Wakil Presiden Jusuf Kalla terlihat tiarap menghadapi kasus-kasus krusial yang belakangan ini terjadi, termasuk perseteruan KPK dan Polri.
Padahal saat ia menjadi wakil dari Presiden SBY semasa Kabinet Indonesia Bersatu I, tokoh yang akrab disapa JK itu aktif.
Menurut pengamat politik, Gun Gun Heryanto, JK memang sedang membatasi diri untuk berbicara banyak.
"JK lagi ngerem. Padahal kalau di zaman SBY kalau ada kasus krusial dia bicara lantang sebagai problem solver. Slogan lebih cepat lebih baik JK tidak bisa dimunculkan lagi oleh dirinya," kata Gun Gun dalam diskusi 100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK di Jakarta (Rabu, 28/1).
Posisi JK, kata Gun Gun sedang wait and see. JK sadar betul jika posisinya tak sebesar di zaman SBY, dimana dia menjabat Ketua Umum Partai Golkar.
"JK tak punya kendaraan politik, tidak powerfull seperti (saat dia memimpin) Golkar di zaman SBY. Walaupun JK pasti usaha untuk ambil pengaruh itu di Golkar," kata Gun Gun.
Makanya, kata Gun Gun teori yang mengatakan JK akan ambil alih kursi RI 1 dari Jokowi terlalu tidak masuk akal. Pasalnya saat ini, JK juga sedang disorot soal superioritasnya terhadap SBY di kabinet 2004-2009 silam.
"Dia sedang dipelototi PDIP dan publik soal rekam jejaknya yang menguasai SBY dulu. Jadi terlalu prematur kalau bilang JK akan ambil alih kursi Jokowi," demikian Gun Gun.
Sebelumnya sempat beredar kabar bahwa, ada isu terkait peluang Jusuf Kalla akan menjadi presiden jika Jokowi di makzulkan oleh DPR. (Baca, Isu JK for President Mencuat) [rmol/pekanews]