Skip to main content

Ketua MPR Zulkifli Hasan: Presiden Sudah Bagus di 100 Hari Pertama


Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menilai 100 hari pertama pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sudah baik.

"Presiden sudah bekerja keras. Tentu 100 hari tidak cukup," kata Zulkifli Hasan dalam Silaturrahmi Kebangsaan dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Papua di Kantor Gubernur Papua, Jalan Soa Siu Dok II, Jayapura, Papua (Selasa, 27/1).

"Nanti kita lihat lebih lanjut. Sekarang ini apa yang dilakukan sudah bagus," tambah Zulkifli.

Hanya saja kata dia, yang perlu ditangani saat ini adalah polemik antara lembaga Polri dengan KPK.

"Saya berharap ini segera bisa diselesaikan, agar KPK kita perkuat, demikian juga Polri," ungkapnya. (Baca, Partai Demokrat: Apa Prestasi 100 Hari Jokowi?

Zulkifli juga mendukung langkah Presiden Jokowi yang membentuk tim independen untuk menyelesaikan permasalahan di internal Polri dan KPK.

Dengan demikian, tambah politisi PAN ini, apabila Polri dan KPK sudah damai, dua lembaga penegakan humum itu bisa melanjutkan pekerjaannya masing-masing dengan baik.

Jelang 100 Hari, 'Kabinet Kerja' Nothing Special

Pendapat berbeda terjadi soal kinerja menjelang 100 hari pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dan "Kabinet Kerja" dinilai tak ada yang spesial. Hal ini berdasarkan pada penelitian yang dilakukan Indexpolitica.

Penelitian itu dilakukan terhadap seorang menteri dan kementriannya di capture sejak Kabinet kerja dilantik sampai dengan sekarang. Data tersebut kemudian dianalisa dengan metode Statistik kuantitatif sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan sementara.

"Secara umum kinerja menteri menteri Jokowi biasa saja Sebagian besar masih berkumpul di sekitar titik nol artinya Nothing Special," kata Denny Charter Direktur Eksekutif Indexpolitica saat memaparkan hasil penelitiannya, Jakarta, Selasa (27/1/2015).

Menurut Denny, penyebabnya karena beberapa statmen Menteri Kabinet Kerja yang cenderung blunder. Diantaranya, Tedjo Edhie selaku Menkopolhukam. Dimana Statmen Tedjo terkait memanasnya hubungan KPK-Polri, Tedjo malah mengeluarkan statmen yang blunder.

"Selain itu, Thahjo Kumolo, dan Rini Soemarno. Ketiga menteri itu memeliki sentiment negative oleh Netizen," ujar Denny.

Meski demikian, kata Denny, ada beberapa kementerian yang menopang pemeringtahan Jokowi-JK. Adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dikomandai Susi Pudjiastuti dinilai memberikan citra yang baik buat pemerintahan Jokowi-JK.

Sebab, beberapa kebijakan Susi yang dinilai kontrovesial oleh publik. Dimana, Susi mengeluarkan kebijakan untuk menenggelamkan dan mengebom kapal asing yang mencuri ikan di laut Indonesia. Kebijakan itulah yang dinilai pro dengan rakyat kecil.

"Kebijakan dari Menteri Susi yang kontroversi sepertinya memuaskan Netizen seperti ketegasan menegelamkan kapal pencuri ikan. Selanjutnya ada Menteri Desa Marwan Jafar diperingkat kedua yang juga mendapat sentiment cenderung positif oleh Netizen.

Dalam penelitiannya, Indexpolitica mengukur angka kepuasan terhadap pemerintahan Jokowi -JK dengan menggunakan media sosial. Metode yang digunakan adalah dengan mengcapture semua pembicaraan di Social. Setidaknya, Denny meyakini, hasil monitoring dari indexpolitica ini bisa menjadi Second Hand Opinion terhadap kinerja Kabinet kerja Jokowi. [rmol/inilah/pekanews]

Popular posts from this blog

Heboh, Foto Oknum Polisi Diduga Sedang Bagi Uang Hasil "Petak Umpet"

Foto dua orang oknum anggota polisi sibuk menghitung uang membuat heboh situs media sosial Facebook. Foto yang diposting pemilik akun Facebook Adm Motivasi itu ditautkan ke akun fanpage JOKOWI PRESIDEN KU dengan judul "Ayo Lagi Ngapain?" ini ternyata mendapat respon dari netizen lainnya. Foto hasil jepretan sembunyi-sembunyi (hidden camera) memperlihatkan dua orang polisi seperti memegang berlembar-lembar kertas warna merah seperti bentuk uang Rp 100 ribu. Tentunya berbagai komentar positif dan komentar negatif. Hingga kini foto tersebut mendapat 606 komentar serta like 1.288 orang. Berikut komentar di akun facebook: Harry Setiawan Rph: Kalau yg begini mah bkn fitnah. Hampir rata2 pengguna jalan raya mengalami,kalau yg namanya ketemu yg begini (POLISI). M Ridone: Ada ada saja tapi lucu..kan gk tau itu dwit apa berpikir positip sajalah. etiawan Jayadireja: Yang pasti takut ketahuan istrinya, di umpetin dikit? Ronymeong Rony: itung itung balikin modal dulu bro...

Usai Keluarkan Perpres Soal Kenaikan DP Mobil Pejabat, Nah Lho..Jokowi Bingung!

"Plin Plan pakdhe nih," tulis akun @ebritino  di Twitter terkait sikap Jokowi yang sepertinya kebingungan usai keluarkan Perpres No 39/2015. Ada pun Perpres tersebut mengatur soal kenaikan uang muka (DP) kendaraan mobil pejabat dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Sikap 'plin plan' Jokowi ini apa karena ada banyak protes dari publik atau ada faktor lain memang belum ada klarifikasi dari pihak Istana. Yang ada hanyalah Jokowi sebut akan mengecek ulang Perpres No 39/2015 tersebut. Dikutip laman Detik (5/4) , bahwa Presiden Jokowi berjanji akan mengecek Perpres yang berisi kenaikan nilai uang muka pembelian mobil pejabat negara. Selain itu dirinya juga mengakui bahwa kebijakan itu tidak tepat dilakukan saat ini. "Saat ini bukan saat yang baik. Pertama karena kondisi ekonomi, kedua sisi keadilan, ketiga sisi (penghematan) BBM," tutur Jokowi setelah mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dari kampung halamannya di Solo, Minggu (5/4

Awasi! Putri Indonesia 2015 "Ber-Palu Arit", PKI Sebarkan Racun Komunis di Kalangan Muda

Foto konyol Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri yang berpose memakai kaos bergambar simbol komunis ‘Palu Arit’, mengindikasikan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang menyebarkan ideologinya kepada kalangan anak muda. Pendapat itu disampaikan Pimpinan Taruna Muslim, Alfian Tanjung, kepada intelijen (23/02). “Saat ini komunis Indonesia sedang menyebarkan ideologi di kalangan anak muda. Putri Indonesia 2015 bisa menjadi simbol untuk menarik kalangan muda,” tegas Alfian Tanjung. Kata Alfian, PKI sudah menyusupkan beberapa kadernya di partai politik. “Lihat saja kader mereka yang ada di partai politik dan DPR. Di PDIP ada Ribka Tjiptaning yang bangga menjadi anak PKI. Padahal PKI itu organisasi yang dilarang di Indonesia,” papar Alfian. Alfian mengingatkan, dalam kondisi bangsa Indonesia yang tidak jelas seperti ini, komunis sangat mudah masuk di kalangan generasi muda maupun rakyat. “Komunis itu pandai mempengaruhi orang. Jargon-jargon menguasai tanah milik negara,