Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menyatakan akan tetap menghadiri undangan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) hari ini Selasa (21/04) untuk menyampaikan ultimatum kepada Presiden Joko Widodo.
Kepada SatuNusaNews melalui pesan BBM, Ketua Umum Pengurus Pusat KAMMI, Andriyana, ST mengkonfirmasi kehadiran KAMMI dalam diskusi terbatas yang diadakan oleh Wantimpres di kantor Wantimpres Jl Veteran III No. 2 Jakarta Pusat Selasa (21/04) siang.
Saat ditanyakan apakah kehadiran ini bisa diartikan sebagai sikap melunak KAMMI yang selama ini dikenal kritis pada pemerintah, Andriyana malah bertanya kembali “kenapa harus melunak? Memang dikasih pa bisa melunak?”
Andriyana menyampaikan kehadiran KAMMI adalah untuk menyampaikan langsung Ultimatum kepada Pemerintah.
Adapun bunyi ultimatum tersebut adalah;
(1) Menjalankan nawacita sesuai konstitusi dan cita-cita kemerdekaan Indonesia,
(2) Turunkan harga BBM & sembako dengan kembalikan hak subsidi rakyat, dan stabilkan nilai tukar rupiah,
(3) Tegakkan hukum yang bebas kepentingan politik,
(4) Batalkan bagi-bagi kursi jabatan,
(5) Lindungi hak pribumi dari kepentingan asing dan aseng. Bila hingga 20 Mei 2015 Presiden Jokowi tidak menjalankan lima tuntutan rakyat ini, maka presiden harus segera mundur !!!
Beliau menegaskan bahwa sikap ini bukanlah bentuk melunaknya KAMMI. “Takut amat ketemu penguasa. Bukankah salah satu keutamaan itu berbicara yang benar di depan penguasa yang zalim?” tegas Andriyana.
“Intinya, mau ketemu di jalan tau di istana sikap KAMMI tidak akan berubah sebelum 5 tuntutan rakyat ini dipenuhi,” tutupnya memastikan bahwa KAMMI tetap berjalan di jalur kritis kepada pemerintah. [satunusanews]