Presiden Joko Widodo alias Jokowi memiliki nyali. Sayangnya, nyali itu tidak digunakan untuk kepentingan yang berpihak pada rakyat.
Begitu dikatakan Fungsionaris Partai Nadem, Despen Ompusunggu dalam diskusi front page RMOL berjudul "Menagih Janji Trisakti, Menguji Nyali Jokowi" di bilangan Menteng Pusat, Jakarta, Kamis (30/4).
Nyali Jokowi, kata Despen,mulai terlihat saat Jokowi yang awalnya hanya pengusaha kayu berhasil menjadi seorang Wali Kota di Solo. Kemudian dari jabatan itu Jokowi kembali berhasi menjadi Gubernur DKI Jakarta dan sekarang menjadi presiden.
"Artinya kita bisa simpulkan dia (Jokowi) ada nyali, cuma persoalannya, nyali yang dia miliki tidak bisa dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat dan kemaslahatan umat," terang dia.
Menurut Despen, selain memiliki nyali, seorang pemimpin juga harus membutuhkan suatu political stand yang konsisten. Salah satu kebijakan Jokowi yang bernyali tapi tidak pro rakyat adalah, pada saat mengimpor beras dari luar negeri. Padahal, kepada rakyat dia pernah berjanji tak akan mengimpor beras, melainkan mengutamakan dan mengembangkan hasil tani dalam negeri.
"Nyali yang tidak pro rakyat juga keliatan Jokowi mengubah bajaj menjadi limosin. Jadi banyak paradoks yang terjadi sekarang," demikian Despen. [rmol]