Skip to main content

Jokowi: Soal Eksekusi Mati, Saya Sudah Tidak Ikut-ikut



Hingga saat ini, terpidana mati kasus narkoba yang telah dikumpulkan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah belum juga dieksekusi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berdalih, belum dilakukannya eksekusi tersebut lantaran ada proses hukum yang harus dilalui dengan cermat. Dan itu yang memutuskan adalah Kejaksaan Agung (Kejakgung).

“Saya sudah tidak ikut ikut. Wilayahnya ya disana (Kejakgung). Wilayah saya hanya grasi ditolak Presiden, hanya itu,” kata Jokowi saat menghadiri Hari Lahir (Harlah) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Masjid Al Akbar, Surabaya, Jumat (17/4/2015) malam dikutip dari laman setkab.go.id.

Presiden Jokowi mengakui menerima banyak tekanan terkait pelaksanaan eksekusi terpidana mati narkoba itu, terutama dari dunia internasioal.

“Kiri atas bawah, ya betul memang, bener dan memang betul. Tiap hari saya ditelpon, benar. Saya ngomong apa adanya. Dari kepala negara, dari presiden, dari perdana menteri, dari raja yang warga negaranya ada di sini, yang akan dieksekusi. Surat dari human rights, dari amnesti,” jelas Jokowi.

Meski demikian, mantan gubernur DKI Jakarta itu menegaskan bahwa hal ini adalah kedaulatan negara Indonesia.

“Selalu saya sampaikan kepada mereka kalau pas telpon. Tetapi saat ini ada prosesnya. Jangan dipikir presidennya nggak berani,” seloroh Jokowi.

Kejaksaan Agung hingga kini belum memastikan jadwal eksekusi para gembong narkoba termasuk anggota Bali Nine Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Namun dipastikan eksekusi dilakukan setelah perhelatan internasional peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA).

Jaksa Agung Prasetyo mengatakan pihaknya harus berhati-hati dalam melaksanakan eksekusi dengan memperhatikan proses hukum yang dijalani terpidana. Setelah tidak ada persoalan proses hukum baru akan dilakukan eksekusi.(yn/teropongsenayan)

Popular posts from this blog

Gagal Jadi Menteri Jokowi, Rieke Diah Pitaloka Kini Resmi Cerai dengan Suami

Dulu sempat tersiar kabar, Rieke Diah Pitaloka (Oneng) akan di jadikan menteri dalam kabinet kerja Jokowi. Isu yang berkembang - saat itu - adalah Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi Indonesia. Tapi dalam pengmuman kabinet kerja Jokowi, nama "Oneng" tak ada disebutkan. Yang terjadi, Politisi PDIP tersebut bukan saja gagal jadi menterinya Jokowi. Resmi bercerai dengan suami membuat Rieke juga gagal membangun mahligai rumah tangganya. Dilansir laman Detik (24/3), kabar mengejutkan datang dari artis sekaligus politikus Rieke Diah Pitaloka. Ia ternyata telah bercerai dengan sang suami, Donny Gahral Adian. Isu keretakan rumah tangga Rieke dan Donny memang sudah lama terdengar, bisa dibilang sejak pertengahan tahun lalu. Kabar tersebut ternyata bukan gosip belaka. Saat ini, keduanya sudah resmi bercerai. Hal itu dikonfirmasi oleh Humas Pengadilan Agama Depok, Jawa Barat, Suryadi. "Iya, benar (telah cerai)," ucap Suryadi kepada detikHOT lewat pesan singkat,

Alamak! Bentuk Tim Independen, Jokowi Bikin Konflik KPK vs Polri Makin Rumit

Aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat tim independen untuk memediasi konflik KPK dan Polri bukan memberikan solusi, tetapi menambah polemik dan masalah menjadi rumit. "Pembentukan tim independen bukanlah solusi tapi akan membuat polemik ini makin kusut dan berliku," tegas dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Masnur Marzuki, kepada wartawan, Selasa (27/1). Menurutnya, terdapat beberapa alasan tim independen tak dibutuhkan. Pertama, belum ada dasar hukum yang jelas pembentukan tim tersebut apakah keppres atau dasar hukum teknis lainnya. "Karena bila tidak dibekali dasar hukum yang jelas, tim tidak akan efektif bekerja menggali fakta dan memanggil para pihak," katanya. Kedua, Presiden seperti tidak belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa selama ini pengelolaan negara menjadi tidak efektif karena terlalu banyak tim yang nomenklaturnya tidak jelas dan justru tumpang tindih dengan lembaga atau institusi yang

Contact

Kritik, saran atau pemasangan iklan bisa dikirim ke email maidany@gmail.com. Tulis di subjek : Kritik, Saran atau Iklan. Terima Kasih Redaksi