Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un diketahui menghabisi nyawa Menteri Pertahanan Hyon Yong-chol dengan sadis.
Pejabat yang membawahkan penelitian militer di bidang nuklir Korut itu ditembak mati di depan ratusan orang. Bukan dengan senapan biasa, melainkan dengan meriam antipesawat.
Pembunuhan itu diungkapkan Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan. Rabu (13/5) NIS melaporkan peristiwa tersebut kepada badan legislatif Korsel. Menurut laporan itu, Hyon dituding melakukan berbagai kesalahan. Termasuk pengkhianatan, pembangkangan, serta tertidur dalam acara apel militer resmi yang dihadiri Kim Jong-un. Hyon juga dilaporkan kerap mengungkapkan ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Kim.
’’Eksekusi Menteri Pertahanan Hyon Yong-chol dilakukan sekitar 30 April lalu di akademi militer di utara Pyongyang,’’ ungkap Wakil Direktur NIS Han Ki-beom. Dia menambahkan, Hyon ditembak dengan meriam antipesawat berkaliber 14,5 milimeter hingga hancur.
Eksekusi semacam itu kerap dilakukan Korut dengan harapan bisa menjadi contoh agar pejabat yang lain tidak membangkang.
Itu bukan kali pertama kekejaman Kim Jong-un terkuak. Sudah beberapa kali dia mengeksekusi para pejabat senior. Termasuk paman sekaligus mentor politiknya, Jang Song-thaek, pada 2013.
Akhir bulan lalu, NIS melaporkan bahwa Kim telah memerintahkan untuk mengeksekusi 15 pejabat senior sepanjang tahun ini. Termasuk dua wakil menteri. Mereka dieksekusi karena mempertanyakan otoritas Kim sebagai pemimpin tertinggi Korut. Jika ditambah Hyon, berarti ada 16 pejabat senior yang dieksekusi selama lima bulan terakhir.
’’Pejabat NIS menyatakan bahwa mereka telah mengonfirmasi hal ini dengan beberapa sumber. Hal ini (eksekusi Hyon, Red) masih dalam penyelidikan, namun mereka menyatakan yakin,’’ jelas Shin Kyoung-min, anggota dewan dari partai oposisi Aliansi Politik Baru untuk Demokrasi.
Kematian Hyon mengagetkan banyak pihak. Sebab, selama ini dia adalah salah seorang pejabat kepercayaan Kim Jong-un. April lalu dia sempat berkunjung ke Rusia.
’’Hyon selama ini dilihat sebagai satu di antara tiga pejabat militer yang paling dekat dengan Kim Jong-un,’’ ujar profesor di University of North Korean Studies di Seoul, Korsel, Yang Moo-jin.
(AFP/Reuters/sha/c19/na/jppn)