IBNU Qoyyim Al Jauziah, pernah menceritakan kembali sebuah kisah dari Hasan Al Bashri (642-728 M), seorang sufi yang sejaman dengan Rabi'ah Al Adawiah.
Kisah itu ada hubungannya dengan bisnis yang kini lebih dikenal sebagai bisnis lendir, dari seorang Pekerja Seks Komersial (PSK) yang begitu terkenal karena kecantikannya yang begitu sempurna.
Boleh jadi Alm Tata Chubby maupun teman-teman seprofesi yang kini masih terus beroperasi sembunyi-sembunyi di kos-kosan kota-kota besar, sepertinya tak ada seujung kuku dibanding kecantikannya. Sampai-sampai di masa itu tak satu pun perempuan mampu menandingi kemolekannya yang begitu menggoda.
Tarifnya untuk ukuran masa itu pun sangat fantastis, 100 dirham bagi siapapun yang butuh pelayanan profesional nan prima dan super memuaskan dari dirinya. Boleh jadi setiap lelaki yang memakai jasanya, tak mungkin sanggup melupakan wajahnya, pelayanannya, apalagi rasanya.
Sebagai PSK high class, tentu tak semua orang pernah berkesempataan berjumpa dan melihat dari dekat keelokan parasnya. Namun pada satu kesempatan, ada seorang anak muda yang secara kebetulan melihat perempuan itu pada sebuah jarak. Dan pemuda itu pun langsung terpesona.
Namun malang bagi pemula itu, yang harus menelan ludah lantaran tak punya uang. Tetapi sejak pandangan pertama itu ia bertekad bekerja sekeras-kerasnya mengumpulkan uang untuk bisa bersama berduaan dengan perempuan elok itu.
Akhirnya setelah sekian lama bekerja keras dan menabung sedikit demi sedikit, akhirnya ia sanggup untuk membayar perempuan itu dan menunaikan hasrat terpendamnya sejak pertama melihatnya,
"Wahai perempuan nan aduhai, telah lama keindahan rupamu menyandera hatiku, sejak secara tak secara sengaja aku melihatmu dan bertanya-tanya pada orang tentang siapakah dirimu. Lalu aku bekerja keras mengumpulkan uang untuk bisa sampai pada momen yang sangat kunantikan ini," katanya.
"Ke kasirlah terlebih dahulu. wahai pemuda gagah. Serahkan uangmu di sana, lalu setelah itu baru kita akan bersenang-senag bersama," kata Perempuan elok itu sambil menuntun pemuda jomblo itu masuk ke rumahnya yang megah.
Di kamar beranjang emas, bertilamkan permadani berwarna syahdu, dan dibaluri semerbak harum tubuh perempuan itu, membuat birahi pemuda itu langsung melonjak. Dibukanya pakaiannya sendiri untuk segera menunaikan hasratnya.
Perempuan itu cuma tersenyum indah dan tenang melihat ulah tamu amatirnya itu sambil duduk ditepi ranjang. Sebagai seorang profesional, ia ingin melihat apa yang akan diminta dan diperbuat pemuda itu berikutnya.
Sejurus kemudian, entah bagaimana awalnya, tiba-tiba pemuda itu ingat Allah SWT, dan segera turun dari ranjang.
"Biarkan aku pergi dan uang yang telah aku serahkan tadi tetap menjadi hakmu," katanya.
"Katanya diriku telah membuatmu jatuh hati dan terus saja
merindukanku. Lalu setelah kamu berhasil mengumpulkan uang dan telah bersamaku berdua saat ini disini, eh tiba-tiba kamu malah mau pergi sebelum kita berdua menghabiskan waktu bersenang-senang. Lebay bingiiiit deh kayaknya kamu. Ayo sini, sayang, kita lanjutkan segenap hasratmu sebelumnya, " respon perempuan itu dengan manja.
"Tidak, aku harus pergi sekarang"
"Memangnya ada apa? Apa sebenarnya yang kau pikirkan, wahai pemuda gagah."
"Tidak apa-apa. Aku hanya takut diriku berpisah dari Tuhanku."
"Jika memang apa yang kau katakan itu benar-benar keluar dari suara hatimu, maka sesungguhnya dirimulah lelaki yang selama ini kudamba untuk menjadi suamiku," kata perempuan itu menghadang si pemuda yang lupa mengenakan bajunya kembali karena bergegas hendak langsung menuju pintu kamar.
"Biarkan aku keluar," sergah pemuda itu.
"Boleh saja kamu keluar dari kamar ini. Tapi terlebih dahulu kamu harus bersumpah dihadapanku dan dihadapan Allah SWT, bahwa jika suatu waktu aku mencari dan menemui dirimu lagi, maka kau akan menikahiku,"
Pemuda itu terdiam sejenak lalu mengangguk lemah, seakan berat melakukannya. Lalu ia berkata, "Kita lihat saja nanti."
"Sebelum kamu keluar, tidakkah kau sadar bahwa dirimu kini sedang telanjang. Pakailah kembali bajumu ini, pemuda dambaanku" ujar perempuan itu.
Lalu waktu demi waktu pun berganti, dan hari demi hari berlalu sejak kejadian itu. Ternyata suatu hari perempuan itu benar-benar mencari pemuda itu hingga ke desa terpencil asal pemuda itu.
Kepada orang-orang desa yang ditemuinya ia bertanya tentang pemuda tanpa nama yang dicarinya itu. Ia cuma bisa sebutkan ciri-ciri khususnya saja.
Orang-orang desa yang melihatnya terkagum-kagum melihat paras cantik perempuan itu yang disangkanya bidadari yang baru saja turu dari surga.
Sampailah akhirnya beberapa orang yang yakin mengenal pemuda itu mengantarnya ke sebuah rumah sangat sederhana di ujung desa.
Di depan pintu rumah pemuda itu, mereka mengetuk pintu dan berkata, "Wahai pemuda, ini ada bidadari dari surga sedang mencarimu."
Pemuda itu lalu membuka pintu, dan teperanjat atas siapa yang ada dihadapannya. Sementara perempuan itu bergegas mendekatinya dan langsung memeluknya.
Tiba-tiba pemuda itu langsung pingsan dalam pelukan perempuan itu. Dan beberapa saat kemudian pemuda itu ternyata menghembuskan napasterakhirnya tanpa sempat mengucapkan sepatah kata pun pada perempuan itu.
Kisah itu ternyata tak berakhir sampai dengan kematian mendadak dan memilukan pemuda itu. Sebab perempuan itu lalu bertanya kepada para penduduk desa, apakah pemuda itu punya keluarga yang masih hidup di desa itu.
Dari penjelasan penduduk desa, ternyata pemuda itu memiliki saudara laki-laki yang hidup sangat miskin di desa itu juga.
Perempuan itu akhirnya mendatangi rumah saudara laki-laki pemuda itu. Saat bertemu, perempuan itu menceritakan pertemuan pertamanya hingga perjumpaan terakhir beberapa saat sebelumnya dengan saudara laki-laki pria dihadapannya itu.
"Mengingat betapa besarnya cintaku kepada saudaramu itu, maka kini aku telah memutuskan agar dirimu sudi menikahi diriku"
Bak khafilah di gurun panas namun tiba-tiba menemukan air terjun disiang bolong, diterimanya kontan permintaan perempuan itu. Dan akhirnya mereka pun, kata Hasan Al Bashri memungkasi ceritanya, hidup bahagia dengan dikarunia tujuh orang anak.
Entahlah, apakah cerita yang dikisahkan Hasan itu sebuah kisah nyata yang benar-benar terjadi dijamannya atau jaman sebelumnya. Atau itu sekedar cerita rekaan semata guna mengingatkan para pembacanya atas ancaman neraka yang menghadang jika kita tak mengingat Allah.
Memang sebagai sufi, Hasan Al Bashri agak berbeda dengan Rabi'ah Al Adawiah. Hasan senantiasa dibayang-bayang ketakutan akan ancaman neraka yang seakan datang dari segala penjuru angin. Tak ada tempat yang steril dari ancaman neraka.
Sementara Rabi'ah justru terus membangun hubungan dengan senantiasa berasyik-masyuk dengan Sang Kekasih hatinya, Allah SWT.
Kisah Hasan di atas jika diangkat ke layar lebar tentu sangat "Hollywood banget", yang memang gandrung pada akhir cerita yang happy ending. Kisah Hasan itu pun berakhir bahagia.
Pemuda yang jatuh hati pada PSK high class itu terhindar tergelincir ke dalam kubangan dosa. Dan perempuan PSK itu sendiri juga telah bertobat menjadi perempuan baik-baik yang meninggalkan bisnis lendirnya, yang sebelumnya telah membuat dirinya hidup dalam kemewahan materi namun miskin rohani.
Semoga Allah SWT melindungi kita semua. Amiiin.
Nanang Djamaludin (Pusat Kajian Peradaban Pancasila)
sumber: Rmol