Sebuah ledakan terjadi di markas keamanan gerakan perlawanan Palestina, Hamas di Jalur Gaza pada Senin (4/5).
Ledakan tersebut terjadi pada subuh dan menyebabkan sejumlah bagian bangunan rusak.
Selang beberapa jam setelah ledakan terjadi, melalui pernyataan online, kelompok militan ISIS mengklaim bertanggungjawab atas serangan tersebut.
Dalam pernyataan yang sama, ISIS juga mengancam akan menyerang target-target lainnya jika Hamas tidak membebaskan anggota ISIS yang ditahan dalam waktu 72 jam.
"Hamas dan pasukan keamanan memiliki waktu 72 jam sejak pernyataan ini dikeluarkan untuk membebaskan semua tahanan Salafi," kata pernyataan tersebut seperti dimuat Press TV.
Diketahui, warga Palestina baik di wilayah Tepi Barat maupun Gaza menolak kelompok militan ISIS. Menurut sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Pusat Kebijakan dan Penelitian Palestina pada Maret 2015 lalu ditemukan bahwa 86 persen warga Palestina percaya bahwa ISIS merupakan kelompok radikal yang tidak mengusung konsep Islam sama sekali. [Rmol]