Melarikan diri dari tanah airnya, Muslim Rohingya yang terdampar selama sepekan di Laut Andaman tanpa makanan dan air, terpaksa minum urine untuk bertahan hidup. Sepuluh orang dilaporkan meninggal.
"Orang-orang memanggil-manggil kami meminta makanan dan air. Kami bisa melihat ada orang yang minum air kencing mereka sendiri dari botol," lapor BBC, dari kapal di lepas pantai selatan Thailand pada Kamis (14/5), dilansir dari onislam.net, Jumat (15/5).
BBC juga melaporkan ada begitu banyak perempuan dan anak-anak di kapal. Kapal nelayan yang sangat tua itu tampak benar-benar penuh sesak. "Kami sudah melemparkan mereka botol air dan segala sesuatu yang kami punya di kapal," ujar dia.
Perahu nelayan yang membawa 350 Muslim Rohingya itu telah ditolak masuk ke Thailand. Para imigran, termasuk 50 perempuan dan 84 anak-anak, mengatakan mereka telah di laut selama tiga bulan. Diperkirakan 6.000 pengungsi Burma telah ditinggalkan ditinggalkan negara-negara lain di Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Malaysia.
Muslim Rohingya adalah salah satu minoritas yang paling teraniaya di dunia. Mereka telah ditolak hak-hak kewarganegaraannya sejak amandemen undang-undang kewarganegaraan pada tahun 1982 dan diperlakukan sebagai imigran ilegal di rumah mereka sendiri.
Kelompok HAM menuduh pasukan keamanan Burma telah membunuh, memperkosa dan menangkap Rohingya selama kekerasan sektarian tahun lalu. Kini, menurut data The Border Consortium, diperkirakan 120.000 pengungsi Burma melarikan diri untuk hidup di kamp-kamp sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar.
[rol]