Melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2015 menjadi peringatan kepada kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Widodo) yang dinilai belum maksimal. Adapun pertumbuhan ekonomi sebesar 4,71 persen secara year on year dan menurun 0,18 persen secara kuartalan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla dikabarkan sudah memprediksi di awal masalah yang membuat ekonomi terpuruk di kuartal I-2015. Kakek dari 10 cucu itu menyatakan penyebabnya adalah melemahnya daya beli masyarat.
"Ya itukan sejak awal, sejak beberapa waktu lalu kan sudah disampaikan akibat pengaruh daya beli," kata JK di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (5/5/2015).
Tak cukup menyalahkan daya beli masyarakat yang lemah, JK pun menyalahkan pertumbuhan ekonomi global. Faktor utama yang menyebabkan perekonomian Indonesia lesu pada tiga bulan pertama di tahun 2015 adalah faktor perekonomian global yang tengah mengalami pelambatan.
"Akibat ekonomi menurun tentu punya efek. Itu pasti," pungkasnya.
Pandangan berbeda, menurut pengamat ekonomi yang menilai ekonomi melemah adalah cerminan kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Widodo).
"Ini kinerja Jokowi yang sesungguhnya. Harusnya pada bisa ngukur kemampuannya segini," ucap pengamat dari Mecode Studies Augustinus Mangasa Sipahutar, Rabu (6/5/2015).
Menurutnya, perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut bukan hanya diakibatkan dari kondisi ekonomi global. Sebab, kondisi perekonomian Indonesia sendiri memang sedang tidak dalam kondisi baik.
"Pembenahan di dalam sepertinya memang tidak ada. Saya melihat gelap kondisinya," kata dia.
Seperti diketahui, pada awal tahun 2015 nilai tukar Rupiah memang mengalami pelemahan mencapai level Rp13.000. Tak hanya itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga anjlok dalam satu minggu terakhir.
"Ini respon yang sesungguhnya, tim ini berarti enggak dianggap sesuatu yang baik oleh market," ucap Mangasa. Demikian Okezone.
Pernyataan pengamat ekonomi tersebut terbukti dengan para investor asing yang kabur akibat kecewa terhadap pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I-2015 melambat. [sal]