Skip to main content

Soal Reshuffle Kabinet, Jokowi-JK Memang Aneh


Beda pendapat antar Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memang selalu membuat aneh untuk di nilai. Karena, bukan cuma sekali saja mereka berdua beda pendapat, sudah beberapa kali. Dan kali ini, mereka berbeda pendapat terkait reshuffle kabinet yang mengundang kritik tajam dari pengamat.

Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin menilai perbedaan pernyataan antara Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengenai perombakan kabinet atau reshuffle, sebagai hal aneh. Bahkan, perbedaan pendapat itu seharusnya tidak terjadi.

"Saat Presiden baru mengatakan 'nanti dilihat', Wapres justru sudah melompat dengan mengatakan 'akan segera'," kata Said Salahudin dihubungi di Jakarta, Jumat (8/5).

Said mengatakan dua pernyataan itu memberi sinyal sangat kuat perombakan kabinet benar-benar akan terjadi. Sebab, jika tidak ada rencana perombakan kabinet, keduanya pasti akan tegas menyatakan tidak ada.

Namun, Said menilai persoalan pentingnya bukanlah isu perombakan kabinet itu sendiri, melainkan sikap JK yang memberikan pernyataan berbeda dengan Presiden Jokowi dan terkesan mendahului.

"Dalam perspektif tata negara saya melihat ada yang keliru dari sikap Wapres itu. Seharusnya tidak boleh Wapres mengambil posisi sebagai pihak yang seolah-olah menentukan reshuffle," tuturnya.

Said mengatakan Pasal 17 Ayat (2) UUD 1945 dengan tegas menentukan menteri-menteri diangkat dan diberhentikan presiden. Itu berarti perombakan kabinet adalah kewenangan presiden, bukan wapres.

"Itulah yang kita kenal sebagai hak prerogatif presiden yang didapatkan secara langsung dari konstitusi. Dalam sistem presidensial, posisi wapres murni hanya sebagai 'ban serep'. Jadi tidak tepat wapres mengambil peran yang bukan kewenangannya," katanya.

Said mengatakan perombakan kabinet adalah absolut kewenangan presiden. Sehingga perbedaan pernyataan dari wapres yang terkesan mendahului itu seharusnya tidak terjadi.

Wacana perombakan kabinet semakin menguat dan mendapat dukungan beberapa pihak, termasuk dari parlemen. Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mendukung apabila Presiden Jokowi melakukan evaluasi dan perombakan Kabinet Kerja.

"Evaluasi tentunya harus dilakukan jika presiden menilai kinerja para menterinya tidak bisa berjalan sesuai yang diharapkan dan supaya pemerintahan bisa berjalan lebih efektif dan bermanfaat untuk terjadinya upaya perbaikan," ucap Fahri Hamzah. [sal/Antara/Rol]

Popular posts from this blog

Alamak! Bentuk Tim Independen, Jokowi Bikin Konflik KPK vs Polri Makin Rumit

Aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat tim independen untuk memediasi konflik KPK dan Polri bukan memberikan solusi, tetapi menambah polemik dan masalah menjadi rumit. "Pembentukan tim independen bukanlah solusi tapi akan membuat polemik ini makin kusut dan berliku," tegas dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Masnur Marzuki, kepada wartawan, Selasa (27/1). Menurutnya, terdapat beberapa alasan tim independen tak dibutuhkan. Pertama, belum ada dasar hukum yang jelas pembentukan tim tersebut apakah keppres atau dasar hukum teknis lainnya. "Karena bila tidak dibekali dasar hukum yang jelas, tim tidak akan efektif bekerja menggali fakta dan memanggil para pihak," katanya. Kedua, Presiden seperti tidak belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa selama ini pengelolaan negara menjadi tidak efektif karena terlalu banyak tim yang nomenklaturnya tidak jelas dan justru tumpang tindih dengan lembaga atau institusi yang

Contact

Kritik, saran atau pemasangan iklan bisa dikirim ke email maidany@gmail.com. Tulis di subjek : Kritik, Saran atau Iklan. Terima Kasih Redaksi

Gagal Jadi Menteri Jokowi, Rieke Diah Pitaloka Kini Resmi Cerai dengan Suami

Dulu sempat tersiar kabar, Rieke Diah Pitaloka (Oneng) akan di jadikan menteri dalam kabinet kerja Jokowi. Isu yang berkembang - saat itu - adalah Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi Indonesia. Tapi dalam pengmuman kabinet kerja Jokowi, nama "Oneng" tak ada disebutkan. Yang terjadi, Politisi PDIP tersebut bukan saja gagal jadi menterinya Jokowi. Resmi bercerai dengan suami membuat Rieke juga gagal membangun mahligai rumah tangganya. Dilansir laman Detik (24/3), kabar mengejutkan datang dari artis sekaligus politikus Rieke Diah Pitaloka. Ia ternyata telah bercerai dengan sang suami, Donny Gahral Adian. Isu keretakan rumah tangga Rieke dan Donny memang sudah lama terdengar, bisa dibilang sejak pertengahan tahun lalu. Kabar tersebut ternyata bukan gosip belaka. Saat ini, keduanya sudah resmi bercerai. Hal itu dikonfirmasi oleh Humas Pengadilan Agama Depok, Jawa Barat, Suryadi. "Iya, benar (telah cerai)," ucap Suryadi kepada detikHOT lewat pesan singkat,