Skip to main content

KPK Harus Usut Tuntas Dugaan 'Double Gaji' Puan dan Tjahjo, Biar Jelas


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus memperjelas melalui sebuah penyelidikan soal kontroversi tentang Puan Maharani dan Tjahjo Kumolo yang diduga masih terima gaji sebagai Anggota DPR-RI sejak diangkat menjadi menteri.

"Publik semakin bingung, karena penjelasan dari Puan Maharani dan Tjahjo Kumolo bahwa sejak menjadi menteri di Kabinet Kerja, keduanya tidak lagi menerima gaji sebagai anggota DPR sementara penjelasan Sekjen DPR Winantuningtyastiti menyebutkan bahwa Puan Maharani dan Tjahjo Kumolo masih menerima gaji karena baik Puan maupun Tjajo belum mengundurkan diri dari DPR dan/atau belum dilakukan PAW,"  Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus saat berbincang dengan wartawan, Jumat (15/5).

Menurut Petrus, jika terdapat fakta bahwa Puan dan Tjahjo tidak segera mengundurkan diri dari kedudukan sebagai anggota dewan dan juga PDIP tidak segera melakukan PAW sehingga gaji sebagai anggota dewan tetap diterima, sementara gaji sebagai menteri juga tetap diterima, maka baik Puan dan Tjahjo maupun PDIP, seharusnya patut menduga bahwa tindakannya berupa kelalaian untuk segera mengundurkan diri dari anggota DPR dan kelalaian PDIP mem-PAW Puan dan Tjahjo mengandung konsekuensi pembayaran gaji secara terus-menerus yang diterima secara melawan hukum dan merugikan keuangan negara, sehingga tindakan tersebut dapat dikualifikasi sebagai tindak pidana korupsi.

"Karena itu seharusnya KPK, Kejaksaan dan Polri harus segera melakukan tindakan penyelidikan dan penyidikan atas dugaan korupsi dalam penerimaan gaji sebagai anggota DPR baik atas nama Puan maupun Tjahjo, sekalipun keduanya sudah tidak lagi menjadi anggota DPR," jelasnya.

KPK harus jemput bola, mengusut dugaan penerimaan gaji sebagai anggota dewan bagi dua menteri itu, yang seharusnya haram hukumnya. Ini adalah pembangkangan terhadap visi Nawacita oleh kader atau pimpinan PDIP dan pembangkangan terhadap kepemimpinan Presidem Jokowi.

Sekiranya terbukti bahwa terjadi double penerimaan gaji, maka hal itu jelas sebagai sikap yang  sangat memalukan karena visi Nawacita Jokowi sedang dirusak dari dalam oleh tokoh-tokoh yang seharusnya memberikan suritauladan yang baik.

"Karena itu sekali lagi TPDI meminta KPK mengusut dan menuntut pertanggungjawaban pidana," pungkas Petrus.

Baca, Puan Bikin Citra PDIP Kian Memburuk

[Rmol]

Popular posts from this blog

Heboh, Foto Oknum Polisi Diduga Sedang Bagi Uang Hasil "Petak Umpet"

Foto dua orang oknum anggota polisi sibuk menghitung uang membuat heboh situs media sosial Facebook. Foto yang diposting pemilik akun Facebook Adm Motivasi itu ditautkan ke akun fanpage JOKOWI PRESIDEN KU dengan judul "Ayo Lagi Ngapain?" ini ternyata mendapat respon dari netizen lainnya. Foto hasil jepretan sembunyi-sembunyi (hidden camera) memperlihatkan dua orang polisi seperti memegang berlembar-lembar kertas warna merah seperti bentuk uang Rp 100 ribu. Tentunya berbagai komentar positif dan komentar negatif. Hingga kini foto tersebut mendapat 606 komentar serta like 1.288 orang. Berikut komentar di akun facebook: Harry Setiawan Rph: Kalau yg begini mah bkn fitnah. Hampir rata2 pengguna jalan raya mengalami,kalau yg namanya ketemu yg begini (POLISI). M Ridone: Ada ada saja tapi lucu..kan gk tau itu dwit apa berpikir positip sajalah. etiawan Jayadireja: Yang pasti takut ketahuan istrinya, di umpetin dikit? Ronymeong Rony: itung itung balikin modal dulu bro...

Usai Keluarkan Perpres Soal Kenaikan DP Mobil Pejabat, Nah Lho..Jokowi Bingung!

"Plin Plan pakdhe nih," tulis akun @ebritino  di Twitter terkait sikap Jokowi yang sepertinya kebingungan usai keluarkan Perpres No 39/2015. Ada pun Perpres tersebut mengatur soal kenaikan uang muka (DP) kendaraan mobil pejabat dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Sikap 'plin plan' Jokowi ini apa karena ada banyak protes dari publik atau ada faktor lain memang belum ada klarifikasi dari pihak Istana. Yang ada hanyalah Jokowi sebut akan mengecek ulang Perpres No 39/2015 tersebut. Dikutip laman Detik (5/4) , bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mengecek Perpres yang berisi kenaikan nilai uang muka pembelian mobil pejabat negara. Selain itu dirinya juga mengakui bahwa kebijakan itu tidak tepat dilakukan saat ini. "Saat ini bukan saat yang baik. Pertama karena kondisi ekonomi, kedua sisi keadilan, ketiga sisi (penghematan) BBM," tutur Jokowi setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dari kampung halamannya di Solo, Minggu (5/4

Awasi! Putri Indonesia 2015 "Ber-Palu Arit", PKI Sebarkan Racun Komunis di Kalangan Muda

Foto konyol Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri yang berpose memakai kaos bergambar simbol komunis ‘Palu Arit’, mengindikasikan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang menyebarkan ideologinya kepada kalangan anak muda. Pendapat itu disampaikan Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung, kepada intelijen (23/02). “Saat ini komunis Indonesia sedang menyebarkan ideologi di kalangan anak muda. Putri Indonesia 2015 bisa menjadi simbol untuk menarik kalangan muda,” tegas Alfian Tanjung. Kata Alfian, PKI sudah menyusupkan beberapa kadernya di partai politik. “Lihat saja kader mereka yang ada di partai politik dan DPR. Di PDIP ada Ribka Tjiptaning yang bangga menjadi anak PKI. Padahal PKI itu organisasi yang dilarang di Indonesia,” papar Alfian. Alfian mengingatkan, dalam kondisi bangsa Indonesia yang tidak jelas seperti ini, komunis sangat mudah masuk di kalangan generasi muda maupun rakyat. “Komunis itu pandai mempengaruhi orang. Jargon-jargon menguasai tanah milik negara,