Sebenarnya wajar jika para politisi PDI Perjuangan (PDIP) banyak yang kecewa dengan porsi partai Nasdem yang mendapat banyak kursi di kebinet kerja Jokowi. Namun tidak semua berani memprotesnya. Dari sekian banyak kader PDIP yang kritis, cuma Effendi Simbolon yang secara terang-terangan sampaikan kekecewaannya kepada partai Nasdem di depan publik.
Seperti dilansir laman Beritajatim, bahwa PDI Perjuangan (PDIP) sebagai partai pengusung Jokowo merasa kecewa soal penyusunan kabinet pemerintahan.
Sebab, sebagai partai pemenang pemilu, PDIP tak cukup mendapat porsi dalam struktur kabinet di pemerintahan Jokowi.
Politikus PDIP, Effendi Simbolon mendorong agar Jokowi segera melakukan resuffle kabinet. Menurutnya, komposisi menteri dari PDIP harus secara mayoritas.
"Seyogyanya ini kan kabinet PDIP. Maka masterplain PDIP yang harusnya diimplementasikan," kata Effendi, usai diskusi publiki bertajuk "Evaluasi 100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK", di Jakarta, Senin (26/1/2015).
Sebab, kata Effendi, komposisi Kabinet Kerja justru didominasi oleh Partai NasDem. Hal tersebut yang berdampak pada kekacauan yang terjadi saat ini, dimana-mana terjadi protes atas kinerja kabinet.
"Secara politik saya kecewa. Ini kabinet apa. Jangan cuma NasDem yang dapat melulu," tegasnya.
Kata Effendi, sudah menjadi kewajaran jika PDIP mendominasi dari jumlah kursi di kabinet pemerintahan Jokowi. Karena dengan demikian, cita-cita dari PDIP yang dirancang sangat baik untuk membuat perubahan pada bangsa ini bisa terealisasi.
"Kalau separuh emang siapa yang larang. 20 orang juga enggak apa-apa. Misal dengan sisa yang ada, Gubernur BI ditaruh orang PDIP, jangan posisi Jaksa Agung malah dikasih ke orang Surya Paloh," tandasnya.
Selain itu, Effendi juga pernah mengeluarkan pernyataan bahwa presiden Jokowi tidak lama lagi akan lengser (Baca,disini )[beritajatim/pekanews]