Skip to main content

Akibat Jokowi Tak Miliki Jiwa Kepemimpinan: Pemerintahan Jadi Amburadul




Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumbar simpati masyarakat dengan cita-cita luhur dan mulia untuk dapat membangun Indonesia lebih baik. Namun, nyatanya segala bentuk perubahan dan Nawa Cita serta Tri Sakti belum diterapkan dengan baik.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, mengatakan sangat sulit untuk mengharapkan perubahan hukum dan politik, karena Jokowi tidak memiliki sifat kepemimpinan yang matang.

"Ketegasan, kejelasan dan konsistensi Presiden itu sangat diperlukan dalam mengambil dan menetapkan kebijakan. Agar presiden itu tidak terombang-ambing sendiri dan masyarakat juga tidak bingung," kata Zuhro di Jalan Tebet Timur Dalam Raya, Jakarta Selatan, Minggu (19/4/2015).

Perempuan yang akrab disapa Wiwiek ini menambahkan, bahwa visi misi Jokowi pada saat kampanye yang lalu harus bisa dibuktikan, jika tidak akan membuat masyarakat gundah dan keresahan sosial yang meluas.

"Pastinya akan ada mosi tidak percaya dengan masyarakat. Ketika mosi tidak percaya dari masyarakat seperti itu akan ditanggapi oleh DPR sebagai wakil rakyat," tambahnya.

Padahal saat Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden, besar harapan masyarakat keduanya bisa mengubah Indonesia menjadi lebih baik.

Namun nyatanya enam bulan memimpin Indonesia, masyarakat merasa tidak puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-JK. Hal tersebut berdasarkan survei yang dikeluarkan Poltracking.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon mengatakan, wajar jika publik kecewa dengan pemerintahan Jokowi-JK. Sebab, selama ini dua tokoh itu belum berpihak ke rakyat.

"Saya sudah lama melihat kelemahan-kelemahan pemerintahan Jokowi-JK, nyatanya memang amburadul seperti naiknya bahan-bahan sembako, BBM, dan masih banyak lagi," ujar Effendi kepada Okezone di Jakarta, Senin (20/4/2015).

Anggota Komisi VII DPR tersebut berpesan kepada publik untuk tidak menyalahkan para menteri di Kabinet Kerja. Sebab, yang harus bertangung jawab atas ketidakpuasan publik tersebut adalah Jokowi dan JK.

"Ya majikannya harus dikoreksi dong, karena carut marutnya negeri ini. Jadi tidak bisa kesalahannya tersebut dilimpahkan kepada para menteri," tegasnya.

Dari hasil survei tersebut juga menjadi cerminan bagi Jokowi-JK bagaimana publik sudah semakin kecewa Indonesia dipimpin dua tokoh tersebut. Menurutnya, Jokowi telah lupa dengan janjinya pada saat kampanye dahulu.

"Mengelola negara kok kaya simsalabim dengan enaknya saja. Nah kepercayaan publik hilang itu cerminan bagi Jokowi ketidakmampuan memimpin negeri ini," sindirnya.

Namun nyatanya enam bulan memimpin Indonesia, masyarakat merasa tidak puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-JK. Hal tersebut berdasarkan survei yang dikeluarkan Poltracking.

Kali ini sindiran datang dari kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) lagi. Effendi Simbolon mengatakan, wajar jika publik kecewa dengan pemerintahan Jokowi-JK. Sebab, selama ini dua tokoh itu belum berpihak ke rakyat.

"Saya sudah lama melihat kelemahan-kelemahan pemerintahan Jokowi-JK, nyatanya memang amburadul seperti naiknya bahan-bahan sembako, BBM, dan masih banyak lagi," ujar Effendi kepada Okezone di Jakarta, Senin (20/4/2015).

Anggota Komisi VII DPR tersebut berpesan kepada publik untuk tidak menyalahkan para menteri di Kabinet Kerja. Sebab, yang harus bertangung jawab atas ketidakpuasan publik tersebut adalah Jokowi dan JK.

"Ya majikannya harus dikoreksi dong, karena carut marutnya negeri ini. Jadi tidak bisa kesalahannya tersebut dilimpahkan kepada para menteri," tegasnya.

Dari hasil survei tersebut juga menjadi cerminan bagi Jokowi-JK bagaimana publik sudah semakin kecewa Indonesia dipimpin dua tokoh tersebut. Menurutnya, Jokowi telah lupa dengan janjinya pada saat kampanye dahulu.

"Mengelola negara kok kaya simsalabim dengan enaknya saja. Nah kepercayaan publik hilang itu cerminan bagi Jokowi ketidakmampuan memimpin negeri ini," sindirnya. [sal/okezone]

Popular posts from this blog

Gagal Jadi Menteri Jokowi, Rieke Diah Pitaloka Kini Resmi Cerai dengan Suami

Dulu sempat tersiar kabar, Rieke Diah Pitaloka (Oneng) akan di jadikan menteri dalam kabinet kerja Jokowi. Isu yang berkembang - saat itu - adalah Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi Indonesia. Tapi dalam pengmuman kabinet kerja Jokowi, nama "Oneng" tak ada disebutkan. Yang terjadi, Politisi PDIP tersebut bukan saja gagal jadi menterinya Jokowi. Resmi bercerai dengan suami membuat Rieke juga gagal membangun mahligai rumah tangganya. Dilansir laman Detik (24/3), kabar mengejutkan datang dari artis sekaligus politikus Rieke Diah Pitaloka. Ia ternyata telah bercerai dengan sang suami, Donny Gahral Adian. Isu keretakan rumah tangga Rieke dan Donny memang sudah lama terdengar, bisa dibilang sejak pertengahan tahun lalu. Kabar tersebut ternyata bukan gosip belaka. Saat ini, keduanya sudah resmi bercerai. Hal itu dikonfirmasi oleh Humas Pengadilan Agama Depok, Jawa Barat, Suryadi. "Iya, benar (telah cerai)," ucap Suryadi kepada detikHOT lewat pesan singkat,

Alamak! Bentuk Tim Independen, Jokowi Bikin Konflik KPK vs Polri Makin Rumit

Aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat tim independen untuk memediasi konflik KPK dan Polri bukan memberikan solusi, tetapi menambah polemik dan masalah menjadi rumit. "Pembentukan tim independen bukanlah solusi tapi akan membuat polemik ini makin kusut dan berliku," tegas dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Masnur Marzuki, kepada wartawan, Selasa (27/1). Menurutnya, terdapat beberapa alasan tim independen tak dibutuhkan. Pertama, belum ada dasar hukum yang jelas pembentukan tim tersebut apakah keppres atau dasar hukum teknis lainnya. "Karena bila tidak dibekali dasar hukum yang jelas, tim tidak akan efektif bekerja menggali fakta dan memanggil para pihak," katanya. Kedua, Presiden seperti tidak belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa selama ini pengelolaan negara menjadi tidak efektif karena terlalu banyak tim yang nomenklaturnya tidak jelas dan justru tumpang tindih dengan lembaga atau institusi yang

Contact

Kritik, saran atau pemasangan iklan bisa dikirim ke email maidany@gmail.com. Tulis di subjek : Kritik, Saran atau Iklan. Terima Kasih Redaksi