Cuma dua kilometer dari pantai Kota Khan Younis, Jalur Gaza Selatan, nelayan yang bernama Fouad Amoudi pekan ini melihat gerakan aneh gelombang putih tinggi sebelum ia mendapati itu adalah kelompok ikan hiu yang lewat.
"Saya cepat-cepat memanggil beberapa teman saya dan bergegas untuk mengkap hewan hidup yang berharga yang dikirim oleh Allah," kata Amoudi dengan senyum menghiasi wajahnya.
Ia menambahkan, "Tidak mudah untuk menangkap demikian banyak ikan hiu." Amoudi dan lima nelayan lain mengambil perahu penangkap ikan mereka dan jaring tradisional untuk menangkap ikan. Mereka berlayar dua kilometer ke laut dan mulai menangkap sebanyak mungkin ikan hiu.
Lalu puluhan nelayan dipanggil untuk membantu sampai mereka menangkap 100 ikan hiu, dengan masing-masing memiliki berat 50 sampai 100 kilogram, kata Amoudi. "Walaupun kami tak mempunyai kapal besar penangkap ikan dan sangat kekurangan alat penangkap ikan, kami benar-benar berhasil menangkap ikan hiu sebanyak ini," kata Amoudi.
Ia menambahkan, "Israel menutup laut, tapi Allah mengirim kami kehidupan buat anak-anak kami." Israel memberlakukan blokade ketat udara dan darat terhadap Jalur Gaza setelah Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) dengan kekerasan merebut kekuasaan atas daerah kantung pantai miskin itu sejak 2007.
Dalam kaitan penangkapan ikan di Jalur Gaza, sebelum melancarkan agresi militer berskala besar terhadap daerah kantung itu pada musim panas lalu, daerah yang diperkenankan untuk menangkap ikan hanya lah enam mil lalu dikurangi jadi tiga mil.
Setelah kesepakatan gencatan senjata yang diperantarai Mesir dicapai pada 2014, Israel memperluas daerah penangkapan ikan buat orang Palestian jadi enam mil lagi.
"Setelah dicapainya gencatan senjata dan diizinkannya kami untuk menangkap ikan dalam radius enam mil, pasukan laut Israel tak pernah berhenti memburu perahu kami, menembaki nelayan kami saat mereka menangkap ikan, membunuh dan melukai nelayan, menangkap mereka dan merusak perahu mereka," kata Amoudi. [ROL]