Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2015, dari 128,3 juta angkatan kerja, sekitar 7,45 juta orang diantaranya masih dalam posisi menganggur (belum diserap oleh pasar kerja), sedangkan 120,85 juta orang sudah bekerja. Angka pengangguran tersebut meningkat jika dibandingkan pada Februari 2014 dari 125,32 juta angkatan kerja, sekitar 7,15 juta orang diantaranya menganggur dan 118,17 juta orang sudah bekerja.
Kepala BPS, Suryamin mengatakan selama setahun terakhir tingkat pengangguran terbuka (TPT) meningkat dari 5,7 persen menjadi 5,18 persen. Dan jumlah penganggur bertambah sebanyak 300 ribu jiwa.
"Ini karena perlambatan ekonomi juga mempengaruhi peningkatan pengangguran," ujar Suryamin di kantor BPS Jakarta, Selasa (5/5).
Lebih lanjut dikatakan dia, pada Februari 2015 TPT terendah ada pada penduduk berpendidikan SD ke bawah, yaitu sebesar 3,16 persen, sementara TPT tertinggi pada jenjang pendidikan SMK sebesar 9,05 persen.
"Dalam setahun terkahir, TPT yang mengalami peningkatan yaitu pendidikan SMK (1,84 poin), Diploma I/II/III (1,62 poin), dan Universitas (1.03 poin)," jelas dia.
Sementara itu, kualitas tenaga kerja didominasi pekerja berpendidikan rendah (SMP ke bawah) yaitu mencapai 76,1 juta orang (62,95 persen). Sedangkan pekerja berpendidikan tinggi (Diploma dan Universitas) hanya sekitar 13,1 juta orang (10,89 persen).
"Artinya dalam setahun terakhir penduduk bekerja berpendidikan rendah turun dari 64,63 persen menjadi 62,95 persen, sedangkan penduduk bekerja berpendidikan tinggi naik dari 10,14 persen menjadi 10,89 persen," pungkasnya, demikian Aktualco mengabarkan. [sal]