Banyak orang yang tidak pernah cukup merasa bahagia meskipun penghasilannya kian bertambah, hal itu dikarenakan tingkat keinginan dibandingkan kebutuhannya meningkat. Saat gaji 5 juta, semuanya habis. Saat gaji naik 30 juta per bulan pun, eh semua habis juga.
Kenapa begitu? Karena ekspektasi dan gaya hidup pasti ikut naik, sejalan dengan kenaikan penghasilan.
Dengan kata lain, nafsu untuk membeli materi/barang mewah akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan income.
Itulah yang disebut hedonic treadmill :
seperti berjalan di atas treadmill, kebahagiaan tidak maju-maju.
Sebab nafsu akan materi tidak akan pernah terpuaskan.
Ada eksperimen menarik: seorang pemenang undian berhadiah senilai Rp 5 milyar dilacak kebahagiaannya 6 bulan setelah ia mendapat hadiah.
Apa yang terjadi? Enam bulan setelah menang hadiah 5 milyar, level kebahagaiaan orang itu SAMA dengan sebelum ia menang undian berhadiah.
Itulah efek hedonic treadmill : karena nafsu terus meningkat, kebahagiaan seolah berjalan di tempat, meski income melompat 10 kali lipat.
Jadi apa yang harus dilakukan agar kita terhindar dari jebakan hedonic treadmill?
Lolos dari jebakan nafsu materi yang tidak pernah berhenti?
praktekkan gaya hidup yang minimalis yang bersahaja sekeping gaya hidup yang tidak silau dengan gemerlap kemewahan materi.
Prinsip hedonic treadmill adalah :
"more is better"
Makin banyak materi yang kamu miliki makin bagus. Jebakan nafsu yang terus membuai.
Godaan nafsu kemewahan yang terus berkobar-kobar.
Gaya hidup minimalis punya prinsip yang berkebalikan :
"less is more"
Makin sedikit kemewahan materi yang dimiliki, makin indah dunia ini.
Gaya hidup minimalis yang bersahaja punya prinsip : hidup akan lebih bermakna jika kita hidup secukupnya.
"When enough is enough."
Prinsip hidup bersahaja, yang tidak silau dengan kemewahan materi, justru akan membawa kita pada kebahagiaan hakiki.
Sebab pada akhirnya, bahagia itu sederhana :
misal masih bisa menikmati secangkir kopi atau teh di sore hari atau sedekah.
Itu adalah kebahagiaan yg memuaskan dahaga jiwa.
Semoga bermanfaat (diambil dari timeline teman)
Kenapa begitu? Karena ekspektasi dan gaya hidup pasti ikut naik, sejalan dengan kenaikan penghasilan.
Dengan kata lain, nafsu untuk membeli materi/barang mewah akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan income.
Itulah yang disebut hedonic treadmill :
seperti berjalan di atas treadmill, kebahagiaan tidak maju-maju.
Sebab nafsu akan materi tidak akan pernah terpuaskan.
Ada eksperimen menarik: seorang pemenang undian berhadiah senilai Rp 5 milyar dilacak kebahagiaannya 6 bulan setelah ia mendapat hadiah.
Apa yang terjadi? Enam bulan setelah menang hadiah 5 milyar, level kebahagaiaan orang itu SAMA dengan sebelum ia menang undian berhadiah.
Itulah efek hedonic treadmill : karena nafsu terus meningkat, kebahagiaan seolah berjalan di tempat, meski income melompat 10 kali lipat.
Jadi apa yang harus dilakukan agar kita terhindar dari jebakan hedonic treadmill?
Lolos dari jebakan nafsu materi yang tidak pernah berhenti?
praktekkan gaya hidup yang minimalis yang bersahaja sekeping gaya hidup yang tidak silau dengan gemerlap kemewahan materi.
Prinsip hedonic treadmill adalah :
"more is better"
Makin banyak materi yang kamu miliki makin bagus. Jebakan nafsu yang terus membuai.
Godaan nafsu kemewahan yang terus berkobar-kobar.
Gaya hidup minimalis punya prinsip yang berkebalikan :
"less is more"
Makin sedikit kemewahan materi yang dimiliki, makin indah dunia ini.
Gaya hidup minimalis yang bersahaja punya prinsip : hidup akan lebih bermakna jika kita hidup secukupnya.
"When enough is enough."
Prinsip hidup bersahaja, yang tidak silau dengan kemewahan materi, justru akan membawa kita pada kebahagiaan hakiki.
Sebab pada akhirnya, bahagia itu sederhana :
misal masih bisa menikmati secangkir kopi atau teh di sore hari atau sedekah.
Itu adalah kebahagiaan yg memuaskan dahaga jiwa.
Semoga bermanfaat (diambil dari timeline teman)