Ternyata masih ada pendukung Jokowi yang masih setia menemani dan memberikan dukungan dalam menjalankan pemerintahan ditengah perpecahan yang terjadi.
Seperti dikabarkan, bahwa ada sejumlah organisasi relawan pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla membentuk Sekretariat Bersama Partisipasi Indonesia, Kamis (29/1/2015). Sekber ini dibentuk untuk merespons situasi yang terjadi belakangan ini. Melalui pernyataan tertulis yang diterima Kompas.com, Sekber menyatakan bahwa kisruh politik hukum yang terjadi mereka nilai dilatari kepentingan politik partai yang berada di belakang Jokowi.
Oleh karena itu, para relawan kembali berkumpul untuk menyatakan dukungan agar Jokowi mampu mengatasi segara persoalan yang terjadi.
"Kami tidak akan biarkan Jokowi sendirian," demikian pernyataan Sekber relawan.
Ada tujuh organisasi relawan besar yang tergabung di dalamnya, yakni Projo, Seknas Jokowi, Duta Jokowi, Relawan Penggerak Jakarta Baru, Pusat Informasi Relawan, Jaringan Nasional Indonesia Baru, Jokowi Mania dan sejumlah gugus relawan lain yang tersebar di Indonesia.
Dukungan
Dukungan para relawan ini dituangkan dalam sejumlah pernyataan. Pertama, relawan menyatakan tetap solid mendukung penuh Presiden Joko Widodo. Kelompok relawan yang menarik dukungan dan menyalahkan Presiden mereka anggap bukan representasi dari relawan.
"Bahkan, kami tidak mengenal nama-nama organisasi atau tokoh relawan semasa kampanye pemenangan presiden, kecuali relawan "Salam Dua Jari" (Abdee Slank dan kawan-kawan)," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Para relawan ini menyatakan masih memercayai bahwa Jokowi akan memenuhi janji yang diucapkannya saat kampanye Pemilihan Presiden lalu. Dalam 100 hari pertama, pemerintahan Jokowi-JK dinilai masih melakukan pembenahan sistem.
Ketiga, erkait kisruh antara KPK dan Polri, para relawan mengapresiasi langkah yang diambil Jokowi dengan membentuk tim independen. Mereka menilai, tokoh-tokoh yang dipilih Jokowi kredibel dan independen untuk membantu memberikan masukan untuk mencari jalan keluar atas konflik yang terjadi.
Keempat, relawan mendorong Presiden Jokowi untuk mengevaluasi kinerja kabinet demi terwujudnya 'Nawa Cita'. Menurut relawan, kinerja pembantu presiden adalah kunci bagi suksesnya program pemerintah. Relawan pun meminta para menteri fokus bekerja dan tidak terpengaruh kisruh politik di Indonesia.
Kelima, relawan mendukung sikap mandiri presiden untuk menolak tekanan atau intervensi dari kekuatan politik di belakangnya dengan cara-cara santun dan rendah hati.
"Kami tahu, tegas tidak berarti sok kuasa dan unjuk kekuatan. Kami selalu siap berada di belakang presiden jika ada kekuatan mana pun yang berusaha menekan presiden dengan berbagai cara agar presiden melenceng dari Nawa Cita," demikian pernyataan relawan.
Terakhir, para relawan mendorong presiden untuk menguatkan partisipasi publik dalam menjalankan pembangunan nasional. Mereka yakin, ruang yang luas bagi partisipasi publik dapat membawa dampak positif, yakni tercapainya Nawa Cita.
Dalam waktu yang bersamaan, di laman media sosial dengan singkat netizen berikan komentar, "kok belum sadar2 juga ya..?," tulis Andang Satria Siregar.
Sedang netizen yang bernama Pardamean Siagian menuliskan, "proyek lagi" disalah satu grup laman Facebook.