Gubernur DKI Basuki T Purnama kembali melontarkan ide untuk melokalisasi PSK di Jakarta. Namun, ia tahu idenya akan menuai pertentangan dari masyarakat dan anggota dewan.
Pertentangan ini dinilainya pasti terjadi karena masyarakat masih menilai ide itu akan melegalkan proses prostitusi dan merusak akhlak generasi muda. Hanya saja, menurut Ahok, tujuan lokalisasi itu untuk mengumpulkan PSK dalam satu tempat. Mereka terdata dan dapat disirami ajaran-ajaran agama hingga tobat.
Meski dengan alasan itu, ia sadar idenya tetap akan menuai penolakan. Ia pun berseloroh jika lokalisasi itu benar terealisasi, maka akan dipasang plang larangan masuk untuk orang yang merasa dirinya suci.
"Mungkin nanti di (area) lokalisasi kita juga tulis begitu kok, yang merasa suci enggak boleh masuk, gitu loh. Enggak apa-apa, gitu loh. Ya kenapa tidak boleh?" kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Senin (27/4/2015).
Ia pun meminta agar masyarakat yang menolak idenya itu tidak hanya menolak tanpa memberikan solusi. Hal ini karena menurutnya urusan pemberantasan praktek prostitusi adalah tanggung jawab masyarakat dan pemerintah, demikian laman detikcom (28/4) mengabarkan.
Tak sepaham dengan pernyataan Ahok, para netizen pun berikan komentar. Ada Netizen yang berkomentar sambil menyindir dengan pernyataan untuk Ahok gratis seumur hidup
"Untuk Ahok gratis luar dalam..kalau perlu member seumur hidup..!," tulisn akun dengan nama Wahyu Sri Widodo di Facebook.
Dan ada juga yang menyatakan Ahok tambah ngawur aja cara berpikirnya.
"Ini pak ahok makin ngawur aja , memang itu solusi ... tapi bangsa ink mau dikemanakan ? kita ini negeri beragama , sudah jelas di dalam agama tidak boleh hal semacam ini ... merusak generasi muda , tau sendiri anak alay abg macam sekarang ! mau jadi apaan kalo legal ... mending di brantas !..." tulian Bayu Aji.
Seperti diketahui, Ahok bukan baru pertama kali keluarkan pernyataan kontroversial. Sebelumnya, Ahok juga pernah menyatakan bahwa minuman alkohol halal dan tidak ada bahayanya yang kemudian mendapat protes dari publik. [sal]