Siti Aisyah saat ditanya para sahabat bagaimana akhlak Nabi Muhammad Saw, Aisyah menjawab singkat: Alhlak Rasulullah adalah Alquran. Rasulullah adalah Alquran yang berjalan, Beliau berdakwah 13 tahun untuk menegakkan tauhid dan akhlak, namun saat itu Nabi belum punya kekuasaan.
Setelah mendapatkan kekuasaan, syariat Islam bisa tegak secara sempurna. Dan dengan diterapkannya aturan Allah dan RasulNya, umat Islam menjadi manusia-manusia yang berakhlak mulia.
"Oleh karena itu, untuk membina akhlak bangsa kita harus kembali kepada Alquran, dan itu membutuhkan kekuatan. Sangat sulit membina akhlak bangsa jika umat Islam tidak berkuasa," ujar salah satu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH. Cholil Ridwan saat berceramah dalam acara Tabligh Akbar di Masjid Alumi IPB Bogor, Ahad (26/4/2015).
Ia mencontohkan kasus di Jakarta baru-baru ini, dengan adanya kasus pelacur dibunuh akhirnya membongkar prostitusi online. Namun Gubernur DKI memberikan solusinya malah dengan membuka lokalisasi.
"Inilah akibat kekuasaan tidak ditangan ulama ya begini jadinya. Akhlak bangsa itu tergantung siapa imamnya (pemimpinnya)," jelas Kyai Cholil.
Oleh karena itu, lanjut Kyai Cholil, jika kita ingin merubah akhlak bangsa ini kita harus punya kekuasaan. "Dari mulai RT, RW, Lurah sampai Presiden harus direbut jabatannya untuk menegakkan aturan syariah ditengah-tengah masyarakat," katanya.
"Dan pemimpin itu tidak cukup muslim, tapi harus mukmin dan mutaqin. Mereka yang benar-benar paham syariat Islam dan melaksanakannya," tambahnya.
Menurutnya, umat Islam tidak akan mendapatkan hasanah (kebaikan) jika kepemimpinan bukan ditangan orang mukmin dan sistemnya masih bukan Islam.
"Indonesia sudah surga tapi akan jadi surga betulan jika sistemnya menggunakan syariat Islam. Allah Swt berfirman; Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi," pungkas Kyai Cholil mengutip ayat Alquran surat Al A'raf ayat 96. [adhila/SuaraIslam]