Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Herman Khaeron, seperti dilansir Merdeka,  menyambut baik desakan kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk maju lagi di Pilpres 2019 mendatang. Menurut dia, ini sebuah bukti jika kepemimpinan SBY dirindukan oleh rakyat.

Herman menyatakan dalam konstitusi mengatur jabatan maksimal seorang presiden dua periode. Akan tetapi, masih terjadi multitafsir dalam pasal 7 UUD 1945, apakah dua periode yang tidak boleh nyalon lagi dimaksud adalah berturut-turut, sehingga boleh mencalonkan kembali sebagai presiden setelah berhenti satu periode menjadi presiden.

"Sebagai kader saya bangga dan menyambut dengan baik jika masyarakat menghendaki kehadiran beliau kembali, tentunya jika konstitusi dan peraturan perundang-undangan memungkinkan, serta tergantung kepada bapak SBY," kata Herman saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (31/3).

Herman sendiri menyerahkan sepenuhnya kepada SBY soal wacana maju di Pilpres 2019 nanti. "Mengenai hal tersebut kita serahkan sepenuhnya kepada Pak SBY, karena beliau adalah pemimpin dan pembimbing kami," imbuh Ketua DPP Demokrat ini.

Di sisi lain, Herman menambahkan, wajar jika rakyat kini merindukan kepemimpinan SBY. Sebab, saat memimpin, SBY selalu membuat kebijakan seperti yang diinginkan rakyat.

"Kalau perhatian terhadap rakyat pada masa pemerintahan SBY menjadi perhatian yang serius, sehingga setiap kebijakan dasarnya adalah harapan rakyat. Pantas jika rakyat merindukan beliau," jelas Wakil Ketua Komisi IV DPR tersebut.

Sebelumnya, bekas juru bicara Presiden SBY, Julian Aldrin Pasha menyatakan tidak ada aturan yang melarang SBY kembali menjadi capres. Namun dia ogah berpolemik, apakah SBY mau atau tidak kembali menjadi capres di Pilpres 2019 mendatang.

"Saya tidak ingin bicara probabilitas, sesuatu yang tidak pasti. Tapi logika politik mengatakan, kalau tidak ada aturan yang melarang seorang untuk maju meskipun dia mantan presiden atau wakil presiden, ya sah-sah saja. Tinggal bagaimana nanti ada yang memilih atau tidak. Ini yang masih belum kita ukur. Tapi bahwa ada harapan, ada ungkapan, tak sampai desakan, dari saluran yang kami terima memang tidak sedikit yang menginginkan lagi figurnya Pak SBY maju sebagai presiden. Bukan berarti dikaitkan dengan situasi dan kondisi yang sekarang terjadi," kata Julian.

Julian mencontohkan ketika Wapres Jusuf Kalla yang berhenti sementara waktu menjadi wapres. Menurut dia, SBY juga bisa seperti itu. Dia bahkan yakin SBY mau lagi jadi capres di 2019. Dia juga yakin, SBY mau mendengar keinginan atau desakan agar ketua umum Demokrat itu maju lagi di 2019.

"Beliau wise dan open minded. Saya juga sudah katakan meskipun itu hal-hal yang kecil misal melalui Instagram Ibu Ani, atau SMS yang langsung. Tentu kami tidak mengecek siapa dan dari mana. Tapi ini suatu ekspresi tentu oleh Pak SBY didengar. Tinggal bagaimana nanti mekanismenya. Sejauh ini beliau sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Dari kadernya sendiri mengharapkan kembali beliau menjadi presiden. persoalannya apakah ini yang betul-betul diinginkan oleh rakyat," terang dia, seperti dilaporkan Merdeka.

Lalu, bagaimana dengan pendapat Anda? Ikut dukung SBY Nyapres lagi ditahun 2019 nanti? [sal]

Popular posts from this blog

Gagal Jadi Menteri Jokowi, Rieke Diah Pitaloka Kini Resmi Cerai dengan Suami

Dulu sempat tersiar kabar, Rieke Diah Pitaloka (Oneng) akan di jadikan menteri dalam kabinet kerja Jokowi. Isu yang berkembang - saat itu - adalah Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi Indonesia. Tapi dalam pengmuman kabinet kerja Jokowi, nama "Oneng" tak ada disebutkan. Yang terjadi, Politisi PDIP tersebut bukan saja gagal jadi menterinya Jokowi. Resmi bercerai dengan suami membuat Rieke juga gagal membangun mahligai rumah tangganya. Dilansir laman Detik (24/3), kabar mengejutkan datang dari artis sekaligus politikus Rieke Diah Pitaloka. Ia ternyata telah bercerai dengan sang suami, Donny Gahral Adian. Isu keretakan rumah tangga Rieke dan Donny memang sudah lama terdengar, bisa dibilang sejak pertengahan tahun lalu. Kabar tersebut ternyata bukan gosip belaka. Saat ini, keduanya sudah resmi bercerai. Hal itu dikonfirmasi oleh Humas Pengadilan Agama Depok, Jawa Barat, Suryadi. "Iya, benar (telah cerai)," ucap Suryadi kepada detikHOT lewat pesan singkat,

Alamak! Bentuk Tim Independen, Jokowi Bikin Konflik KPK vs Polri Makin Rumit

Aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat tim independen untuk memediasi konflik KPK dan Polri bukan memberikan solusi, tetapi menambah polemik dan masalah menjadi rumit. "Pembentukan tim independen bukanlah solusi tapi akan membuat polemik ini makin kusut dan berliku," tegas dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Masnur Marzuki, kepada wartawan, Selasa (27/1). Menurutnya, terdapat beberapa alasan tim independen tak dibutuhkan. Pertama, belum ada dasar hukum yang jelas pembentukan tim tersebut apakah keppres atau dasar hukum teknis lainnya. "Karena bila tidak dibekali dasar hukum yang jelas, tim tidak akan efektif bekerja menggali fakta dan memanggil para pihak," katanya. Kedua, Presiden seperti tidak belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa selama ini pengelolaan negara menjadi tidak efektif karena terlalu banyak tim yang nomenklaturnya tidak jelas dan justru tumpang tindih dengan lembaga atau institusi yang

Contact

Kritik, saran atau pemasangan iklan bisa dikirim ke email maidany@gmail.com. Tulis di subjek : Kritik, Saran atau Iklan. Terima Kasih Redaksi