Ide Ahok terkait lokalisasi prostitusi di Jakarta ternyata tidak mendapat sambutan yang baik oleh publik. Hal itu terlihat pada komentar-komentar para netizen di laman media sosial, baik twitter maupun Facebook. Ada yang menyebut cara berpikir Ahok sudah gawat dan harus di sadarkan.
Tapi ada juga yang "setuju" dengan ide Ahok soal lokalisai, asal keluarga Ahok juga di tempat di lokalisasi prostitusi tersebut. (Baca, Ide Ahok Soal Lokalisasi dan Sertifikasi PSK mendapat Ledekan)
Di awal, mantan Bupati Bangkalan Belitung itu sudah yakin bahwa idenya bakal di tolak masyarakat. Namun ia siap berdebat dengan pilihannya yang kontroversial tersebut.
"Itu kan hanya wacana. Kita tahu pasti ditolak. Tanpa izin DPRD enggak mungkin dilakukan. Makanya saya katakan itu hanya pilihan, kita bisa berdebat soal itu. Anda pingin sampah berserakan di mana-di mana atau Anda taruh di toilet," kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Senin (27/4/2015), dilansir Liputan6.
Kemudian, Ahok mencontohkan, sejumlah tempat prostitusi yang telah dibongkar seperti di Kramat Tunggak dan di Gang Dolly, Surabaya, Jawa Timur, malah menimbulkan makin menjamurnya praktik prostitusi. Khususnya di jalanan, bukan lagi di tempat prostitusi.
"Seperti Kramat Tunggak ditutup sama Bang Yos, lari ke mana? Jalan Raya Cilincing. Sekarang juga di Surabaya, kamu cari aja di pinggiran Surabaya," ucap Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu menjelaskan, wacana untuk melegalkan bisnis prostitusi merupakan cara yang lebih baik ketimbang membiarkan praktik itu hingga menjamur dan meresahkan masyarakat. Belum lagi, sambung Ahok, prostitusi sudah bisa teridentifikasi hanya dengan kasat mata.
Ahok menyebut pemerintah saat ini hanya menangkap para wanita penghibur di pinggiran jalan. Cara itu dinilainya tidak dapat menyelesaikan masalah prostitusi.
"Bagi saya membiarkan kemunafikan seperti ini, ini jauh lebih berbahaya. Lebih baik kita kenali siapa mereka, dia ada di mana, sehingga kita bisa kirim rohaniawan untuk mempertobatkan mereka. Kalau hanya melatih, ditangkap ke panti-panti, enggak bakal selesai," tukas Ahok. [sal/liputan6]