Pemerintah Mesir masih menahan sejumlah pengungsi Palestina dari Suriah. Mereka di dakwa sebagai pendatang ilegal diubah menjadi pengungsi perang oleh Pengadilan Umum Mesir.
Dalam laprorannya, Kelompok Kerja Palestina Suriah hari ini Ahad (10/5) menegaskan, sebanyak 56 pengungsi Palestina masih ditahan oleh pemerintah Mesir setelah mereka berusaha masuk ke Italia melalui pantai Turki pada 25 Januari lalu. Mereka menjadi korban dari penyelundup yang meninggalkan mereka di salah satu pulau di lepas pantai Mesir kemudian mereka ditangkap.
Sebelumnya, keamanan Mesir membebaskan semua tahanan Suriah dan masih menahan 56 warga Palestina setelah semua negara tetangga Suriah menolak mereka. Mereka dipaksa memilih antara kembali ke Suriah atau dipenjara.
Sementara itu, diketahui bahwa kondisi terakhir pengungsi Palestina di Suriah masih mengerikan. Seorang pengungsi Palestina Ahmad Mujbil dari kamp Khan Syekh di perkampungan Damaskus gugur akibat siksaan sehingga jumlah korban karena penyiksaan di penjara Suriah mencapai 386 orang.
Belum lagi serangan dan roket dijatuhkan. Malam jumlah lalu terjadi bentrokan sengit antara pasukan Basyar Asad dengan ISIS serta Jabhah Nushrah di poros jalan Yarmoyk dan jalan 30.
Kondisi kemanusiaan warga Yarmouk juga sangat memprihatikan karena kebutuhan bahan pokok tidak terpenuhi dan obat-obatan juga berkurang. Air bersih sudah terputus di sana sejak 242 hari, listrik putus sejak 751 hari.
Melihat kejadian terkini di Suriah, 56 Pengungsi Palestina yang kini di tahan di Mesir memang berada pada posisi dilematis. Jika mau pulang ke Suriah, sama saja dengan bunuh diri. Lantaran di Suriah situasinya masih dalam kondisi perang. Sementara jika mereka menolak pulang ke Suriah, maka rezim Mesir akan memenjarakan mereka. Sungguh pilihan yang menyakitkan. [sal/infopalestina]